Summary:

Last Week Review

• Notulen minggu lalu dari pertemuan kebijakan terakhir The Fed mengungkapkan kurangnya konsensus di antara para pejabat mengenai jalur penurunan suku bunga di masa depan. Saham-saham juga telah terkerek naik di akhir tahun ini karena ekspektasi bahwa suku bunga akan terus menurun, yang meningkatkan nilai sekarang dari pendapatan di masa depan sehingga akan mendorong perekonomian. Fed funds futures saat ini memiliki kemungkinan sekitar 66% bahwa bank sentral akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan bulan depan, menurut FedWatch Tool CMEGroup.

• Presiden terpilih Trump minggu lalu mengguncang pasar ketika ia mengancam akan mengenakan tarif 25% pada semua produk dari Meksiko dan Kanada, serta tambahan 10% untuk barang-barang dari China pasca-pemilu yang terlihat setelah kemenangan Presiden terpilih Donald Trump.

• Harga minyak minggu lalu berakhir sekitar 3% lebih rendah di tengah meredanya kekhawatiran atas risiko pasokan dari konflik Israel-Hizbullah dan prospek peningkatan pasokan pada tahun 2025 meskipun OPEC+ diperkirakan akan memperpanjang pengurangan produksi. Empat tank Israel memasuki sebuah desa di perbatasan Lebanon, kantor berita resmi Lebanon mengatakan pada hari Jumat. Kedua belah pihak saling menuduh melakukan pelanggaran gencatan senjata, tetapi  gencatan senjata yang mulai diberlakukan pada hari Rabu telah mengurangi premi risiko minyak, sehingga membuat harga turun.

• INDONESIA: Indeks Harga Properti dirilis oleh Bank Indonesia dengan perlambatan tingkat pertumbuhan di 1,46% YoY pada 3Q24-lebih rendah dari 2Q24 sebesar 1,76% YoY.

This Week’s Outlook

• Dengan pasar saham AS yang mendekati rekor tertinggi, para investor akan mengamati laporan pekerjaan pada hari Jumat untuk memperoleh pandangan baru tentang bagaimana keadaan ekonomi menjelang pertemuan Federal Reserve pada bulan Desember. Investor juga akan menyimak pidato dari Ketua Fed Jerome Powell dan memperoleh update mengenai prospek pertumbuhan global seiring dengan meningkatnya ancaman tarif. Inilah perkiraan tentang apa yang akan terjadi di pasar selama seminggu ke depan.

• Para ekonom memperkirakan akan adanya tambahan 202.000 pekerjaan di bulan November setelah gangguan dari aksi mogok kerja dan badai menyebabkan pelemahan pada laporan bulan Oktober. Pertumbuhan ekonomi yang kuat telah mendorong saham-saham lebih tinggi sepanjang tahun ini, meskipun ada kekhawatiran bahwa inflasi dapat meningkat kembali apabila bank sentral menurunkan suku bunga terlalu jauh, yang akan merusak kemajuan dua tahun dalam mengurangi tekanan harga. Laporan pekerjaan yang melejit di bulan September dapat mengganggu ekspektasi penurunan suku bunga Fed di masa depan, sebuah ancaman yang dapat melemahkan rally saham.

• *Ketua The Fed Jerome Powell dijadwalkan untuk mengikuti diskusi di New York Times DealBook Summit pada hari Rabu dan para investor akan mencermati komentarnya mengenai kekuatan pasar tenaga kerja dan prospek inflasi atau seberapa besar kemungkinan The Fed akan memangkas suku bunga pada pertemuan bulan Desember mendatang. Selain Powell, beberapa pejabat Fed lainnya dijadwalkan untuk tampil selama minggu ini termasuk Gubernur Christopher Waller dan Michelle Bowman, Presiden Fed New York John Williams, Presiden Fed St Louis Alberto Musalem, Presiden Fed San Francisco Mary Daly, Presiden Fed Cleveland Beth Hammack, dan Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee.

• Investor telah memperkirakan bahwa kebijakan pro-bisnis Trump dapat memacu pertumbuhan ekonomi dan laba perusahaan. Namun, banyak ekonom khawatir bahwa tarif akan memicu inflasi, memperlambat laju penurunan suku bunga The Fed, dan membebani pertumbuhan global. Para analis berpendapat bahwa Beijing dapat menerapkan langkah-langkah stimulus baru untuk mengimbangi hambatan ekonomi akibat perang dagang dan beberapa pihak mengatakan bahwa hasil akhirnya dapat berupa akselerasi upaya kemandirian teknologi di China.

• OECD akan merilis Economic Outlook terbarunya yang berisi analisis dan proyeksi ekonomi dunia pada hari Rabu, dengan inflasi yang mengarah ke target bank sentral, OECD memproyeksikan bahwa suku bunga utama The Fed akan turun menjadi 3,5% pada akhir 2025 dari 4,75% – 5% saat ini, dan Bank Sentral Eropa akan menurunkan suku bunga acuannya menjadi 2,25% dari 3,5% saat ini.

• Negara-negara anggota OPEC+ yang terdiri dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia menunda pertemuan kebijakan berikutnya hingga 5 Desember. OPEC+ diperkirakan akan memutuskan perpanjangan pemangkasan produksi pada pertemuan tersebut. Sementara itu, Badan Energi Internasional memperkirakan pasokan minyak global akan melebihi permintaan pada tahun 2025 meskipun pemangkasan tetap dilakukan oleh OPEC+.

• INDONESIA: Minggu pertama bulan Desember, terdapat sejumlah data ekonomi yang biasa dirilis pada hari Senin termasuk PMI Manufaktur Global S&P, Tingkat Inflasi, Tingkat Inflasi Inti, dan Kedatangan Wisatawan Tahunan. Pada hari Jumat, Bank Indonesia akan mempublikasikan Cadangan Devisa untuk November-2024 (Sept’24: USD 151,2 miliar).

Download full report HERE.