Today’s Outlook:
• Dow Jones kembali ditutup melemah pada perdagangan Kamis (09/11/23) dipicu oleh komentar Federal Reserve Chairman Jerome Powell yang menyatakan bahwa bank sentral belum siap untuk mengakhiri trend naik suku bunga mereka untuk membawa Inflasi ke target 2%. Dengan demikian pernyataan tersebut menghentikan rentetan kenaikan S&P500 dan Nasdaq selama 8 dan 9 hari terakhir, di mana kali ini Nasdaq memimpin penurunan sebesar 0.9%. PImpinan Federal Reserve tersebut juga mengatakan bahwa jika ke depannya terbukti perlu untuk kembali naikkan suku bunga, bank sentral tidak akan ragu untuk melaksanakannya. Tentunya hal ini jadi agak menggeser harapan pelaku pasar akan pemotongan suku bunga pertama ke bulan Juni 2024, dibanding perkiraan awal pada Mei 2024. Di sisi lain, yield US Treasury bergerak ke teritori positif, di mana yield tenor 2 tahun naik sekitar 12 bps ke 4.64%. Sementara itu yield tenor 30 tahun juga menguat 12 bps setelah lelang sebesar USD24 miliar ternyata tidak diserap pasar sesuai ekspektasi. Lelang menghasilkan yield 4.769%, 5.3 bps lebih tinggi dari kondisi sebelum lelang pada 4.716%; menjelaskan permintaan yang lemah.
• DATA EKONOMI AS: Initial Jobless Claims melaporkan adanya 217 ribu klaim pengangguran baru di minggu terakhir, lebih tinggi dari forecast 215 ribu walau agak sedikit turun dari pekan sebelumnya 220 ribu. Hari ini akan dinantikan pandangan dari Univ.of Michigan mengenai sentimen konsumen dan ekspektasi Inflasi di bulan November.
• MARKET ASIA & EROPA: China laporkan data ekonomi penting yang disorot seluruh dunia yaitu Inflasi (Okt.) yang ternyata kembali terjerumus ke wilayah deflasi, rilis di angka -0.2% yoy, malah deflasi ini lebih besar dari perkiraan -0.1%. Inflasi di sektor produsen atau PPI (Okt.) pun masih berkutat di angka minus 2.6%, semakin membesar dari deflasi -2.5% di bulan sebelumnya. Hal ini semakin menegaskan bahwa perbaikan ekonomi China pasca-Covid memang masih berjalan di jalur lambat. Tak heran data New Loans terbaru diperkirakan anjlok ke angka CNY 650 miliar, dari CNY 2310 miliar sebelumnya. Di sisi lain, Retail Sales Indonesia untuk bulan September terbukti meningkat 1.5% yoy, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 1.1%.
• Hari ini akan dinantikan angka GDP 3Q23 untuk Inggris di mana diperkirakan kuartal 3 akan mampu hasilkan pertumbuhan 0.5% yoy, turun dari kuartal sebelumnya 0.6%, dengan demikian menjelaskan pertumbuhan kuartalan minus 0.1% qoq. Lebih lanjut siang harinya, laporan Industrial Production (Sept.) dan Manufacturing Production (Sept.), serta Trade Balance (Sept.) Inggris juga akan jadi sorotan pelaku pasar Eropa.
• KOMODITAS: Harga Minyak menguat pada perdagangan Kamis, berusaha untuk bangkit dari titik terendah 3 bulan, di tengah kekhawatiran melemahnya permintaan dari China dan AS yang merupakan dua negara ekonomi terbesar di dunia. Technical rebound ini cukup wajar mengingat terjadi di area Support 75.0-74.8, pun ketika indicator RSI memasuki wilayah Oversold. Namun limited downside potential ini butuh lebih dari sekedar Support semata untuk bisa membuatnya rebound kembali setidaknya menuju Resistance pertama yaitu MA10 di harga USD 79.12/barrel.
• IHSG: kembali tampilkan usaha naik ke atas MA20, menjadikannya Support terdekat saat ini. Fokus di penghujung pekan ini adalah mengalah area Resistance krusial 6870-6900 agar membebaskan IHSG dari trend turun jangka pendek ini; seraya mempertahankan area Support 6810-6780. NHKSI RESEARCH menyarankan para investor/trader untuk menunggu penembusan Resistance yang solid sebelum memutuskan untuk Average Up, dikarenakan animo pasar biasanya cenderung agak ragu-ragu di penghujung minggu apalagi dengan kurangnya sentimen market regional yang kondusif.
Company News
• ELSA: Tingkatkan Kapasitas melalui Investasi dan Belanja Modal
• PGAS: Umumkan Force Majeur Pada Kontrak LNG ke Singapura
• CPIN: Laba Terpangkas 16 Persen
Domestic & Global News
• Perusahaan Korsel Minat Investasi Kendaraan Listrik di RI
• Pasokan Brasil Tak Pasti, China Borong Kedelai dari AS
Download full report HERE.