Today’s Outlook:

MARKET AS: JOLTs JOB OPENINGS (May) yang akan dirilis pada hari Selasa (dengan forecast : 7.86 juta lapangan kerja baru, vs previous : 8.06 juta) dan petunjuk lebih lanjut mengenai kebijakan moneter sedianya menjadi fokus awal para investor minggu ini menjelang data Nonfarm Payrolls bulan Juni yang akan keluar hari Jumat. Ketahanan sektor tenaga kerja menjadi pertimbangan utama bagi The Fed dalam keputusan menurunkan suku bunganya. Menjelang data Nonfarm Payrolls, Federal Reserve akan merilis Notulen FOMC Meeting bulan Juni, di mana banyak orang menunggu untuk mendapatkan petunjuk baru mengenai prospek kebijakan  moneter bank sentral AS setelah Federal Reserve memberikan sinyal bahwa mereka kini hanya memperkirakan 1 pemotongan pada tahun ini, dari perkiraan sebelumnya sebanyak 3 pemotongan. Fed Chairman Jerome Powell akan hadir di forum tahunan Bank Sentral Eropa di Portugal pada hari Selasa, namun Powell diperkirakan tidak akan bicara banyak mengenai kebijakan moneter, selain terus menekankan bahwa mereka akan terus berpegangan pada indikator ekonomi sebelum mendapatkan keyakinan yang cukup untuk mulai menurunkan suku bunga, demikian diprediksi Deutsche Bank dalam catatannya baru-baru ini. Bicara mengenai indikator ekonomi, data ISM menunjukkan aktivitas manufaktur AS secara tak terduga turun lebih jauh ke wilayah kontraksi pada bulan Juni, dengan angka 48.5, di bawah perkiraan 49.2. Seperti diketahui, angka di bawah 50 menunjukkan kontraksi.

FIXED INCOME : Kenaikan tajam yield US Treasury berpotensi menjegal pasar ekuitas regional dan negara berkembang pada khususnya. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun melonjak 13 basis poin menjadi 4.50% pada hari Senin – merupakan imbal hasil tertinggi dan kenaikan satu hari terbesar dalam sebulan – karena investor memperhitungkan potensi dampak Inflasi dari kebijakan fiskal, tarif, dan imigrasi yang diperdebatkan di bawah kepemimpinan Donald Trump.

MARKET ASIA & EROPA : Situasi yang sama kembali menerpa YEN JEPANG di kala mata uang tsb tiarap ke titik terendah 38 tahun , pada nilai tukar 161 / USD. Belum ada tanda-tanda bank sentral Jepang akan bergerak, sampai-sampai analis memperkirakan mereka menunggu libur 4th July di kala market lengah untuk mendapatkan reaksi pasar yang optimal. Market CHINA membuka kuartal baru ini dengan secercah harapan mana kala S&P Global PMI (May) mencatat sektor manufaktur berada pada laju pertumbuhan tercepat selama 3 tahun ; walaupun data berkebalikan 180 derajat dengan data resmi PMI dari pemerintah yang keluar hari Minggu menunjukkan kontraksi pada aktivitas pabrikan. Di sisi lain, China masih berjuang menyehatkan sektor Property mereka secara harga rumah baru di bulan Juni ternyata stagnan pada 5 bulan terakhir. KOREA SELATAN telah merilis data Inflasi (June) di Selasa pagi ini dengan hasil harga barang & jasa ternyata turun (deflasi) 0.2% mom dan naik 2.4% yoy, kedua angka tsb lebih rendah dari polling Reuters sebelumnya. Kemarin JERMAN telah umumkan perkiraan awal CPI (June) pada level 2.2% yoy dan 0.1% mom , keduanya sukses lebih rendah dari ekspektasi. Sore nanti menyusul perkiraan awal CPI EUROZONE (June) dengan forecast : 2.5% yoy, diharapkan mampu sedikit mendingin dari 2.6% periode sebelumnya.

