Inflasi level produsen kembali naik, melengkapi inflasi tinggi konsumen CPI Mei (1,0% MoM; 8,6% YoY). Data menunjukkan PPI Final Demand AS Mei catatkan inflasi 0,8% MoM (Vs. Apr. 0,4% MoM) dan 10,8% YoY (Vs. Apr. 10,9% YoY), seiring kenaikan harga sejumlah bahan bakar untuk proses produksi. Kombinasi PPI dan CPI tinggi dapat memaksa the Fed menaikkan FFR Juni sebesar +75 bps (Vs. Cons. +50 bps). Bursa saham Wall Street ditutup mixed dengan yield tenor pendek UST2Y, yang lebih sensitif pada kenaikan FFR, menyentuh level 3,45% atau yield tertinggi sejak tahun 2007.

Trade balance Mei mengecil, diproyeksikan hanya surplus USD 3,5 miliar (Vs. Apr. USD 7,6 miliar), seiring larangan ekspor CPO periode tersebut. Hal ini tercermin dari Cadev Mei senilai USD 135,6 miliar, penurunan tiga bulan berturut-turut. Penurunan Cadev membatasi ruang gerak BI, di tengah depresiasi rupiah yang sempat menyentuh level IDR 14.700. Depresiasi rupiah membuat barang impor lebih mahal, memberikan dampak kenaikan harga barang konsumsi, yang kemudian menambah tekanan pada inflasi domestik. NHKSI Research memproyeksikan IHSG bergerak upward hari ini, dengan kisaran 6.950-7.150.

Download full report HERE.