Quarterly Results dua bank besar AS di bawah ekspektasi, membuat Wall Street sempat tertekan hampir 2% awal perdagangan. Ekspektasi laba meleset, setelah Perbankan menaikkan Loan Loss Provision mengantisipasi NPL 2Q22. Investor juga merespon negatif inflasi level produsen yang melampaui ekspektasi, PPI Final Demand AS Juni naik menjadi 1,1% MoM (Surv. 0,8% MoM) dan 11,3% YoY (Surv. 10,7% YoY). Perbankan tengah menghadapi inflasi tinggi yang mengkhawatirkan masyarakat, dan ekonomi Soft Landing dengan tendensi kearah Hard Landing. Tekanan mereda setelah saham teknologi mendorong penguatan Nasdaq, dan pernyataan Gubernur Fed Christopher Waller yang mendukung kenaikan FFR hanya 75 Bps, dibanding 100 Bps pada akhir Juli mendatang.

Ekspektasi kenaikan surplus Trade Balance dan pertumbuhan ekspor menjadi katalis positif, mendorong Technical Rebound IHSG menguat 49 poin ke level 6.690. Trade Balance Indonesia Juni diproyeksikan surplus +USD3,5Miliar (Vs. Mei +USD2,9Miliar); Ekspor Juni diproyeksikan tumbuh +30,3% YoY (Vs. Mei +27% YoY), seiring nilai tukar rupiah stabil terdepresiasi di kisaran level IDR15.000/USD. Di sisi lain, investor tetap mencermati investor asing yang kembali catatkan net sell, dan perkembangan isu BI 7DRRR Juli yang berdasarkan survei data Bloomberg tetap bertahan di level 3,50%. Adapun Industrial pimpin penguatan sektoral, atau naik lebih dari 2%. NHKSI Research memproyeksikan IHSG bergerak upward dengan kisaran 6.600-6.800.

Download full report HERE.