Ketiga indeks Wall Street ditutup bearish antara 1.7%-2.1% terpukul saham-saham bank dan gugupnya market menjelang laporan tenaga kerja Jumat ini, sementara yield obligasi negara mulai mundur menyikapi data Initial Jobless Claims naik 11% ke angka 211 ribu, lebih tinggi dari perkiraan & minggu sebelumnya; merupakan level tertinggi 5 bulan. Perkembangan terakhir tersebut sedikit membawa kelegaan bahwa kebijakan moneter yang ketat dari Federal Reserve mulai membuahkan hasil; membuat US Dollar pullback dari level tertinggi 3 bulan dan harga emas menanjak. Data US Nonfarm Payroll yang ditunggu-tunggu para pelaku pasar nanti malam sekitar jam 20.30 WIB diharapkan akan menelurkan angka pertambahan tenaga kerja AS di bulan Feb. sebesar 205 ribu, turun jauh dari laporan bulan Januari yang meledak di 517 ribu. Di saat yang sama, Unemployment Rate (Feb.) juga diprediksi berada pada tingkat yang sama di 3.4%. Adapun data ekonomi yang tak kalah pentingnya dari Jepang akan mengawali pagi ini yaitu: Household Spending (Jan) dan PPI (Feb.) serta keputusan suku bunga dari Bank of Japan; kemudian siangnya disusul oleh rilis data GDP bulanan Inggris (Jan.) serta Manufacturing Production dan Trade Balance mereka (keduanya untuk Jan.), diikuti oleh German CPI (Feb.) yang diramal masih berkutat sekitar 8.7% YoY.
Di sisi lain, IHSG berhasil mengantongi kenaikan sebesar 23.42 points/0.35% ke level 6799.8, setelah sebelumnya sempat mencobai level High 6824.7 yang merupakan titik kumpul Resistance MA10 & MA50. Penguatan indeks yang terkesan masih dalam sikap berhati-hati ini ternyata didukung oleh minat beli asing yang kembali masuk sebesar IDR 611.02 milyar. Data penjualan retail Indonesia turun 0.6% yoy (Jan.), membalikkan pertumbuhan 0.7% sebulan sebelumnya. Ini adalah penurunan pertama sejak September 2021 dan melemahnya daya beli masyarakat tersebut dipercaya merupakan hasil dari tingginya biaya pinjaman. Adapun tingkat Inflasi di China turun lebih rendah dari perkiraan ke level 1% (Feb.), pun lebih rendah dari 2.1% pada Jan. Ini merupakan pembacaan terendah sejak February 2022, menunjukkan penurunan tajam pada harga barang pangan & non-pangan seiring masih adanya kewaspadaan masyarakat walaupun zero-Covid policy telah dihapuskan. Menimbang sentimen market yang bergulir, NHKSI RESEARCH menyarankan para investor/trader pasar modal Indonesia untuk mempertahankan sikap Hold & menunda Average Up di penghujung minggu ini; sambil menunggu rilis data US Nonfarm Payroll & Unemployment Rate yang penting itu nanti malam.
Download full report HERE.