KOMODITAS : Harga MINYAK naik sekitar 2% ke level tertinggi dalam 2 bulan, pada hari Senin di tengah harapan meningkatnya permintaan selama musim mengemudi musim panas di belahan bumi utara dan kekhawatiran bahwa konflik di Timur Tengah dapat menyebar dan mengganggu supply minyak global ; plus adanya ancaman topan badai besar Hurricane Beryl yang akan menghantam area penghasil minyak di Teluk Mexico. Futures BRENT naik 1.9%, menjadi USD 86.60 / barel, sementara minyak mentah US West Texas Intermediate (WTI) naik 2.3% menjadi USD 83.38. Itu merupakan penutupan tertinggi bagi Brent sejak 30 April selama 3 hari berturut-turut dan tertinggi bagi WTI sejak 26 April.

Corporate News
Energy (RMKE) Terbitkan Obligasi IDR 1.5 Triliun untuk Ekspansi
RMK Energy Tbk. (RMKE) akan menerbitkan obligasi sebesar IDR 1.5 triliun dalam waktu dekat yang digunakan untuk ekspansi di luar Sumatra Selatan. Investor & Public Relations RMKE Julius Caesar Samosir mengatakan penerbitan obligasi rupiah dilakukan sebagai modal berekspansi di luar Sumatera Selatan. Adapun penerbitan obligasi dalam rupiah juga dilakukan karena biaya yang dikeluarkan serta laporan keuangan RMKE dicatatkan dalam rupiah. Menurut Julius, obligasi rupiah lebih aman dibandingkan dengan penerbitan dalam mata uang lainnya. Mengutip Bloomberg, underwriter potensial akan segera diumumkan. Ekspansi di luar Sumatera Selatan tersebut merupakan bagian dari target peningkatan kapasitas logistik sebesar menjadi sebesar 20 juta ton pada 2028 dari yang saat ini sebesar 7.6 juta ton. (Bisnis)

Domestic Issue
Pemerintah Akan Melelang Tujuh Seri Sukuk, Target IDR 11 Triliun pada Selasa (2/7)
Pemerintah akan menggelar lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara pada Selasa, 2 Juli 2024. Pemerintah menetapkan target indikatif sebesar IDR 11 triliun pada lelang sukuk kali ini. Berdasarkan keterangan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, terdapat tujuh seri sukuk yang akan dilelang, yakni dua seri SPN-S (Surat Perbendaharaan Negara – Syariah) dan lima seri PBS (Project Based Sukuk). Adapun dana yang diperoleh dalam lelang sukuk ini nantinya akan digunakan pemerintah untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2024. Berikut ketujuh seri sukuk yang akan dilelang pada Selasa (2/7). a. SPNS 20012025 akan jatuh tempo pada 20 Januari 2025 dengan tingkat imbalan diskonto, b. SPNS 01042025 (new issuance) akan jatuh tempo pada 1 April 2025 dengan tingkat imbalan diskonto, c. PBS032 akan jatuh tempo pada 15 Juli 2026 dengan imbalan 4.87%, d. PBS030 akan jatuh tempo pada 15 Juli 2028 dengan tingkat imbalan 5.87%, e. PBSG001akan jatuh tempo pada 15 September 2029 dengan tingkat imbalan 6.62%, f. PBS004 akan jatuh tempo pada 15 Februari 2037 dengan tingkat imbalan 6.10% dan g. PBS038 akan jatuh tempo pada 15 Desember 2049 dengan tingkat imbalan 6.87%. (Kontan)

Recommendation

US10YT hampir mencapai TARGET / resistance upper channel dari trend turunnya, pada yield 4.52% dan akan menunggu katalis berikutnya seperti sejumlah data ketenagakerjaan AS yang sedianya rilis pekan ini. Data tsb yang akan menentukan apa yield confirm bisa tembus resistance, ataukah berbalik turun kembali. ADVISE : WAIT & SEE.

ID10YT masih berjalan pada jalur naik jk.pendek , aman di atas Support MA20 yang menjaga yield di atas level psikologis 7.0%. POTENTIAL : penembusan ke atas Resistance MA10 / yield 7.1% akan membuat harga berbalik melemah, apalagi jika level previous High 7.243% berhasil dilalui maka akan segera menggenapi TARGET yield di 7.325%. ADVISE : WAIT & SEE.

Download full report HERE.