Today’s Outlook:
MARKET US: Naiknya kembali yield US Treasury serta imbal hasil yang lebih tinggi dari aset yang cenderung bebas resiko seperti obligasi negara, menekan minat beli pada aset berisiko seperti saham. Meningkatnya konflik Timur Tengah juga kembali membuat pelaku pasar menghindari aset beresiko. Emas selaku safe-haven asset menyentuh titik tertinggi dalam 2 bulan. CBOE Volatility Index, yang juga dikenal dengan indeks “ketakutan” Wall Street, sontak melonjak. Yield US Treasury menanjak naik setelah data ekonomi AS menunjukkan pembangunan rumah baru untuk keluarga muda ternyata rebound di bulan Sept, Building Permits (Sept) juga dirilis masih lebih besar dari prediksi ; dengan demikian semakin mendukung pemikiran bahwa Federal Reserve mungkin perlu pertahankan suku bunga tinggi untuk waktu yang lebih lama. Adapun New York Federal Reserve President John Williams mengamini hal ini demi mencapai target Inflasi The Fed 2%. Pernyataannya tersebut keluar sehari sebelum pidato Jerome Powell pada acara Economic Club of New York ; yang mana para pelaku pasar berharap Powell akan bernada tidak begitu hawkish dan selaras dengan para pejabat The Fed lainnya yang telah mengatakan bahwa kenaikan yield US Treasury belakangan ini bisa membuat suku bunga acuan Fed Fund Rate ditahan tetap di tempat. Imbal hasil obligasi negara AS tenor 10tahun meningkat ke level 4.9% untuk pertama kalinya sejak tahun 2007. Jeda kenaikan suku bunga di bulan November hampir sepenuhnya sudah diperkirakan (99.3% peluang), menurut survey Fed Rate Monitor Tool dari Investing.com. Namun, kemungkinan kenaikan suku bunga pada bulan Desember melonjak menjadi 40% pada pekan ini dari 26% pada minggu lalu.

DATA EKONOMI AS: nanti malam sekitar jam 19.30 WIB para pelaku pasar akan kembali menyoroti angka Initial Jobless Claims mingguan yang kali ini juga diperkirakan sedikit meningkat dari pekan lalu. Masih ada data properti menyusul seperti Existing Home Sales (Sept) yang sedianya juga lebih rendah dari bulan sebelumnya. Tak lupa, ada Philadelphia Fed Manufacturing Index yang merupakan ukuran yang penting atas kondisi bisnis umum di wilayah Philadelphia.

KONFLIK TIMUR TENGAH : Sepertinya perang Israel – Hamas masih akan berlanjut dengan adanya berita terakhir Presiden AS Joe Biden, dalam kunjungan kilatnya pada hari Rabu, menjanjikan solidaritas dengan Israel dan mengatakan ledakan mematikan di sebuah rumah sakit di Gaza tampaknya disebabkan oleh roket yang salah ditembakkan oleh militan.

MARKET ASIA : Perekonomian China tumbuh lebih cepat dari perkiraan pada kuartal ketiga, sementara aktivitas konsumsi dan industri pada Bulan September juga menunjukkan peningkatan di luar dugaan, menunjukkan bahwa serangkaian kebijakan / stimulus baru-baru ini membantu mendukung pemulihan ekonomi. China mencatatkan pertumbuhan GDP 3Q23 sebesar 4.9% yoy, mengalahkan ekspektasi analis pada 4.4% walau memang lebih rendah dari kuartal 2 pada 6.3%. Secara  kuartalan, GDP malah naik 1.3% pada kuartal 3, naik dari 0.5% di kuartal 2 serta pun melampaui perkiraan 1.0%. Pada saat yang sama, Chinese Industrial Production serta Retail Sales untuk Bulan September keduanya semakin bertumbuh ke arah positif dan melampaui forecast, dengan demikian menurunkan Unemployment Rate China (Sept) ke level 5.0% dari 5.2% di bulan Agustus.

MARKET EROPA : Inggris laporkan Inflasi (Sept) yang ternyata masih sticky di level 6.7% yoy, sama dengan posisi bulan lalu. Sementara CPI wilayah Eurozone secara keseluruhan malah terbukti mampu melandai ke angka 4.3% yoy (sesuai estimasi), melunak dari bulan Aug pada 5.2%.

