-GOVERNMENT BONDS-
Harga sebagian besar Surat Utang Negara (SUN) ditutup melemah, setelah Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan BI 7-DRRR pada Februari 2021. Yield SUN FR0086 dan FR0087 masing-masing naik ke level 5,55% dan 6,54%. BI mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode Februari 2021, memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan BI 7 Reverse Repo Rate (BI 7-DRRR) sebesar 25 bps menjadi 3,5%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%. Sebagai catatan, BI menurunkan suku bunga acuan sebanyak 125 bps tahun 2020. Penurunan kemarin menjadi yang pertama pada 2021. Di sisi lain, BI juga merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional 2021 menjadi 4,3% – 5,3% dari yang sebelumnya 4,8% – 5,8%.

-CORPORATE BONDS-
PPRE Kaji Penerbitan Obligasi. PP Presisi Tbk. (PPRE) masih mengkaji untuk menerbitkan obligasi maupun medium term notes (MTN) pada era suku bunga rendah tahun ini. Suku bunga rendah bakal mempengaruhi biaya dana (cost of fund) yang dikeluarkan saat menerbitkan surat utang. Di sisi lain, PPRE menilai fasilitas perbankan tersebut masih cukup untuk mendanai belanja modal perseroan baik untuk investasi maupun modal kerja. Melihat cashflow perseroan, PPRE diproyeksikan memiliki aliran kas mencapai IDR 200 miliar per 2020. PPRE menargetkan pendapatan senilai IDR 3,39 triliun pada 2021 atau naik 113,2% dari IDR 1,6 triliun pada periode sembilan bulan pertama 2020. Selanjutnya, laba kotor ditargetkan IDR 518,5 miliar atau naik 73,3% dari IDR 299,1 miliar pada akhir September 2020. Sementara itu, laba bersih PPRE yang dapat dikontribusikan kepada pemilik entitas induk ditargetkan IDR 65,1 miliar atau naik 300% dari IDR 16,3 miliar pada akhir September 2020. (Investor Daily)

-MACROECONOMY-
BI Pangkas BI 7-DRRR menjadi 3,5%. Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk kembali menurunkan suku bunga acuan alias BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI 7-DRRR) dalam Rapat Dewan Gubernur BI Februari 2021. BI 7 day reverse repo rate diturunkan sebesar 25 bps menjadi 3,5%. Keputusan ini konsisten dengan perkiraan inflasi yang tetap rendah dan stablitas nilai tukar rupiah yang terjaga dan langkah lanjutan untuk mendorong momentum pemulihan ekonomi nasional. Dengan begitu, suku bunga acuan ini berada di level terendah sepanjang sejarah, setelah pada bulan November 2020 lalu juga mencetak rekor terendah di level 3,75%. Selain penurunan suku bunga acuan, bank sentral juga menurunkan suku bunga deposit facility sebesar 25 bps menjadi 2,75% dan suku bunga lending facility sebesar 25 bps menjadi 4,25%. (Kontan)

-RECOMMENDATION-
Sentimen Negatif Revisi Pertumbuhan Ekonomi Domestik. Pelaku pasar kembali mencermati sentimen negatif revisi pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh BI. Kemarin, BI perkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kisaran 4,3% – 5,3%. Penurunan proyeksi karena rendahnya realisasi pertumbuhan ekonomi pada 4Q20. Sehingga secara keseluruhan tahun 2020 terjadi kontraksi ekonomi sebesar 2,07%. Kedepannya, ekonomi Indonesia sangat bergantung kepada pemulihan ekonomi global dan program vaksinasi nasional yang ditargetkan pemerintah selesai pada akhir 2021. Dalam jangka pendek, investor dapat mencermati FR0086, FR0087, dan FR0083.