Today’s Outlook:
MARKET AS: Adapun FEDERAL RESERVE Chairman Jerome Powell mengatakan awal bulan ini bahwa pejabat bank sentral AS “Akan berhati-hati dalam memutuskan pemotongan suku bunga lebih lanjut” setelah penurunan suku bunga 25bps seperti yang diharapkan. Ekonomi AS juga menghadapi dampak dari DONALD TRUMP, yang telah mengusulkan deregulasi, pemotongan pajak, kenaikan tarif, dan kebijakan imigrasi yang lebih ketat yang dipandang oleh para ekonom sebagai pro-pertumbuhan dan inflasi.
CURRENCY : DOLLAR INDEX, yang mengukur kekuatan DOLLAR AS terhadap enam mata uang major dunia lainnya, melemah 0,06%, menandai kenaikan mingguan 0,2%, dan menunjukkan kenaikan 6,6% sepanjang tahun 2024. USD/JPY turun 0,06%, tetapi mendekati level tertinggi 5,5 bulan pada hari Selasa. Greenback juga menunjukkan kenaikan 5,4% bulan ini terhadap YEN Jepang yang terkepung dan kenaikan hampir 12% untuk tahun 2024. EURO , stabil, tidak jauh dari level terendah dua tahun pada bulan November dan menunjukkan kerugian 5,6% tahun ini.
– BANK OF JAPAN menahan diri menaikkan suku bunga bulan ini, membuat Yen terpuruk. Gubernur bank sentral Jepang Kazuo Ueda mengatakan dia lebih suka menunggu kejelasan tentang kebijakan Trump, menggarisbawahi meningkatnya kecemasan di antara bank sentral di seluruh dunia tentang tarif AS yang berpotensi besar memukul perdagangan global. Lebih lanjut, Tokyo Core CPI (Dec) terbukti masih lebih rendah dari ekspektasi walau telah mulai memanas 0,2% dari bulan sebelumnya ke level tahunan 2,4%. Industrial Production Jepang yang masih terpuruk di pertumbuhan negatif 2,3% mom pada bulan Nov sepertinya masih akan membuat BOJ akan pertahankan kebijakan moneter longgar , sementara para pelaku pasar perkirakan EUROPEAN CENTRAL BANK justru akan berikan pemotongan suku bunga lebih lanjut ; yang mana langkah keduanya tidak positif bagi mata uang masing-masing . Para investor perkirakan penurunan suku bunga AS sebesar 37 basis poin pada tahun 2025 pada bulan Mei, saat ECB diharapkan telah menurunkan suku bunga depositonya sebesar 100 bps penuh ke level 2% akibat ekonomi EUROZONE melambat.
– Ekspektasi suku bunga AS yang lebih tinggi menarik NAIK YIELD US TREASURY tenor 10 tahun, ke level tertinggi sejak awal Mei pada Kamis pagi, di 4,641%. Terakhir naik 4,6 basis poin di 4,625%. Sedangkan yield US TREASURY tenor 2 tahun, yang melacak prakiraan suku bunga, turun 0,4 bps menjadi 4,328%. Tren utang AS yang meningkat juga menyebabkan imbal hasil obligasi EUROZONE naik, di mana imbal hasil obligasi JERMAN tenor 10 tahun naik 7,6 bp menjadi 2,401% pada hari Jumat.
CATALYSTS FOR COMMODITIES : BANK DUNIA pada hari Kamis menaikkan perkiraannya untuk pertumbuhan ekonomi CHINA pada tahun 2024 dan 2025. Sementara itu, otoritas China telah setuju untuk menerbitkan obligasi khusus senilai 3 triliun Yuan ($411 miliar) tahun depan, demikian dikata sumber Reuters , sebagai upaya Beijing untuk menghidupkan kembali ekonomi mereka yang lesu. KONFLIK EROPA (RUSIA – UKRAINE), tampaknya kembali ke garis depan setelah berbagai peristiwa minggu ini yang dapat memengaruhi pasokan tahun depan. NATO mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka akan meningkatkan kehadirannya di Laut Baltik, sehari setelah Finlandia menyita sebuah kapal yang membawa minyak Rusia karena dicurigai menyebabkan pemadaman internet dan kabel listrik. Sementara itu, harga grosir gas alam Belanda dan Inggris naik di tengah memudarnya harapan akan kesepakatan baru untuk transit gas Rusia melalui Ukraina.
