Today’s Outlook:
MARKET AS: Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa ia menuntut agar suku bunga segera turun (bahkan di seluruh dunia), dengan demikian memberikan dorongan bagi pasar saham di tengah sikap kehati-hatian investor menyambut perkembangan dunia finansial berikutnya. Sebagai tanda kebijakan yang akan datang, Trump mengatakan kepada para pemimpin bisnis di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, pada hari Kamis bahwa ia ingin menurunkan harga minyak global, suku bunga dan pajak, dan memperingatkan tentang tarif ekspor ke Amerika Serikat. Seperti diketahui, investor paling khawatir tentang kemungkinan rencana tarif Trump. Tanpa rincian baru, ketidakpastian membebani pasar obligasi. Imbal hasil US Treasury naik untuk hari kedua karena investor obligasi bersiap untuk tarif yang mungkin memicu inflasi. Dari sudut indikator ekonomi, data terbaru US INITIAL JOBLESS CLAIMS kemarin tunjukkan ada pertumbuhan klaim pengangguran sebanyak 6000 dari pekan terakhir yang terdata (lebih tinggi dari ekspektasi). Hari ini akan jadi hari pengumuman PMI di banyak belahan dunia, termasuk US yang sekaligus merilis angka Existing Home Sales (Dec). MARKET EROPA & ASIA : – JERMAN & EUROZONE akan menantikan data PMI hari ini , diikuti pula oleh INGGRIS .
– Di CHINA , pemerintah mengumumkan rencana untuk menyalurkan ratusan miliar Yuan investasi dari perusahaan asuransi milik negara ke saham, tepat setelah Trump mengatakan bahwa ia mengusulkan untuk mengenakan bea masuk sebesar 10% atas impor China. Indeks saham unggulan CSI300 berakhir naik 0,18%, sementara Yuan melemah terhadap Dollar menjadi 7,289 dalam perdagangan luar negeri.
CURRENCY & FIXED INCOME : DOLLAR INDEX (DXY) , yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, merosot mendekati level terendah 2 minggu di 108,10. EURO stabil di $1,04180, sementara POUNDSTERLING naik ke $1,2353. Setelah komentar Trump tentang suku bunga, US TREASURY tenor 2 tahun yang sensitif terhadap suku bunga sebagian besar tidak berubah, karena FEDERAL RESERVE , seperti banyak bank sentral dunia lainnya, bersifat independen.
Menjelang keputusan kebijakan BANK OF JAPAN pada hari Jumat ini , Dollar naik ke level tertinggi dalam seminggu terhadap Yen di 156,19 sebelum mundur ke 155,97. Pasar telah sepenuhnya memperhitungkan kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin pada akhir pertemuan BOJ, ke tingkat 0.5% yang merupakan angka tertinggi dalam 17 tahun. Press conference Gubernur BOJ Kazuo Euda akan ditunggu para pelaku pasar mengenai skenario kebijakan berikutnya, yang mana yang ideal untuk aset di Jepang kemungkinan besar adalah kenaikan yang dovish, di mana BOJ lebih cenderung meredam ; daripada memicu ekspektasi investor ; mengenai laju pengetatan lebih lanjut, meskipun pertumbuhan upah semakin meningkat. Sambil menunggu rapat BOJ, JEPANG juga telah merilis angka Inflasi nasional (Dec) di mana memang nyata memanas sesuai perkiraan, apalagi jika dikonfirmasi oleh pertumbuhan au Jibun Bank Services PMI (Jan) .
KOMODITAS : Harga MINYAK tetap di bawah $80 per barel, di bawah tekanan setelah Trump mengatakan akan meminta Arab Saudi dan OPEC untuk menurunkan harga minyak. Investor juga khawatir bagaimana tarif yang diusulkan Trump dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi global dan permintaan energi. Harga minyak mentah BRENT pun merosot turun 1,4% ke level $77,89 per barel.
INDONESIA akan menantikan angka pertumbuhan Foreign Direct Investment (FDI) berbanding data sebelumnya pada level 18,6% yoy as per Oct lalu, merupakan yang tertinggi sejak Juli 2023.
