Today’s Outlook:
SENTIMEN MARKET: Average Hourly Earnings (MoM) bulan November, Non-Farm Payrolls bulan November, dan Unemployment Rate bulan November
PASAR ASIA dan EROPA: Para investor terus memantau situasi politik di Korea Selatan dan Perancis. Kurang dari sehari setelah ia mengumumkan darurat militer, anggota parlemen di Korea Selatan mengajukan mosi untuk memakzulkan Presiden Yoon Suk Yeol.
CURRENCY & FIXED INCOME: Indeks Dolar diperdagangkan 0,1% lebih rendah ke 106,180 pada hari Kamis. Dolar telah mengembalikan beberapa kenaikannya baru-baru ini setelah lapora private payrolls bulanan tumbuh lebih lambat dari yang diharapkan sementara aktivitas sektor jasa melemah di bulan November setelah membukukan kenaikan dalam beberapa bulan terakhir. US Treasury 10 tahun bergerak lebih tinggi pada hari Selasa karena investor mempertimbangkan data pembukaan lapangan kerja baru-baru ini. Imbal hasil US Treasury 10 tahun naik 4 bps menjadi 4,232%, sementara imbal hasil US Treasury 2 tahun turun 2 bps dan diperdagangkan pada 4,177%. Imbal hasil dan harga bergerak berlawanan arah, dan satu bps sama dengan 0,01%.
– Euro naik 0,2% ke 1,0532, menjauhi level terendah dua tahun di 1,0331 yang dicapai pada akhir November, bahkan dengan Perdana Menteri Perancis Michel Barnier akan mengundurkan diri setelah kalah dalam mosi tidak percaya pada hari Rabu. Hal ini dapat mengakibatkan penundaan pengetatan fiskal di negara dengan perekonomian terbesar kedua di zona euro ini, namun defisit anggaran negara yang sangat besar harus diatasi dalam waktu dekat.
– Data yang dirilis pada hari Kamis sebelumnya menunjukkan bahwa pesanan pabrik Jerman turun 1,5% di bulan Oktober, sementara produksi industri Perancis juga turun secara bulanan, menunjukkan pertumbuhan yang lemah di masa mendatang. Bank Sentral Eropa diperkirakan akan memangkas suku bunga minggu depan, dan pasar memperkirakan adanya pelonggaran suku bunga sebesar lebih dari 150 bps pada akhir 2025.
KOMODITAS: Harga Minyak ditutup lebih rendah pada hari Kamis, karena kekhawatiran tentang meningkatnya pasokan minyak mentah, mengimbangi kenaikan awal menyusul keputusan OPEC+ untuk menunda dimulainya kembali peningkatan produksi minyak selama tiga bulan. Minyak berjangka Brent turun 0,3% menjadi USD72,09 per barel, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) turun 0,4% menjadi USD68,30 per barel. Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) telah memutuskan untuk menunda dimulainya kembali peningkatan produksi minyak selama tiga bulan, yang merupakan penundaan ketiga kalinya karena harga minyak mentah masih berada di bawah tekanan. Tambahan produksi sebesar 180.000 barel per hari yang tadinya diperkirakan akan dimulai pada bulan Januari, akan dimulai pada bulan April, dan diimplementasikan lebih lambat daripada yang telah ditetapkan sebelumnya.
– Harga Emas turun pada hari Kamis meskipun ada pelemahan dalam Dolar menjelang laporan pekerjaan utama yang akan dirilis pada hari Jumat, yang tampaknya akan mempengaruhi keputusan suku bunga Federal Reserve yang dijadwalkan minggu depan. Emas spot turun 0,7% menjadi USD 2.630,53 per ons, sementara emas berjangka yang akan berakhir pada bulan Februari turun 0,1% menjadi USD 2.653,64 per ons. Emas mengalami permintaan safe haven yang terbatas karena aset-aset berisiko mengalami lonjakan.
