Today’s Outlook:

SITUASI MARKET AS: Para investor in general mengharapkan Federal Reserve AS akan menurunkan suku bunga pada pertemuan September setelah dukungan Fed Chairman Jerome Powell mengutarakan kesiapan untuk menyesuaikan kebijakan moneter ke depannya. CME FedWatch Tool saat ini melihat peluang 64% untuk penurunan 25 basis poin dan peluang 37% untuk penurunan 50 basis poin. US PCE PRICE INDEX untuk bulan Juli, yang akan dirilis pada hari Jumat, mungkin memberikan wawasan lebih lanjut tentang kemungkinan jalur penurunan suku bunga oleh bank sentral.

MACQUARIE: Tanpa pemangkasan suku bunga Federal Reserve, resesi AS akan lebih mungkin terjadi, demikian dicatat oleh analis Macquarie setelah terdeteksi tanda-tanda melemahnya pasar tenaga kerja yang semakin terlihat dalam laporan US Consumer Confidence terbaru. Responden melaporkan bahwa supply lapangan pekerjaan turun menjadi 32.8% dari 33.4%, sementara mereka yang melaporkan pekerjaan sulit didapat naik menjadi 16.4%. Sebaran ini yang mengikuti tingkat  pengangguran, dipantau Macquarie sekarang berada pada titik terlebar sejak Maret 2021, ketika pengangguran mencapai 6.1%.

MARKET SENTIMENT: Malam ini para pelaku pasar akan memonitor perkiraan awal dari US GDP 2Q dengan angka harapan 2.8% qoq yang merupakan double pertumbuhan ekonomi dari kuartal sebelumnya yang hanya 1.4% ; jangan lupa juga Initial Jobless Claims mingguan tiap hari Kamis akan membentuk view market mengenai kondisi pasar tenaga kerja.

MARKET EROPA: Akan terpaku pada angka perkiraan awal GERMAN CPI (Aug) yang diharapkan semakin melandai ke angka 2.1% yoy ( dari 2.3% di bulan sebelumnya), on track menuju target 2% dari ECB.

KOMODITAS: Harga minyak turun 1% pada hari Rabu setelah penurunan stok minyak mentah AS yang lebih kecil dari perkiraan dan kekhawatiran atas permintaan Tiongkok terus berlanjut, meskipun kerugian dibatasi oleh risiko pasokan di Timur Tengah dan Libya. Minyak mentah Brent ditutup turun 90 sen, atau 1.13%, pada USD 78.65 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate AS turun USD 1.01, atau 1.34%, menjadi USD 74.52. Kekhawatiran permintaan Tiongkok juga terus membebani harga karena data terbaru menunjukkan ekonomi yang sedang berjuang dan permintaan minyak yang melambat dari penyuling. Potensi hilangnya produksi minyak Libya dan kemungkinan meluasnya konflik Israel-Gaza hingga mencakup militan yang didukung Iran dari Hizbullah di Lebanon tetap menjadi risiko terbesar bagi pasar minyak, yang membatasi penurunan harga pada hari Rabu.

Corporate News
Indonesia Infrastucture Finance (IIF) Akan Bayar Obligasi Jatuh Tempo IDR 163 Miliar
PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) tengah bersih-bersih utang. Perusahaan ini tengah menyiapkan dana untuk membayar obligasi berkelanjutan I tahap I tahun 2019 seri C senilai IDR 163 miliar. Obligasi berkelanjutan tahun 2019 ini akan jatuh tempo pada tanggal 18 Desember 2024. IIF dikutip dari rilis Pefindo pada Rabu (28/8) berencana melunasi surat utang yang akan jatuh tempo menggunakan dana internal. Per 31 Juli 2024, perusahaan ini memiliki kas dan setara kas serta surat berharga sebesar IDR 1.5 triliun, ditambah fasilitas bank yang belum digunakan senilai IDR 4 triliun. Di saat yang sama, IIF tengah melakukan penawaran tender atas surat utang 2026. Surat utang tersebut adalah utang senior tanpa jaminan (senior unsecured noted) bernilai pokok USD 150 juta dengan tingkat bunga tetap sebesar 1.5% per tahun. Direktur Indonesia Infrastructure Finance (IIF) Rizki Pribadi Hasan dalam keterbukaan informasi di BEI Rabu (28/8) menjelaskan, surat utang tersebut akan jatuh tempo di tahun 2026. “Kami telah memulai penawaran tender secara tunai untuk membeli kembali surat utang 2026 dengan jumlah sampai dengan USD 50 juta,” terang dia. (Kontan)

Domestic Issue
Sumsel Berpotensi Terbitkan Obligasi Daerah
Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) dipandang berpotensi untuk menerbitkan obligasi daerah guna meringankan beban anggaran pelaksanaan pembangunan infrastruktur pada APBN dan APBD di wilayah tersebut. Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Perekonomian dan Pendanaan Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumsel, Hari Wibawa, Rabu (28/8/2024). “Iya, dimungkinkan,” ungkapnya kepada Bisnis. Menurut Hari, pembangunan infrastruktur melalui skema obligasi di Sumsel memang belum terealisasi hingga kini. Termasuk juga pemetaan pada tantangan yang mungkin muncul dalam implementasi model tersebut. Namun demikian, diakuinya, Sumsel tengah dalam proses penjajakan proyek-proyek yang berpeluang untuk menggunakan skema obligasi. “Sekarang masih dalam proses penjajakan (proyek) mana yang bisa dilakukan lewat skema obligasi dengan dibantu oleh Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian,” imbuhnya. Adapun salah satu peluang yang ada untuk penerbitan obligasi seperti pengembangan Rumah Sakit (RS) Siti Fatimah yang terletak di Kota Palembang. Dia menambahkan, selain sebagai alternatif dalam mengurangi beban anggaran APBN dan APBD. Pihaknya menilai penerbitan obligasi untuk pembangunan infrastruktur juga memiliki keunggulan seperti jangka waktu pengembalian lebih panjang. “Dan bunganya kemungkinan juga lebih rendah,” kata dia. Hari mempertegas bahwa penjajakan pendanaan proyek lewat obligasi juga telah mendapat arahan dari Penjabat Gubernur Sumsel. (Bisnis)

Recommendation
US10YT belum jauh-jauh dari wilayah Support yield dalam fase menunggu data US PCE PRICE INDEX yang sedianya rilis Jumat ini. Penembusan Resistance MA10 & MA20 ke atas yield 3.86% baru akan membuka sedikit ruang penguatan ke arah 3.97% – 4.0%. ADVISE : antisipasi limited downside potential pada harga, dalam waktu dekat.

ID10YT belum jua bisa “Move on” dari MA10 / yield 6.65% yang saat ini jadi Resistance terdekat , demi menghindari konsolidasi lanjutan menuju target bottom sekitar 6.53%. POTENTIAL : downtrend turun yield masih intact, harga bisa saja masih akan menguat terbatas.

Download full report HERE.