Today’s Outlook:
MARKET AS: Treasury yields AS turun pada hari Kamis karena investor mencerna sinyal-sinyal ekonomi dan korporasi AS yang beragam. Ekonomi AS tumbuh lebih cepat dari yang diperkirakan pada kuartal ketiga, didukung oleh belanja konsumen yang kuat di tengah pasar tenaga kerja yang tangguh dan sekali lagi menentang peringatan resesi yang mengerikan. Namun, investasi bisnis melemah karena pengeluaran untuk peralatan menurun dan memudarnya dorongan dari pembangunan pabrik-pabrik.

Hal yang menyebabkan turunnya imbal hasil Treasury adalah rilis data inflasi dan pendapatan yang lebih rendah dari perkiraan di AS, sehingga mendukung sentimen pasar bahwa suku bunga sudah berada di, atau mendekati, puncaknya. Acuan yield 10 tahun terakhir berada di 4,849%, turun 10,4 basis poin pada hari ini, turun dari 5,021%, level tertinggi sejak 2007 yang dicapai pada awal pekan ini.

DATA EKONOMI AS: Malam ini sekitar pukul 19.30 WIB para pelaku pasar akan memantau ketat PCE (Personal Consumption Expenditure) Price Index (Sept.) yang akan jadi masukan penting menjelang keputusan FOMC Meeting 1-2 November mendatang. Pada penghujung pekan ini, pandangan Univ. of Michigan mengenai Ekspektasi Inflasi & Sentimen Konsumen akan jadi bahan pertimbangan dalam memandang ke mana arah optimisme kondisi ekonomi ke depannya.

MARKET EROPA: Di Eropa, Bank Sentral Eropa menghentikan kenaikan suku bunga terpanjang dalam 25 tahun sejarahnya pada hari Kamis, dengan mempertahankan suku bunga utama pada rekor tertinggi 4,0%, dan mengatakan bahwa data terbaru terus menunjukkan inflasi perlahan-lahan turun ke target 2%. 

Corporate News
Rilis Obligasi IDR 1 T, Astra Sedaya Finance Beri Kupon hingga 6.45% PT Astra Sedaya Finance (ASDF) berencana menerbitkan obligasi berkelanjutan tahap II 2023 sebesar IDR 1 triliun. Penerbitan obligasi ini merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) obligasi VI dengan target dana IDR 12 triliun. Pertama, perusahaan mengeluarkan Seri A dengan jumlah pokok sebesar IDR 188 miliar dengan bunga tetap 6.05% per tahun dan berjangka waktu 370 hari terhitung sejak tanggal emisi. Pembayaran bunga obligasi terakhir sekaligus jatuh tempo pada 6 November 2024. Kemudian perusahaan menerbitkan Seri B dengan jumlah sebesar IDR 750 miliar dengan bunga tetap 6.40% per tahun dengan jangka waktu 36 bulan. Pembayaran bunga obligasi terakhir sekaligus jatuh tempo pada 26 Oktober 2026. Sementara Seri C, jumlah pokok sebanyak IDR 60 miliar dengan bunga sebesar 6.45% dengan pembayaran bunga obligasi terakhir sekaligus jatuh tempo pada 26 Oktober 2028. (Katadata)

Domestic Issue
Rupiah Melemah, Bagaimana Dampak terhadap Peringkat Surat Utang? PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menyebut kenaikan suku bunga dan melemahnya nilai tukar Rupiah dapat mempengaruhi peringkat surat utang suatu perusahaan. Kepala Divisi Pemeringkatan Non Jasa Keuangan PEFINDO, Niken Indriasih menuturkan risiko ini tidak hanya terjadi untuk sektor perusahaan tertentu, tetapi pada perusahaan yang memiliki utang dalam mata uang asing. “Jika perusahaan memiliki utang dalam mata uang asing yang kontribusinya tertinggi atau besar, sementara arus kas atau revenue perusahaan dari Rupiah maka ada perubahan nilai mata uang,” kata Niken dalam konferensi pers Pefindo, Rabu (25/10/2023). Sedangkan untuk kenaikan suku bunga, emiten properti kemungkinan bisa terdampak. Namun Niken menambahkan, ini masih tergantung komposisi sebagian besar utang apakah dalam suku bunga fix atau floating. Adapun Niken menilai melemahnya Rupiah terhadap dolar AS tidak akan berpengaruh signifikan terhadap potensi penurunan peringkat surat utang bagi perusahaan yang mencatat pendapatan dalam satuan rupiah. (Liputan 6)

Recommendation
Bullish yield US10YT Tengah bergantung pada Support MA10 sekitar 4.87%. Jebolnya Support ini akan membawa US10YT menuju MA20 / yield 4.8%. Namun demikian, andaikata yield harus meluncur turun lagi ke Support lower channel 4.69% hal ini belum mengganggu trend naik jk.pendek US10YT. ADVISE : kurangi posisi, set your Trailing Stop.

Wajar jika yield ID10YT konsolidasi sejenak setelah menyentuh Resistance upper channel hampir di 7.3% , persis Ketika RSI pun menunjukkan negative divergence. Namun demikian, masih banyak peluang ID10YT bertahan di atas level psikologis 7.0% dalam trend naik jk.pendek ini . ADVISE : SELL ON STRENGTH, kurangi posisi sebagian. Jajaran Support yield : 7.085% / 7.03%.

Download full report HERE.