Domestic Issue
Prabowo Beri Lampu Hijau Tarif PPN 12% Mulai 1 Januari 2025
Presiden Prabowo Subianto dikabarkan setuju untuk menaikkan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% pada 1 Januari 2025 dari sebelumnya hanya 11%. Ketua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun menjelaskan bahwa kenaikan PPN menjadi 12% bakal diterapkan untuk beberapa golongan barang saja. Hal ini dia sampaikan usai melakukan pertemuan bersama dengan perwakilan DPR Komisi 11 dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Kamis (5/12/2024). “Hasil diskusi kami dengan bapak Presiden Prabowo, kita akan tetap mengikuti Undang-Undang bahwa PPN [12%] akan tetap berjalan sesuai jadwal waktu, amanat di Undang-Undang yaitu 1 Januari 2025,” katanya kepada wartawan di Kantor Presiden. Lebih lanjut, Misbakhun memerinci bahwa penerapan PPN akan selektif kepada beberapa golongan barang, baik itu dalam negeri maupun impor yang berkaitan dengan barang mewah. “Pemerintah hanya memberikan beban itu kepada konsumen pembeli barang mewah. Masyarakat kecil tetap kepada tarif PPN yang saat ini berlaku [11%],” ucapnya. Dia melanjutkan bahwa hasil diskusi tersebut juga menunjukkan bahwa Prabowo akan melakukan kajian lebih mendalam agar penerapan PPN 12% tidak berlaku dalam satu tarif. Misbakhun mencontohkan untuk kelompok barang seperti barang pokok, jasa pendidikan, jasa kesehatan, jasa perbankan, jasa kesehatan, jasa perbankan, dan hal-hal yang bersifat pelayanan umum, dan jasa pemerintahan dikecualikan dari PPN. Apalagi, dia menyebut bahwa saat ini Prabowo mengatakan tengah berusaha menertibkan banyak urusan yang berkaitan dengan hal-hal ilegal, sehingga diharapkan dapat menambah penerimaan negara yang selama ini tidak terdeteksi. (Bisnis)
Corporate News
SGRO: Pefindo Pertegas Peringkat SGRO idA, Telusuri Sebabnya
Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat idA Sampoerna Agro (SGRO) dengan prospek stabil. Peringkat itu, juga berlaku untuk obligasi berkelanjutan I, dan Sukuk Ijarah I terbitan perseroan. Peringkat itu, mencerminkan profil perkebunan perusahaan baik, operasi hulu terintegrasi, dan permintaan domestik stabil untuk minyak kelapa sawit (CPO). Peringkat itu, dibatasi struktur permodalan, tingkat perlindungan arus kas moderat, paparan terhadap fluktuasi harga komoditas global, dan cuaca tidak menguntungkan. Peringkat dapat dinaikkan kalau perseroan mampu meningkatkan pertumbuhan produktivitas berkelanjutan atau memperluas area perkebunan, dan meningkatkan integrasi bisnis. Itu juga harus disertai struktur permodalan lebih konservatif, dan perlindungan arus kas lebih kuat. Peringkat dapat dilorot kalau perusahaan menambah utang jauh lebih besar daripada proyeksi atau jika harga CPO turun secara signifikan dapat melemahkan profil keuangan perusahaan. (Emiten News)
Recommendation
US10YT bergerak flat pada hari Kamis dan terus berada dalam tren sideways minor setelah terkoreksi di sekitar area support dinamis MA50 di 4,199-4,180%; hal ini diawali dengan bearish dari divergensi negatif pada RSI di dekat area resisten trendline di 4,469-4,501%. MA10 dan MA20 telah membentuk death cross. Dengan demikian, NHKSI masih melihat yield US10YT diproyeksikan mencapai 4,13-4,116%.
Begitupun dengan ID10YT yang juga bergerak flat setelah rebound dari potensi penurunan support pola wedge di 6,895-6,865%. Support MA10 di 6,898% berhasil ditembus. NHKSI mengantisipasi ID10YT akan mengalami sedikit rebound ke resisten pola falling wedge di 6,98-7% sebelum akhirnya terjadi momentum bearish.
Download full report HERE.