-GOVERNMENT BONDS-
Penurunan Yield Tekan Minat Lelang Sukuk. Pemerintah menutup bulan Oktober 2020 dengan melakukan lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara pada Selasa (27/10). Lelang kali ini, pemerintah mencatatkan total penawaran yang masuk sebesar IDR 20,9 triliun, atau jumlah penawaran yang masuk mengalami penurunan dari lelang Sukuk sebelumnya IDR 25,9 triliun. Penurunan penawaran masuk ini kembali terjadi, ditengah tren kenaikan harga Surat Berharga Negara (SBN) acuan tenor 10-tahun sebulan terakhir. Kenaikan harga SBN acuan 10-tahun sudah terjadi sejak awal Oktober 2020, ditandai dengan tren penurunan yield dalam periode yang sama. Adapun, penawaran masuk terbesar lelang Sukuk kali ini dicatatkan seri PBS028 senilai IDR 8,1 triliun, dengan bid to cover (BTC) ratio sebesar 1,7x. Sebaliknya, penawaran masuk terkecil pada seri PBS027 senilai IDR 1,2 triliun dengan BTC ratio 1,4x. Sebagai catatan, yield rerata tertimbang yang dimenangkan terbesar berada pada seri PBS028 sebesar 7,43%, dan terkecil pada seri SPNS14042021 sebesar 3,08%. Dalam lelang penutup bulan Oktober 2020 ini, pemerintah berhasil memenangkan senilai IDR 12,4 triliun, atau melampaui target indikatif yang ditetapkan senilai 10 triliun.

-CORPORATE BONDS-
PNM Terbitkan Sukuk IDR 200 Miliar. Permodalan Nasional Madani (PNM) menawarkan Sukuk Mudharabah IV Tahun 2020 tahap I Seri A senilai IDR 200 miliar. Sukuk bertenor 3-tahun ini ditawarkan dengan satuan perdagangan IDR 20 milar dan bagi hasil floating, serta melakukan distribusi secara elektronik pada 27 Oktober 2020. Sebelumnya, PNM masih mempertimbangkan dampak pandemi Covid-19 sebelum menerbitkan obligasi tahun ini. Oleh karena itu, perseroan baru akan menerbitkan sisa plafon dari obligasi berkelanjutan (PUB) pada akhir 2020. Sebagai catatan, obligasi berkelanjutan tersebut senilai total IDR 6 triliun dan sampai saat ini perseroan sudah menerbitkan IDR 3,6 triliun. Adapun, sisa plafon senilai IDR 2,4 triliun. PNM akan menerbitkan sekitar IDR 500 miliar sampai IDR 1 triliun pada 4Q20 kalau kondisi sudah kondusif. Hingga 1H20, PNM berhasil menyalurkan pembiayaan melalui program PNM Mekaar dan ULaMM senilai IDR 7,69 triliun kepada 6,27 juta nasabah. (Investor Daily)

-MACROECONOMY-
BI: Inflasi Oktober 0,08%. Bank Indonesia (BI) optimistis kalau Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan Oktober 2020 akan mulai mengalami peningkatan harga (inflasi) tipis. Berdasarkan survei pemantauan harga hingga minggu keempat bulan Oktober 2020, inflasi diperkirakan akan sebesar 0,08% MoM. Bank sentral mengklaim, inflasi tersebut berada pada level yang rendah dan masih terkendali. Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Oktober 2020 secara tahun kalender sebesar 0,97% YtD, dan secara tahunan sebesar 1,46% YoY. Penyumbang inflasi pada periode laporan berasal dari komoditas cabai merah yang naik 0,09% MoM, bawang merah yang naik 0,03% MoM, serta harga minyak goreng dan daging ayam ras yang naik masing-masing 0,01% MoM. (Kontan)

-RECOMMENDATION-
Investor Menantikan Data GDP Indonesia 3Q20. Selain data inflasi, pelaku pasar menantikan data pertumbuhan ekonomi Indonesia periode 3Q20, hingga pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS). Pekan ini, kombinasi sentimen positif domestik dan luar negeri, seperti: Pertama, indeks harga konsumen (IHK) domestik yang diproyeksikan akan terjadi inflasi, mengindikasikan konsumsi kembali meningkat. Pasar memproyeksikan inflasi sebesar 0,08% MoM, dibandingkan bulan sebelumnya yang deflasi -0,05%. Kedua, Markit Purchasing Managers Index (PMI) sektor manufaktur periode Oktober yang diproyeksikan di level 46,8. Ketiga, pemungutan suara pilpres AS antara calon petahana Donald Trump dan kandidat penantang Joe Biden. Pasar juga akan mencermati neraca perdagangan AS yang berpeluang defisit USD 64 miliar. Keempat, PMI sektor jasa China periode Oktober yang diperkirakan masih ekspansif di angka 54. Kelima, data Gross Domestic Product (GDP) Indonesia 3Q20 yang akan memberi gambaran mengenai tren pemulihan ekonomi domestik. Dalam jangka pendek, investor dapat mencermati FR0081, FR0082, FR0086, dan FR0087.