Today’s Outlook:

Data ekonomi lainnya di pasar perumahan menunjukkan penjualan rumah yang sudah ada di AS alias Existing Home Sales turun selama 3bulan berturut-turut di bulan Mei karena harga yang mencapai rekor tertinggi dan kenaikan suku bunga cicilan rumah membuat calon pembeli menahan diri.

YIELD US TREASURY naik tipis setelah data tersebut keluar, imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun bergerak 0,1 basis poin lebih tinggi pada 4.255%. Imbal hasil 10 tahun catatkan kenaikan mingguan pertama setelah 2 penurunan berturut-turut.

MARKET ASIA: Data JEPANG pada hari Jumat mengindikasikan bahwa Inflasi yang dipicu oleh permintaan di negara ini melambat di bulan Mei, meredupkan prospek kenaikan suku bunga lanjutan dari Bank of Japan. Deputi Gubernur Bank of Japan Shinichi Uchida mengatakan pada hari Jumat bahwa bank sentral bersedia untuk menaikkan suku bunga jika ekonomi dan harga bergerak sesuai dengan perkiraannya, namun ternyata tanda-tanda pelemahan tetap ada.

DOLLAR INDEX , yang mengukur kekuatan greenback terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, naik 0.17% menjadi 105.81 ; EURO turun 0.09% pada USD 1.069. Terhadap YEN Jepang, Dollar menguat 0.43% menjadi 159.59. Level tersebut belum pernah terlihat sejak akhir April ketika pihak berwenang Jepang melakukan intervensi untuk menghentikan jatuhnya mata uang Yen.

KOMODITAS : Dollar yang lebih kuat membantu menurunkan harga MINYAK , di mana US WTI turun 0.69% pada USD 80.73 / barel dan BRENT turun 0.55% dan menetap di harga USD 85.24 / barel. Namun, kedua patokan minyak mentah tersebut berhasil ditutup naik sekitar 3% pada minggu lalu.

Corporate News
UOB Indonesia Rilis Obligasi, Janjikan Bunga 6.7%-7.5%
PT Bank UOB Indonesia bersiap menerbitkan Obligasi Berkelanjutan IV dan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan IV Bank UOB Indonesia dengan target dana yang akan dihimpun masing-masing sebesar IDR 2 triliun. Berdasarkan keterbukaan informasi, perseroan menawarkan kedua obligasi Tahap I Tahun 2024 ini dengan jumlah pokok sebesar IDR 100 miliar. “Seluruh dana yang akan diperoleh dari Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Subordinasi, setelah dikurangi dengan biaya emisi akan dipergunakan seluruhnya oleh perseroan untuk meningkatkan penyaluran kredit,” demikian isi laporan manajemen Bank UOB Indonesia yang dikutip Jumat (21/6/2024). Bila dirinci, Obligasi Berkelanjutan IV ini diterbitkan dengan tingkat bunga sebesar 6.7% per tahun dan ditawarkan dengan nilai 100% dari jumlah Pokok Obligasi. Kemudian, bunga obligasi dibayarkan setiap tiga bulan sesuai dengan Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi, terhitung sejak Tanggal Emisi. Pembayaran Bunga Obligasi pertama akan dilakukan pada tanggal 26 September 2024. “Pembayaran Bunga Obligasi terakhir akan dibayarkan bersamaan dengan pelunasan Pokok Obligasi pada tanggal jatuh tempo, yaitu tanggal 6 Juli 2025. Pelunasan Obligasi dilakukan secara penuh [bullet payment] pada saat jatuh tempo,” tulis manajemen, Kamis (20/6/2024). Sementara itu, untuk Obligasi Subordinasi ditawarkan dengan tingkat bunga sebesar 7.50% per tahun. (Bisnis)

Domestic Issue
Pejabat Gubernur Jawa Barat Tak Ingin Ada penerbitan Obligasi Daerah Selama Pimpin Jabar
Pejabat Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin mengatakan tidak ingin ada penerbitan obligasi daerah selama dirinya memimpin Jabar, agar tidak menjadi beban keuangan daerah. “Obligasi daerah selama saya menjabat tidak perlu, karena saya tidak mau (membebani),” kata Bey dalam keterangan di Bandung, Minggu, 23 Juni 2024. Bey menjelaskan langkah tersebut diambilnya, karena obligasi daerah yang merupakan pinjaman daerah jangka menengah sampai panjang yang bersumber dari masyarakat, perlu diperhatikan peruntukannya. Obligasi daerah, lanjut Bey, harus dipakai sebesar-besarnya untuk membiayai kegiatan sektor publik. Selain itu, perlu memberikan pemanfaatan bagi masyarakat yang menjadi urusan Pemprov Jabar. Bey tak ingin dari obligasi daerah tersebut Pemprov nanti terbebani secara anggaran, seperti dari biaya bunga, biaya penjualan atau biaya administrasi. “Jadi saya bilang obligasi jangan pada periode saya, silakan pada Gubernur definitif,” kata Bey. (Tempo)

Recommendation

US10YT hadapi tantangan pertama yaitu MA10 pada yield 4.271% ; yang mana jika mampu dilalui maka akan mengarahkan yield US10YT menuju TARGET berikut : MA20 / yield 4.355%. ADVISE : jika yield break resistance maka harga akan turun. WAIT FOR BREAK OUT sebelum menentukan keputusan investasi Anda.

ID10YT masih dalam rangka naik menuju TARGET : kembali ke titik yield tertinggi sebelumnya sekitar 7.325%. ADVISE : Dengan demikian berarti harga masih ada kecenderungan melemah. HOLD selama harga masih berada di atas Support MA10 / yield 7.031% saat ini.

Download full report HERE.