Kinerja INCO pada 2Q19 mulai sedikit mengikis defisit kinerja keuangan 1Q19 walaupun masih membukukan sedikit rugi bersih. Mulai merangkak naiknya kinerja INCO berkat penguatan harga nikel dunia, meningkatnya ASP, dan tumbuhnya volume penjualan. Tugas yang harus dihadapi INCO ke depan adalah efisiensi yang diikuti dengan meningkatkan kinerja penjualan. Di samping itu, peluang bisnis mobil listrik berpotensi memberikan sinergi positif.

 

Kinerja Masih Bergejolak

Pada 2Q19, INCO membukukan pendapatan USD166 miliar (-18% YoY, +31% QoQ) dan penurunan rugi bersih menjadi USD6 miliar (vs. rugi bersih USD20 miliar pada 1Q19). Lesunya keuangan INCO merupakan dampak dari penurunan drastis pendapatan pada 1Q19 yang diikuti kenaikan COGS bahan bakar minyak dan pelumas. Namun kinerja 2Q19 mulai mengikis defisit karena proses maintenance beberapa alat produksi telah selesai.

Imbas Penguatan Harga Nikel Dunia

Harga nikel dunia yang menguat pada 2Q19 dengan harga rata-rata USD12.291 membuat INCO berhasil mencatatkan ASP USD9.774 per ton (-10% YoY, +7% QoQ) dan penjualan USD165 juta (-18% YoY, +23% QoQ) yang diikuti volume penjualan nikel matte 16.965 mt (-9% YoY, +22% QoQ). Kami memproyeksikan bahwa pada 2019F, INCO mampu membukukan penjualan USD736 juta disertai volume penjualan nikel matte 70.021 mt dengan ASP di kisaran USD10.506 per ton sehingga total pendapatan yang dihasilkan sebesar USD54 juta. Sebagai catatan, harga rata-rata nikel dunia pada 2019F akan berada dikisaran USD15.549, menurut estimasi kami.

Efisiensi dan Peluang Bisnis

INCO terus menggenjot efisiensi untuk proses produksi 2Q19 karena biaya energi menjadi salah satu pengeluaran terbesar selama ini. Konsumsi energi diesel mampu ditekan menjadi 19.978 kiloliter (+5% YoY, -29% QoQ) dengan harga rata-rata diesel di level USD0,58 (-6% YoY, -1% QoQ). Penurunan signifikan ini karena Larona Hydropower plant kembali berfungsi maka penggunaan thermal power generator dapat diminimalkan. Industri mobil listrik bergerak cepat dengan Tiongkok yang berhasil menjual 500.000 unit pada 2018 (pangsa pasar Tiongkok +76% YoY). Keberhasilan Tiongkok membuat industri mobil listrik semakin atraktif dan memberikan prospek jangka panjang positif bagi industri nikel yang memasok bahan baku baterai mobil listrik. INCO memiliki peluang yang besar dari pertumbuhan pesat bisnis mobil listrik, dan kami meyakini peluang bisnis tersebut akan memberikan sinergi positif jangka panjang.

Rating BUY dengan Target Harga Rp3.960

Kami menilai bahwa efisiensi INCO pada 2Q19 belum maksimal, tetapi kinerja 2Q19 sudah mulai membaik walaupun belum memberikan hasil positif. Kami mempertahankan rekomendasi BUY dengan target harga Rp3.960 atau potensi upside 15,1% berdasarkan estimasi menggunakan metode forward EV/EBITDA 10,9x . Saat ini, INCO diperdagangkan dengan EV/EBITDA 2019F 12,2x.

 

Download laporan lengkapnya di SINI