INDONESIA : Para investor akan memantau lekat2 pengumuman Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia sekitar jam 14.00 WIB mengenai keputusan suku bunga mengenai apakah akan tetap ditahan di level 5.75%, seperti yang telah dilakukan sejak awal tahun ini ; di tengah gempuran naiknya yield US Treasury serta goyahnya nilai tukar Rupiah. NHKSI RESEARCH menyarankan para investor / trader untuk masih pertahankan sikap WAIT & SEE dan memperhatikan ke mana animo market bergerak menyikapi keputusan RDG BI. Peta politik pasangan Capres-Cawapres juga akan membuat para pelaku pasar berhitung, di mana telah diumumkan Mahfud MD sebagai calon wakil presiden dari kubu Ganjar Pranowo. Market menunggu satu lagi dari paslon terakhir yaitu cawapres Prabowo Subianto yang akan semakin meramaikan bursa PILPRES 2024.

Corporate News
Green Bond BRI IDR 6 T Mulai Tercatat di Bursa Obligasi hijau PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) senilai IDR 6 triliun mulai dicatat di Bursa Efek Indonesia hari ini, Rabu kemarin (18/10/2023). Surat berharga ini merupakan bagian dari penawaran umum green bond berkelanjutan I yang membidik dana IDR 15 triliun. Berdasarkan prospektus, jumlah pokok obligasi IDR 6 triliun itu terdiri dari seri A, seri B, dan seri C. Rinciannya, seri A sebesar IDR 1.34 triliun dengan tingkat bunga tetap 6.10% per tahun, berjangka waktu 370 hari tanggal kalender sejak tanggal emisi. Seri B sebesar IDR 4.15 triliun dengan tingkat bunga tetap 6.35% per tahun, berjangka waktu 2 tahun sejak tanggal emisi dan seri C sebesar IDR 500 miliar dengan tingkat bunga tetap 6.30% per tahun, berjangka waktu 3 tahun sejak tanggal emisi. BRI telah mendapatkan peringkat idAAA atas Obligasi Berwawasan Lingkungan dari Pefindo. (CNBC Indonesia)

Domestic Issue
Pasar Obligasi Korporasi Landai Karena Kurang Likuid, Ekonom Sarankan Ini Pasar obligasi korporasi sepanjang tahun berjalan relatif masih landai dengan nilai outstanding atau jumlah seluruh obligasi yang beredar di pasar modal kurang dari 10% terhadap angka penyaluran kredit bank. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat pada pekan lalu, Jumat, (13/10/2023) total emisi obligasi dan sukuk sepanjang tahun 2023 sebanyak 93 emisi dari 55 emiten senilai IDR 98.2 triliun. Dengan pencatatan tersebut, total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 535 emisi dari 127 emiten, dengan outstanding IDR 452.74 triliun dan USD 69.05 juta. Kendati demikian, nilai outstanding obligasi IDR 452.74 triliun tersebut masih kurang dari 10% terhadap nilai penyaluran kredit bank sebesar IDR 6,739.4 triliun per Agustus 2023. Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) David E. Sumual mengatakan, salah satu penyebab landainya pasar obligasi korporasi yaitu karena berbagai perusahaan lebih banyak yang mengandalkan perbankan untuk mencari dana, karena relatif lebih mudah dalam beberapa aspek. “Dari sisi imbal hasil, kemudahan administratif untuk menerbitkan, lalu juga minat investor ya, banyak faktor sebenarnya. Akses masyarakat ke pasar modal mungkin ini juga jadi persoalan, karena kalau dari sisi jangkauan, perbankan lebih luas jangkauannya,” ujar David kepada Bisnis, Rabu, (18/10/2023). (Bisnis)

Recommendation
US10YT selangkah lagi mencapai Target upper channel sekitar 5.0%, but please beware karena dibayangi oleh RSI negative divergence tepat ketika mendekati wilayah Resistance. ADVISE : Siap-siap untuk Sell on Strength ; boleh mulai set your Trailing Stop.

ID10YT melonjak ke atas Resistance MA10 & MA20 , menjadikan level sekitar 6.88% – 6.93% sebagai Support terdekat saat ini. Apakah ini menjelaskan ekspektasi pasar terkait keputusan RDG BI siang nanti? Jika posisi bertahan di atas Support maka terbuka kemungkinan Kembali menuju Target di area tertinggi sebelumnya yaitu sekitar 7.057% – 7.09%. ADVISE : Average Up accordingly.

Download full report HERE.