Domestic News
Siap-siap! Aturan Baru Devisa Hasil Ekspor (DHE) Berlaku 1 Maret 2025
Pemerintah akan segera merevisi Peraturan Pemerintah (PP) No. 36/2023 tentang Devisa Hasil Ekspor (DHE) dari Kegiatan Pengusahaan, Pengelolaan dan/atau Pengolahan Sumber Daya Alam (SDA). Aturan baru rencananya diberlakukan per 1 Maret 2025. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memaparkan kebijakan baru atas retensi DHE telah dibahas oleh pemerintah. Pada aturan barunya nanti, pemerintah akan memberlakukan retensi terhadap DHE sebesar 100% untuk periode satu tahun. Sebagai gambaran, pemerintah dalam aturan sebelumnya memberlakukan retensi atau penahanan DHE sebesar 30% dengan jangka waktu minimal tiga bulan. “Terhadap kebijakan ini, pemerintah akan segera merevisi PP No.36 dan akan diperlakukan per 1 Maret tahun ini. Dan untuk itu baik BI, OJK, perbankan, Bea Cukai akan mempersiapkan sistem, dan oleh karena itu nanti kami akan juga memberikan sosialisasi kepada para stakeholder,” ujarnya kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (21/1/2025). Airlangga mengatakan kebijakan baru DHE itu akan berlaku setara bagi swasta maupun BUMN. Artinya, tidak ada perlakuan khusus. Dia menyebut retensi DHE sebesar 100% selama satu tahun itu sudah melalui perbandingan dengan negara negara tetangga, seperti Malaysia dan Thailand. Usai bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto untuk membahas hal tersebut, pemerintah juga menyetujui pemberian sejumlah insentif kepada eksportir atas kewajiban baru DHE yang akan diberlakukan Selain pembebasan tarif PPh, para eksportir dapat memanfaatkan instrumen penempatan DHE sebagai agunan back-to-back kredit rupiah dari bank maupun Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) untuk kebutuhan rupiah di dalam negeri. Fasilitas-fasilitas tersebut, ujar Airlangga, akan diberikan kepada sektor mineral batu bara, serta sumber daya alam lain termasuk kelapa sawit, perikanan dan kehutanan. Namun, sektor minyak bumi dan gas alam tidak diikutsertakan. Airlangga lalu mengungkap DHE ini dapat dikonversikan ke mata uang rupiah dan diperhitungkan sebagai pengurangan besaran persentase kewajiban penempatan DHE. (Bisnis)
Corporate News
PALM Lunasi Utang, Provident (PALM) Jajakan Obligasi IDR 612.2 Miliar
Provident Investasi Bersama (PALM) bakal menerbitkan obligasi IDR 612.2 miliar. Surat utang itu, bagian dari penerbitan obligasi berkelanjutan II dengan target IDR 5 triliun. Dan, perseroan telah menjajakan obligasi IDR 1.93 triliun. Nah, Kali ini obligasi berkelanjutan II tahap IV tahun 2025 terbagi dalam dua seri. Yaitu, seri A sebesar IDR 353.53 miliar dengan tingkat bunga tetap 8.25 persen per tahun berjangka waktu 367 hari. Dan, seri B senilai IDR 258.67 miliar dengan bunga tetap 9.75 persen per tahun berjangka 3 tahun. Bunga obligasi dibayar setiap triwulan. Bunga obligasi pertama akan dibayar pada 13 Mei 2025, sedang bunga obligasi terakhir sekaligus pelunasan obligasi akan dibayar pada 20 Februari 2026 untuk seri A, dan untuk seri B pada 13 Februari 2028. Pelunasan masing-masing seri dilakukan secara penuh saat jatuh tempo. Seluruh dana hasil obligasi setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan untuk melakukan pembayaran dipercepat atas pokok utang perseroan kepada United Overseas Bank Limited (Bank UOB) berdasar perjanjian fasilitas kredit bergulir USD 75 juta pada 31 Agustus 2023. Itu sebagaimana terakhir diubah dengan perjanjian amendemen, dan pernyataan kembali perjanjian fasilitas kredit bergulir USD135 juta pada 30 Mei 2024 antara perseroan sebagai peminjam, dan Bank UOB sebagai pemberi pinjaman, dan arranger. Pada 22 Januari 2025, perseroan telah melakukan penari USD 68.50 juta atau setara IDR 1.11 triliun. Perseroan akan melakukan pembayaran pokok utang USD 37.2 juta atau setara IDR 607.0 miliar, sehingga sisa saldo pinjaman perseroan setelah dilakukan pembayaran akan menjadi IDR 31.3 juta atau setara IDR 511.7 miliar. Asumsi nilai kurs untuk mentranslasi kewajiban keuangan dalam mata uang Dolar Amerika Serikat (USD) kurs tengah Bank Indonesia per 22 Januari 2025 sebesar IDR 16,331 per USD. (Emiten News)
Recommendation
US10Y bangkit setelah mencapai support 4,531%, karena euforia pasca pelantikan Trump mulai memudar yang mengarah pada imbal hasil yang lebih tinggi dalam jangka pendek. NHKSI Research berpendapat bahwa US10Y memiliki potensi tinggi untuk kembali ke resistance terdekat 4,77%.
D10Y telah melanjutkan koreksinya ke level 7,098% saat ini dari puncaknya di 7,330%. NHKSI Research memperkirakan ID10Y berpotensi mencapai support garis tren 7,077-7,081%. Euforia pasca Trump yang menurun mungkin telah membantu menurunkan imbal hasil obligasi acuan 10-Tahun Indonesia.
Download full report HERE.