Domestic News
Pemerintah Targetkan Penerbitan SBN Melesat 42% Menjadi IDR 642,6 Triliun di 2025
Pemerintah menargetkan pembiayaan utang melalui Surat Berharga Negara (SBN) mencapai IDR 642,6 triliun di tahun 2025 mendatang. Angka ini melonjak hingga 42,2% jika dibandingkan dengan outlook penerbitan SBN di tahun 2024 yang mencapai IDR 451,9 triliun. Dalam menjalankan kebijakan ini, pemerintah memprioritaskan penerbitan SBN dalam mata uang rupiah. Hal ini bertujuan untuk menjaga stabilitas pasar keuangan domestik di tengah ketidakpastian global. “Upaya pemenuhan target pembiayaan utang melalui penerbitan SBN tahun 2025 akan dilakukan dengan memprioritaskan instrumen SBN dalam mata uang rupiah,” tulis pemerintah dalam Buku II Nota Keuangan APBN 2025, dikutip Minggu (29/12). Pemilihan instrumen dan tenor penerbitan akan mempertimbangkan faktor fakto antara lain kebijakan pengelolaan utang, biaya penerbitan SBN, risiko pasar keuangan domestik dan global, preferensi investor dan kapasitas daya serap pasar. Penerbitan SBN di tahun 2025 akan mencakup berbagai instrumen, seperti Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), dengan tenor beragam antara 2 hingga 30 tahun dan Surat Perbendaharaan Negara/Syariah (SPN/S). (Kontan)
Corporate News
BFIN: BFI Finance Siapkan Dana Internal untuk Pelunasan Obligasi
PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) menyampaikan kesiapannya untuk melunasi jatuh tempo Obligasi Berkelanjutan V BFI Finance Indonesia Tahap III Tahun 2023 Seri B yang senilai IDR 227 miliar. Melansir keterbukaan informasi, Jumat (27/12) disampaikan bahwa obligasi tersebut akan jatuh tempo pada tanggal 27 Januari 2025. Direktur BFI Finance Sudjono menegaskan, dana untuk pelunasan pokok dan bunga obligasi telah disiapkan sepenuhnya dari dana internal perusahaan. Dana tersebut saat ini ditempatkan dalam bentuk giro dan deposito di beberapa bank. “Kami berkeyakinan akan dapat melunasi kewajiban kepada pemegang obligasi tepat pada waktunya, baik untuk kupon bunga maupun pokok obligasi,” tulisnya dalam keterbukaan informasi, Jumat (27/12). Sebagai informasi, obligasi Seri B merupakan bagian dari Obligasi Berkelanjutan V BFI Finance Indonesia Tahap III Tahun 2023 dengan target nilai mencapai IDR 1,1 triliun. (Kontan)
Recommendation
YIELD US10YT bukukan kenaikan sebesar hampir 20% selama tahun 2024, walau The Fed telah pangkas Fed Fund Rate sebanyak 3 x 25bps sepanjang tahun ini ke level 4,25% – 4,5% (di saat RDG BI hanya mampu turunkan BI7DRR 1 x 25bps di bulan Sept sampai akhir tahun bercokol di 6,0%). Imbal hasil obligasi negara AS tenor 10 tahun ini selangkah lagi menyentuh titik tertinggi 2024 pada 4.74%, dan bisa saja pada track naik yang stabil menuju level psikologis 5,0%. Dengan perkiraan kasar saat ini bahwa 2025 hanya akan menghasilkan 50bps rate cut dan kebutuhan Washington untuk menutup defisit budget fiskal dengan menggelontorkan sejumlah surat utang US lagi, maka memang seyogyanya yield US10YT akan susah turun dari 4,4% – 4,2%.
ID10YT bergerak Sideway sepanjang 2024 dengan kinerja YTD +8.11%. Sejalan dengan trend US10YT, yield ID10YT tak bergeming dari sekitar 7,0%, on the way menuju 7,2% dalam waktu dekat. Walau RSI hampir masuki wilayah Oversold, namun sepertinya trend naik terjaga cukup intact, bukannya tak mungkin yield akan menyentuh level all-time-high kembali sekitar 7,33%.
Download full report HERE.