Today’s Outlook:
• Indeks utama Wall Street kembali ditutup menguat pada perdagangan Rabu (11/10/23), di mana terjadinya volatilitas tinggi setelah dirilisnya notulen FOMC meeting bulan September lalu yang jelas memancar kehati-hatian para pembuat kebijakan dalam melanjutkan trend naik suku bunga. Hal ini semakin menambah keyakinan para investor bahwa suku bunga akan ditahan, setidaknya untuk rapat bank sentral AS bulan November nanti. Pada notulen meeting tersebut, para pejabat Federal Reserve menekankan adanya ketidakpastian sekitar kondisi ekonomi, harga minyak, dan pasar keuangan sebagai bahan pertimbangan untuk kelanjutan kebijakan moneter yang sudah berjalan. Pada FOMC Meeting 19-20 September lalu, kebanyakan dari mereka tampaknya setuju jika diperlukan satu lagi kenaikan suku bunga pada akhir tahun 2023 ini, namun kenyataannya banyak hal telah terjadi dari tanggal meeting tersebut sampai saat ini; sehingga belakangan ini para pejabat The Fed lebih bernada dovish. Sementara itu, semua mata tengah menunggu hasil Inflasi konsumen (CPI) AS untuk bulan September. Data PPI telah dirilis dengan kenaikan lebih tinggi dari ekspektasi (secara bulanan: 0.5% mom vs 0.3% forecast; secara tahunan: 2.2% yoy vs 1.6% forecast) akibat naiknya harga energi, namun kenaikan Core PPI lebih moderat. Berita ini mendongkrak sektor-sektor yang sensitif terhadap suku bunga, yaitu Real-Estate dan Utilities, yang memimpin penguatan pasar  saham AS seiring turunnya yield US Treasury. Sementara itu, sektor Energy justru terhempas 1.4% akibat jatuhnya harga saham Exxon Mobil setelah diberitakan kalau mereka akan mengakuisisi Pioneer Natural Resources dalam deal sebesar USD59,5 miliar. Pelemahan sektor energi juga terkait dengan rilisnya data AS API Weekly Crude Oil Stock untuk minggu yang berakhir 6 Oktober, dimana pasokan minyak ada sebanyak hampir 13 juta barrel. Ini jauh di atas perkiraan pasar (13 juta vs 1,3 juta barrel). Pasokan tinggi juga terjadi pada persediaan bensin AS selama 2 minggu berturut-turut.
• DATA EKONOMI AS: selain Indeks Harga Konsumen (CPI) yang akan keluar malam ini di jam 19.30 WIB, data Initial Jobless Claims juga kembali jadi sorotan, dengan pasar memprediksikan klaim pengangguran meningkat tipis dari 207 ribu pekan sebelumnya menjadi 210 ribu. Data US Crude Oil Inventories juga akan kembali memegang peran penting dalam menentukan arah harga komoditas krusial tersebut.
• MARKET EROPA: Bicara mengenai CPI, Jerman telah melaporkan CPI (Sept.) di tingkat 4.5% yoy, sesuai dengan ekspektasi dan sukses melandai dari bulan sebelumnya pada 6.1%. Selanjutnya Inggris akan merilis GDP (Agus.), Industrial & Manufacturing Production (Agus.), serta Trade Balance (Agus.). Adapun salah satu pejabat European Central Bank (ECB) berpidato pada pertemuan IMF di Morocco bahwa agak terlalu awal untuk mendeklarasikan kemenangan atas penanganan Inflasi, berhubung adanya perubahan kondisi ekonomi di wilayah Euro-zone. Pejabat ECB menggarisbawahi perlunya kesabaran untuk memantau keadaan dunia lebih lanjut, dan pentingnya memperhatikan data Pertumbuhan Upah pada awal tahun depan untuk lebih memahami ke mana arah Inflasi di benua Eropa.
• MARKET ASIA: Setelah laporan penjualan Sepeda Motor yang kurang memuaskan, penjualan Mobil di Indonesia pun tampak anjlok -20.1% (Sept.) untuk 4 bulan berturut-turut dan hampir menyamai level terendah di tahun ini pada bulan Mei yang merosot -28.8%. Korea Selatan laporkan posisi Current Account (Agus.) yang meningkat dari bulan sebelumnya. Di sisi lain, penurunan Machine Tool Orders dari Jepang terdeteksi mulai melambat. Jepang baru saja merilis data PPI (Sept.) di bawah perkiraan (2.0% yoy vs 2.3% forecast), pun lebih rendah dari bulan sebelumnya 3.3%. Siang hari ini para pelaku pasar menantikan data New Loans dari China yang diharapkan semakin meningkat menjadi CNY2.5 miliar dari posisi sebelumnya CNY1.36 miliar, yang akan menjelaskan ekonomi China bergulir ke arah yang lebih bersemangat.
• IHSG kembali lakukan percobaan menembus level Resistance kritikal 6950 agar membebaskan jalan menuju teritori 7000-an lagi namun sayang masih terhalang sebuah MA20. Kesuksesan menembus MA10 & MA50 pada 2 hari terakhir patut dilihat bahwa kekuatan beli semakin kuat walau asing masih Net Sell IDR887.9 miliar selama sepekan terakhir. NHKSI RESEARCH tetap menyarankan agar para investor/trader menggunakan kesempatan trading dengan kehati-hatian apalagi menjelang data penting Inflasi AS yang akan buat pasar saham bervolatilitas tinggi.

Company News
• TINS : Habiskan Biaya Eksplorasi IDR39,13 Miliar
• BNGA : Helat RUPSLB Kedua 19 Oktober 2023
• BBNI : Penyaluran Kredit Berorientasi Ekspor Capai IDR28,53 T

Domestic & Global News
• Indonesia Mau Impor Gula 125.000 Ton, Petani Tebu Ingatkan Hal Ini
• Harga Tembaga Menguat karena Penurunan Yield Obligasi AS dan Ada Harapan dari China

Download full report HERE.