Today’s Outlook:
MARKET US: Yield US Treasury kembali naik, menghasilkan kembali kekhawatiran bahwa suku bunga akan ditahan tinggi untuk waktu lebih lama. Yield obligasi melanjutkan pergerakan bullish mereka mendekati level psikologis 5%. Yield US Treasury tenor 10 tahun berada pada posisi 4.95% dan ditopang oleh data ekonomi New Home Sales yang menunjukkan penjualan rumah baru lebih kuat dari perkiraan; dan tingkat suku bunga hipotek mencapai level tertinggi dalam 23 tahun. Jadi di tengah trend suku bunga naik, ternyata belanja masyarakat (dalam hal ini di sektor Properti) terbukti masih kencang.

DATA EKONOMI AS: malam ini AS akan melaporkan sejumlah data ekonomi penting seperti Durable Goods Orders (Sept.), GDP kuartal 3/2023, dan Initial Jobless Claims mingguan di mana klaim pengangguran diperkirakan naik menjadi 209 ribu dari 198 ribu pada pekan sebelumnya. Tak lupa satu lagi data dari sektor perumahan yaitu Pending Home Sales (Sept.) yang pastinya akan menunjukkan bahwa kontraksi di sektor ini jelas sudah sangat melambat, malah mengarah ke pertumbuhan positif/ekspansif.

MARKET EROPA: Jerman mempublikasikan pandangan iklim usaha yang semakin optimis di bulan Oktober, tergambar dari German Ifo Business Climate Index yang bergerak ekspansif di angka 86.9, lebih tinggi dari estimasi & bulan sebelumnya. Nanti malam European Central Bank akan menjadi sorotan global secara mereka akan mengumumkan keputusan terkait suku bunga acuan di mana diharapkan tetap di level 4.5%, suatu langkah pengereman pertama setelah 10x ECB naikkan suku bunga sejak Juli 2022 lalu.

MARKET ASIA: Pagi ini Korea Selatan telah melaporkan GDP kuartal 3/2023 yang meningkat ke angka 1.4% yoy, lebih kuat dari prediksi dan kuartal sebelumnya. 

Corporate News
Pefindo: Penerbitan Surat Utang di Indonesia Sentuh IDR 45.8 Triliun pada Kuartal III 2023 Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) mengungkapkan secara nasional ada sekitar IDR 45.8 triliun penerbitan surat utang di Indonesia hingga kuartal III 2023. Sebagian besar penerbitan surat utang dilakukan oleh perusahaan non BUMN. Kepala Divisi Pemeringkatan Non Jasa Keuangan PEFINDO, Niken Indriasih mengatakan jumlah penerbitan surat utang perusahaan non BUMN mencapai IDR 38.4 triliun atau sekitar 84% dari total penerbitan surat utang. Adapun jenis surat utang yang banyak diterbitkan adalah obligasi dengan nilai IDR 32.9 triliun untuk perusahaan non BUMN, sedangkan untuk perusahaan BUMN nilai obligasi yang diterbitkan sebesar IDR 6.7 triliun. “Perusahaan sektor Multifinance non BUMN masih memimpin penerbitan obligasi sebesar IDR 12 Triliun,” jelas Niken. Niken menuturkan Pefindo hingga kuartal tiga 2023 telah mengeluarkan Penerbitan Surat Utang Rating PEFINDO sebesar IDR 30.2 triliun untuk non BUMN dan IDR 7.4 triliun untuk perusahaan BUMN. (Liputan 6)

Domestic Issue
Pembiayaan Utang Turun Tajam 58.6%, Menjadi IDR 198.9 Triliun Kementerian Keuangan melaporkan, realisasi pembiayaan utang pemerintah hingga September 2023 mencapai IDR 198.9 triliun. Realisasi tersebut turun 58.6% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, turunnya realisasi pembiayaan utang ini sejalan dengan target pemerintah yang akan mengurangi pembiayaan utang khususnya dalam menerbitkan surat berharga negara (SBN). Penerbitan SBN ditargetkan hanya akan sebesar Rp 349.1 triliun, atau hanya 50.9% saja dari target IDR 712.9 triliun. “Realisasinya sebetulnya masih sangat kecil. Ini artinya baru merealisasi 28.6% dari alokasi pembiayaan utang yang ada dalam UU APBN,” tutur Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA, Rabu kemarin (25/10). Bendahara negara ini menjelaskan, menjelaskan penambahan utang tersebut mayoritas berupa surat berharga  negara (SBN) neto. Realisasinya hingga September 2023 mencapai IDR 181.4 triliun, turun 61.5% dibandingkan September 2022. Sementara itu, realisasi pembiayaan dalam bentuk pinjaman neto sudah sebesar IDR 16.6 triliun, meningkat 83.1% dari tahun lalu. (CNBC Indonesia)

Recommendation
Bullish yield US10YT terbukti masih kuat dengan bertahan di atas Support MA10 / 4.855%. US10YT akan Kembali uji Resistance dari level previous High dan sekitar upper channel : masuk lagi ke atas level psikologis 5.0%. ADVISE : Hold, Wait & See.

ID10YT lakukan percobaan penguatan lebih lanjut ke atas Resistance upper channel namun masih belum berhasil ditutup di atas yield 7.31%. Masih banyak peluang ID10YT bertahan di atas level psikologis 7.0% dalam trend naik jk.pendek ini ; oleh karena itu our best ADVISE : Wait & See, let your profit run sambil jangan lupa pasang Trailing Stop.

Download full report HERE.