Today’s Outlook:
MARKET AS: Data ekonomi AS menyebutkan Keyakinan Konsumen jatuh pula untuk 3 bulan berturut-turut pada bulan Oktober, walau angka aktual 102.6 mampu lebih tinggi dari forecast 100. Sebelumnya data biaya tenaga kerja AS pada kuartal ketiga menunjukkan peningkatan solid, sehingga memicu kekhawatiran bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama. Data ini dirilis hanya beberapa jam sebelum Federal Reserve memulai rapat dua harinya, yang mana para pelaku pasar sudah perkirakan akan berakhir dengan keputusan menahan suku bunga tetap di posisi saat ini. Sementara itu, imbal hasil US Treasury bergerak lebih tinggi menjelang pengumuman refinancing. Yield US Treasury meningkat dari hari sebelumnya karena investor menantikan rencana pembiayaan Departemen Keuangan AS yang akan dirilis pada hari Rabu, setelah DepKeu AS pada hari Senin memangkas estimasi pinjaman triwulanan untuk Q4 menjadi USD776 triliun dari sebelumnya USD852 triliun. Para analis mengatakan pemerintah kemungkinan akan meningkatkan jumlah surat utang/obligasi pada kuartal keempat untuk mendanai defisit anggaran yang semakin besar.

Malam ini AS akan merilis sejumlah data ekonomi penting yang akan sumbangkan masukan penting bagi rapat The Fed yang tengah berlangsung yaitu: dari sisi ketenagakerjaan ada ADP Nonfarm Employment Change dan JOLTs Job Openings (Sept.); serta Manufacturing PMI & Employment yang juga turut melengkapi bahan pertimbangan.

MARKET EROPA: Inflasi Eurozone turun ke level terendah dalam dua tahun terakhir yaitu di 2,9% yoy di bulan Oktober. GDP 3Q23 Zona Euro semakin drop ke level 0.1% yoy, lebih rendah dari forecast maupun kuartal sebelumnya. Suasana perlambatan ekonomi ini juga terasa di Jerman di mana tercermin pada angka Retail Sales (Sept.) yang juga dirilis lebih lemah dari perkiraan.

MARKET ASIA: Composite PMI China (Okt.) turun menghampiri batas area ekspansi 50. Bank of Japan mempertahankan suku bunga pinjaman jangka pendeknya tidak berubah dan mengatakan bahwa mereka telah membuat kebijakan kontrol kurva imbal hasilnya lebih fleksibel. Di sisi lain, Jepang pun melaporkan Industrial Production yang meningkat di bulan September, walau kenaikannya jauh lebih kecil dari forecast. Pagi ini Korea Selatan telah umumkan surplus Trade Balance bulan Oktober di angka KRW 1.64 miliar, memang turun dari bulan sebelumnya pada KRW 3.7 miliar, namun di luar dugaan jauh lebih baik dari forecast defisit KRW 2 miliar. Di satu sisi, Manufacturing PMI Korea Selatan sama-sama masih berjuang dengan Jepang untuk keluar dari wilayah kontraksi (<50). INDONESIA awali hari ini dengan data Manufacturing PMI (Okt.) yang ternyata turun ke 51.5 dari 52.3 di bulan September. Siangnya para investor/trader akan perhatikan baik-baik angka Inflasi (Okt.) yang diperkirakan menguat ke level 2.6% yoy, dari 2.28% di bulan September.

KOMODITAS: Harga minyak mentah turun tajam untuk hari kedua berturut-turut dan mengakhiri bulan Oktober dengan penurunan dua digit, karena para trader/spekulan Minyak yang terburu-buru melakukan lindung nilai (hedging) terhadap perang Israel-Hamas menemukan kenyataan yang mengecewakan manakala mereka menetapkan premi risiko perang pada perdagangan yang sebenarnya tidak terpengaruh oleh konflik. Aktivitas pabrikan yang lebih lemah dari perkiraan di negara importir minyak mentah utama China menambah suramnya pasar. Minyak mentah West Texas Intermediate, atau WTI, yang diperdagangkan di New York untuk pengiriman Desember, ditutup pada USD81.02 per barel, turun USD1.29, atau 1,6% hari ini, menambah kemerosotan 3.8% pada hari Senin. Selain penurunannya lebih dari 5% pada minggu ini, patokan minyak mentah AS tampaknya akan mengakhiri bulan ini dengan penurunan sekitar 11%. Ini akan menjadi kinerja terburuknya sejak bulan Mei, tepat sebelum pengumuman pemangkasan produksi Saudi-Rusia yang menyebabkan kenaikan harga minyak selama empat bulan berturut-turut.

