S&P500 dan Nasdaq berhasil meraih titik tertinggi mereka dalam 52 minggu pada perdagangan Selasa (13/06/23) seiring data Inflasi AS (Mei) dirilis melandai ke level terendah dalam setahunan ini, semakin mendukung pemikiran bahwa bank sentral AS akan menahan suku bunga tetap di tempat pada keputusan rapat mereka nanti malam (sekitar hari Kamis jam 01.00 dini hari WIB). Departemen Ketenagakerjaan AS melaporkan Consumer Price Index (CPI) naik 0.1% mom pada bulan Mei, dibanding 0.4% pada April (merupakan penurunan 11 bulan berturut-turut); sementara Inflasi Inti tak bergeming pada 0.4% mom. Secara tahunan, Inflasi naik 4% yoy, sukses lebih rendah dari periode sebelumnya di tingkat 4.9%. Dengan demikian, para trader mem-price in kemungkinan Federal Reserve akan menahan Fed Fund Rate pada level 5-5.25% bertambah menjadi 95%, dibanding 81% sehari sebelumnya. Demikian juga kemungkinan kenaikan suku bunga di bulan Juli, bertambah menjadi 60% dari 50% pada sehari sebelumnya. Sementara itu, Sektor Bahan Baku memimpin penguatan di pasar didukung oleh naiknya harga komoditas termasuk logam berkat sentimen dari China yang memotong suku bunga mereka demi mendongkrak kebangkitan ekonomi China pasca pandemi. Sektor Energi juga terimbas optimisme berkat langkah akomodatif atas ekonomi global dari Bank of China tersebut. Benua Eropa juga melaporkan tingkat Inflasi yang aman terkendali, terbukti dari German CPI (Mei) hadir di angka 6.1% yoy, sukses melandai dari bulan April di angka 7.2%. Adapun Jerman dan Zona Euro memandang sentimen
ekonomi pada bulan Juni ini sedikit lebih optimis. Pun di Inggris, pasar tenaga kerja terlihat masih memanas dengan data pertumbuhan tingkat upah masih dalam trend naik dan klaim pengangguran malah menurun. Tak pelak Inggris juga melaporkan adanya pertambahan tenaga kerja baru jauh di atas ekspektasi pada bulan April sebesar 250 ribu (vs forecast 150 ribu, vs previous 182 ribu). Siang nanti akan dinantikan data GDP Inggris untuk bulan April, demikian juga Industrial Production, Manufacturing Production, dan Trade Balance mereka. Pada malam harinya, dunia akan perhatikan satu data penting lagi dari AS sebelum turunnya keputusan FOMC Meeting yaitu PPI (Mei) alias Inflasi di tingkat produsen yang diharapkan juga sama-sama bisa menjinak.

IHSG ditutup melemah tipis namun masih di atas batas aman 6700 menjelang data Trade Balance dan keputusan FOMC Meeting di pekan ini; diikuti oleh Foreign Net Sell senilai IDR 115.33 milyar, menambah banyak keluarnya asing dari saham Indonesia menjadi IDR 1.79 triliun di pekan ini saja. Namun demikian minat beli asing secara bulanan dan YTD masih positif masing-masing di posisi IDR 2.65 triliun dan IDR 19.73 triliun. Indonesia melaporkan peningkatan Penjualan Retail 1.5% yoy di bulan April, melambat dari 4.9% bulan sebelumnya; merupakan perlambatan di bulan ketiga berturut-turut seiring melemahnya konsumsi akibat tingginya biaya. Dengan pertimbangan sentimen market di atas, NHKSI RESEARCH berharap kondisi bullish masih bisa dipertahankan, walau mungkin penembusan level Resistance krusial 6735-6765 harus menunggu keputusan FOMC Meeting dini hari nanti (besok pagi baru diketahui kebanyakan pelaku pasar); menyebabkan kami harus merekomendasikan untuk Wait & See apabila hendak menambah posisi portfolio.

Download full report HERE.