Today’s Outlook:
MARKET AS: Para investor menyerap data makroekonomi terbaru yang berpotensi mengganggu proyeksi kapan penurunan suku bunga dapat dimulai. Awalnya, data ketenagakerjaan Nonfarm Payroll yang kuat (actual : 216 ribu versus 170ribu forecast) meredam ekspektasi pivot lebih cepat. Namun di satu , survei dari Institute for Supply Management (ISM) kemudian menunjukkan aktivitas di sektor jasa turun pada bulan Desember (actual : 50.6 versus 52.7 previous) , menunjukkan perekonomian yang lebih lemah. Antara good news & bad news ini, parapelaku pasar lebih memilih bertaruh pada proyeksi pivot yang lebih cepat, oleh karena itu market tetap berada pada swing naik dan pada akhirnya ketiga indeks acuan tersebut berhasil meraih sesi positif pertama di tahun 2024 untuk S&P500 dan Nasdaq. Para trader melihat peluang 66,4% untuk terjadinya pemotongan suku bunga setidaknya 25 bps di bulan Maret, menurut FedWatch CME Group. Imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor 10 tahun, yang mencerminkan ekspektasi suku bunga, mengakhiri minggu ini di level 4,05%.

MARKET ASIA & EROPA : Jepang laporkan au Jibun Bank Japan Services PMI (Dec) masih bertumbuh di wilayah ekspansif 51.5, naik dari 50.8 di bulan sebelumnya. Inggris pun laporkan Halifax House Price Index (Dec) yang bertumbuh 1.7% yoy, naik dari posisi minus 0.8% di bulan Nov. Namun sayangnya, Jerman mendata Retail Sales bulan Nov yang lemah di pembacaan 02.5%, drop dari posisi 1.1% di bulan sebelumnya. Construction PMI Inggris masih berkutat di wilayah kontraksi. Eurozone merilis perkiraan awal Inflasi (Dec) pada angka 2.9% yoy , dan Core CPI di level 3.4% yoy. Semoga kedua indeks tsb mampu dirilis sedikit lebih rendah dari perkiraan masing2 : 3.0% dan 3.5%.

Corporate News
Prospek Stabil, Emiten Hary Tanoe (BCAP) Kantongi Peringkat idBBB+ MNC Kapital Indonesia (BCAP) berencana menjajakan obligasi maksimal IDR 650 miliar. Rencana penerbitan Obligasi Berkelanjutan IV itu, mendapat peringkat idBBB+ dari Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Prospek peringkat emiten asuhan Hary Tanoesoedibjo itu stabil. Peringkat mencerminkan profil kredit anak usaha utama moderat, dan struktur permodalan konservatif. Namun, peringkat dibatasi porsi pendapatan berulang rendah, dan paparan terhadap volatilitas pasar modal. Kesiapan perusahaan untuk melunasi Obligasi Berkelanjutan III Tahap I/2022 Seri A senilai IDR 242,8 miliar akan jatuh tempo pada 20 Januari 2024 didukung kas dan setara kas serta surat berharga dicatatkan di neraca induk IDR 989,7 miliar pada 31 Agustus 2023. Peringkat dapat dinaikkan kalau profil bisnis MNC Kapital terus menguat secara signifikan. Itu melalui keberlanjutan sinergi ekosistem digital antara MNC Kapital dengan MNC Group menghasilkan peningkatan lebih lanjut pada indikator bisnis, dan keuangan anak-anak usaha inti MNC Kapital. Sebaliknya, peringkat dapat dilorot kalau arus arus kas melemah secara signifikan akibat memburuknya profil kredit anak-anak usaha inti. (Emiten News)

Domestic Issue
BEI Himpun Dana Surat Utang IDR 2,2 Triliun, 11 Emisi Menunggu Terbit Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menghimpun dana penerbitan surat utang senilai IDR 2,2 triliun hingga pekan pertama awal 2024. Angka tersebut berasal dari 1 emiten, dengan total 2 emisi efek bersifat utang dan/atau sukuk (EBUS). Pencarian modal melalui skema ini diperkirakan akan kembali meningkat. Pasalnya, BEI masih memiliki 11 emisi yang sedang menunggu diterbitkan. “Jumlah itu berasal dari 9 penerbit EBUS,” kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna kepada wartawan, Jumat (5/1/2024). Detilnya sebanyak 4 merupakan perusahaan dari sektor keuangan, dan 3 datang dari bidang energi. Selanjutnya terdapat 1 korporasi yang masing-masing berasal dari sektor infrastruktur, dan bahan baku atau basic materials. Sebagaimana diketahui pada awal pekan ini, BEI kedatangan PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills yang menerbitkan dua emisi. Yaitu Obligasi III Pindo Deli Pulp and Paper Mills Tahun 2023 serta Sukuk Mudharabah II Pindo Deli Pulp and Paper Mills Tahun 2023. Nilai masing-masing surat utang ini mencapai IDR 1,22 triliun, dan IDR 1 triliun. Hasil pemeringkatan PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) untuk obligasi dan sukuk ini masing-masing adalah idA (Single A) dan idA(sy) (Single A Syariah). (IDX Channel)

Recommendation
US10YT finally kembali bertengger di level yield 4.0% didukung oleh kuatnya data2 ekonomi AS seperti Nonfarm Payrolls dan Unemployment Rate yang tak bergerak dari level previous 3.7%. Sejatinya penembusan ini telah membuka jalan penguatan bagi yield US Treasury menguat terus ke level 4.242%, yang mana setara dengan FIBONACCI retracement 38.2% dan pertemuan MA50. ADVISE : BUY ; atau AVERAGE UP accordingly.

ID10YT persis bertatapan muka dengan resistance pattern FALLING WEDGE , yang artinya apabila yield ID10YT mampu bertengger di atas yield 6.65% maka akan semakin terbuka potensi penguatan menuju TARGET / resistance yang lebih tinggi pada yield : 6.690% / 6.750% / 6.936% – 6.948%. ADVISE : siap2 BUY ON BREAK / AVERAGE UP.

Download full report HERE.