Corporate News
FIF Menawarkan Obligasi IDR 1.1 Triliun Dengan Bunga Hingga 6.75% PT Federal International Finance (FIF) kembali menerbitkan obligasi. Kali ini, perusahaan pembiayaan Grup Astra tersebut menerbitkan obligasi senilai IDR 1.1 triliun. Obligasi Berkelanjutan VI Federal International Finance Tahap II Tahun 2023 ini merupakan bagian dari Obligasi Berkelanjutan VI Federal International Finance dengan total nilai IDR 10 triliun. Pada tahap pertama 11 Juli 2023 lalu, FIF telah menerbitkan obligasi sebesar IDR 1 triliun. Untuk kali ini, FIF menawarkan obligasi dalam dua seri. Obligasi seri A memiliki nilai pokok IDR 849.22 miliar. Obligasi dengan tenor 370 hari kalender ini menawarkan tingkat bunga tetap 6.40% per tahun. Obligasi seri B memiliki nilai pokok IDR 250.78 miliar. Obligasi dengan tenor 36 bulan atau 3 tahun ini menawarkan tingkat bunga tetap 6.75% per tahun.

Domestic Issue
Minat lelang SUN naik signifikan menjelang pertemuan kebijakan The Fed Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan minat terhadap lelang Surat Utang Negara (SUN) melonjak signifikan di tengah sikap wait and see investor menjelang pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve pekan ini. Hal itu tercermin pada total penawaran masuk atau incoming bids yang tercatat naik menjadi IDR 35.87 triliun pada lelang 31 Oktober 2023 dari IDR 16.99 triliun pada lelang 17 Oktober 2023.  Dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Rabu, Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengatakan, meningkatnya likuiditas perekonomian dan kinerja positif APBN per akhir September 2023 serta diterbitkannya seri baru SUN menjadi faktor yang mendukung lelang SUN kali ini. Penerbitan SUN seri baru FR0101 dengan tenor 6 tahun sebagai calon SUN seri benchmark tenor 5 tahun untuk tahun 2024 mendapat sambutan positif, yang tercermin dari penawaran masuk senilai IDR 12.94 triliun atau 36.1 persen dari total penawaran masuk. Seri tersebut dimenangkan sebesar IDR 10.45 triliun atau 54.14 persen dari total awarded bids alias penawaran yang dimenangkan. Jumlah penawaran dari investor asing meningkat mencapai IDR 4.86 triliun dari IDR 2.58 triliun pada lelang SUN sebelumnya. Mayoritas penawaran investor asing berada pada SUN bertenor 6 dan 11 tahun sebesar IDR 3.47 triliun atau 71.4 persen dari total incoming bids investor asing dan dimenangkan sebesar IDR 2.78 triliun atau 14.4 persen dari total awarded bids. Mayoritas minat investor masih pada SUN berjangka waktu menengah sampai dengan panjang, khususnya SUN dengan tenor 6 dan 11 tahun. Jumlah penawaran masuk untuk kedua seri SUN tersebut mencapai IDR 19.54 triliun atau 54.48 persen dari total incoming bids, dan dimenangkan sebesar IDR 14.55 triliun atau 75.38 persen dari total awarded bids. (Antara News)

Recommendation
Bullish yield US10YT in overall masih tetap intact di atas Support MA10 / 4.897%. US10YT masih punya peluang utk kembali ke atas level psikologis yield 5.00% walau di tengah RSI negative divergence yang membayangi. ADVISE : HOLD ; jangan lupa set your Trailing Stop.

ID10YT dalam rangka mencari Support yield yang cukup solid, sementara ini diperkirakan masih akan bergantung pada MA10 di kisaran Support yield 7.146% walau sesungguhnya ID10YT masih sangat aman di atas trend naik yield ID10YT. ADVISE : HOLD ; atau SELL ON STRENGTH (= kurangi posisi Sebagian).

Download full report HERE.