S&P500 dan Nasdaq ditutup naik pada perdagangan Senin (14/08/23) didukung oleh melonjaknya saham pembuat chip Nvidia terdorong oleh nota bullish dari Morgan Stanley, memimpin penguatan di antara saham-saham berkapitalisasi mega. Saham Nvidia mantap naik 7.1% merupakan persentase kenaikan terbesar sejak 25 Mei, ditopang oleh sentimen menanjaknya penjualan sebesar 24% akan menempatkan potensi artificial intelligence perusahaan ke arah yang signifikan. Rally pada saham pembuat chip ini mendukung indeks teknologi informasi naik 1.85%, membuatnya menjadi sektor indeks S&P500 terkuat pada perdagangan kemarin. Sentimen positif melingkupi sektor ini dan turut mendongkrak kenaikan harga saham-saham teknologi lainnya. Market juga akan lebih fokus di pekan ini dengan laporan kinerja kuartalan lanjutan dari para emiten retail termasuk Walmart & Target. Data ekonomi yang material dinantikan pelaku pasar adalah Retail Sales (Juli) yang sedianya dirilis nanti malam sekitar jam 19:30 WIB akan menjelaskan ekspektasi arah kebijakan suku bunga AS ke depannya. Para trader sudah memperhitungkan 89% kemungkinan The Fed akan pertahankan suku bunga tetap di posisi saat ini pada FOMC Meeting bulan September mendatang, seperti dikutip dari CME Group FedWatch tool. Adapun report terakhir Goldman Sachs memprediksikan bahwa Federal Reserve akan mulai memangkas suku bunga di kuartal kedua 2024. Dari benua Eropa, Inggris akan mengumumkan sederet data ketenagakerjaan seperti laporan angka pengangguran di bulan Juli alias Claimant Count Change, Employment Change (Juni), Labour Productivity, dan Unemployment Rate (Juni). Jerman juga akan menjelaskan kondisi terkini dunia usaha serta sentimen ekonomi 6 bulan ke depan melalui penilaian penting dari German ZEW Current Conditions & Economic Sentiment (Agustus); disusul Zona Euro yang juga akan mempublikasikan report serupa yaitu ZEW Economic Sentiment (Agustus), sebelum merilis prediksi ekonomi Uni Eropa pada sore menjelang malam. Dari benua Asia, pagi ini Jepang telah melaporkan pertumbuhan ekonomi mereka di kuartal 2 / 2023 yang meroket ke level 6% yoy, dibanding 3.7% kuartal sebelumnya ; didukung oleh meningkatnya permintaan dari pihak eksternal, mengalahkan lemahnya konsumsi pribadi dalam negeri. Segera setelah ini, Korea Selatan akan mengumumkan Trade Balance (Juli) dan performa faktor-faktor pendukungnya seperti Ekspor & Impor. Lebih lanjut hari ini, para investor / trader akan memantau Industrial Production dari China untuk bulan Juli serta Retail Sales (Juli) dan Chinese Unemployment Rate yang mana semua data di atas diperkirakan akan alami peningkatan dari bulan sebelumnya. Indonesia pun tak mau kalah akan unjuk gigi hari ini dengan sejumlah data ekonomi seperti Retail Sales, Trade Balance (Juli) yang diestimasi bertengger di sekitrar angka USD 2.53 miliar (lebih rendah dari bulan sebelumnya USD 3.46 miliar), seraya menelaah pertumbuhan Ekspor & Impor di bulan Juli.

IHSG mampu tambahkan 30 points/+0.27% ke posisi penutupan kemarin di angka 6861.08, di tengah-tengah melemahnya nilai tukar Rupiah atas USD ke level IDR 15.323/USD. Adapun bursa Asia & Eropa kemarin menunjukkan arah perdagangan yang beragam : antara menyikapi sentimen optimis terkait harapan suku bunga AS telah mendekati puncaknya ; dan kekhawatiran akan munculnya kembali tanda-tanda meresahkan pada pasar properti China. Harga Minyak mentah dunia pun mundur akibat tertekan oleh menguatnya US Dollar akibat adanya tanda-tanda Inflasi AS mulai picking up lagi, ditambah prospek pertumbuhan ekonomi China yang masih lesu saja. Sedangkan Emas global diperdagangkan dalam sesi yang cukup volatil menjelang rilis Notulen Rapat FOMC Meeting dari Federal Reserve ; membuat futures Emas & Perak drop pada sesi awal perdagangan Senin kemarin. Futures Kelapa sawit Malaysia juga anjlok untuk 3 sesi berturut-turut, mengikuti penurunan pada harga sawit Dalian, namun berhasil ditutup di atas Support berkat outlook meningkatnya ekspor.

Download full report HERE.