Today’s Outlook:
MARKET AS: Para investor menunggu keputusan Federal Reserve hari ini (sekitar jam 01.00 WIB hari Kamis). Menimbang tingkat Inflasi AS terakhir yang masih di atas target The Fed 2%, proyeksi ekonomi AS terbaru mengatakan bahwa mungkin saja pemotongan suku bunga The Fed tidak akan sebanyak 3x seperti yang diperkirakan sebelumnya. Namun demikian, yield US Treasury tetap saja tergelincir, dengan yield tenor 2 tahun turun 4 bps ke level yield 4.69%. Dari sudut data ekonomi, aktivitas sektor properti membaik terbukti dari angka Housing Starts & Building Permits yang kian membaik di bulan Februari.

MARKET ASIA: BANK OF JAPAN mengambil langkah historik dengan mengakhiri trend suku bunga negatif setelah 8 tahun, dan akhirnya menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam 17 tahun, di mana sekarang suku bunga BOJ terapresiasi ke level 0.1% dari -0.1% sebelumnya. Bank sentral Jepang tersebut juga menghapuskan kebijakan pengendalian kurva imbal hasil (yield curve). Tujuan tindakan ini adalah untuk meningkatkan likuiditas perbankan serta mendorong pihak bank untuk lebih bersemangat memberikan pinjaman, dalam rangka meningkatkan belanja masyarakat dan memerangi deflasi. Para perusahaan besar Jepang baru saja menyetujui kenaikan upah dalam nilai tertinggi dalam 33 tahun. Gaji yang lebih besar memungkinkan orang-orang untuk belanja lebih banyak. Selain income, pemerintah Jepang juga berharap investasi akan turut berkembang untuk menopang ekonomi mereka, secara Industrial Production (Jan.) terkontraksi 6.7% di bulan Januari, masuk ke wilayah pertumbuhan negatif dari 1.2% pada periode sebelumnya; dan tentunya tidak lupa kala Jepang sempat terjerumus dalam technical recession selama dua kuartal di tahun 2023. Hari ini giliran PEOPLE’S BANK OF CHINA yang akan menetapkan suku bunga mereka yang mana diprediksi masih ditahan tetap di level 3.95% bagi China Loan Prime Rate 5Y, dan 3.45% untuk suku bunga jangka pendek. Lebih siang lagi, RDG BI akan menyusul dengan keputusan suku bunga yang sama, di mana para pelaku pasar telah memperkirakan BI7DRR ditahan tetap di level 6.0%.

MARKET EROPA: Indikator ZEW Economic Sentiment menunjukkan optimisme yang cukup signifikan dalam memandang situasi ekonomi 6 bulan ke depan di Jerman dan Eurozone. Segudang data ekonomi yang lebih ramai akan datang dari Inggris yang utamanya akan merilis angka Inflasi (Feb.) yang diramal melandai ke level 3.5% yoy, dari 4.0% sebelumnya. Kemudian menyusul German PPI yang sebelumnya tengah berkubang dalam wilayah deflasi -4.4% di bulan Januari, diramal tak akan banyak berubah di bulan Februari juga.

KOMODITAS: Harga MINYAK naik ke titik tertinggi 4 bulan dalam sesi penguatan 2 hari berturut-turut setelah rilis data US weekly crude oil stock oleh American Petroleum Institute menyatakan bahwa stok persediaan minyak mentah AS ternyata lenyap 1,52 juta barrel (menyusul penurunan 5,5 juta barrel di pekan sebelumnya), pun meleset dari perkiraan adanya penambahan sebesar 77 ribu barrel. Malam nanti akan menyusul laporan persediaan minyak dari pemerintah yang mana meramalkan ada pengurangan sebesar 25 ribu barrel, menyusul penyusutan 1.5 juta barrel sebelumnya. Para trader juga menimbang imbas serangan Ukraina atas pabrik penyulingan Russia yang mungkin akan mengganggu persediaan bahan bakar global. Sejauh ini Ukraine telah semakin meningkatkan serangan mereka terhadap infrastruktur minyak Russia, di mana setidaknya sudah ada 7 pabrik penyulingan Russia yang mereka serang dengan drone di bulan ini saja. Serangan tersebut menyebabkan kapasitas pabrik drop 7% atau sekitar 350 ribu bpd, menurut perhitungan Reuters. Para analis memperkirakan, langkanya minyak Russia di pasar global memberikan peluang bagi harga minyak AS untuk naik 3%. Sebelum ini, harga minyak memang telah dapatkan dukungan dari aksi pengurangan ekspor minyak oleh Saudi Arabia & Irak, serta tanda-tanda perbaikan ekonomi di China & AS.

Corporate News
AP I Raih Peringkat Kredit AAA untuk Obligasi dan Sukuk dari Pefindo PT Angkasa Pura I (AP I) memperoleh peringkat kredit AAA dengan outlook stabil untuk obligasi dan sukuk dari lembaga pemeringkat kredit nasional, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Dengan kenaikan peringkat kredit menjadi AAA, AP I mendapatkan peringkat tertinggi yang diberikan oleh Pefindo. Peringkat kredit tersebut menunjukkan kemampuan kewajiban keuangan jangka panjang atas efek utang tersebut dibandingkan perusahaan lainnya ialah superior. “Peringkat kredit yang naik dari AA+ menjadi AAA adalah bukti komitmen AP I dalam meningkatkan kinerja perusahaan, baik dari segi operasional maupun secara keuangan. Peningkatan ini menjadi pemicu agar kami berkembang lebih baik lagi dalam memberikan pelayanan kepada pengguna jasa bandara,” kata Direktur Utama AP I MMA Indah Preastuty dalam keterangannya di Jakarta, Selasa. Indah menjelaskan kenaikan peringkat kredit dari Pefindo tersebut karena terdapat perbaikan profil risiko keuangan perusahaan seiring dengan tingkat pemulihan jumlah lalu lintas penumpang yang ditangani perusahaan. (Antara News)

Domestic Issue
Semarak, Permintaan Lelang Sukuk Melonjak 23.51% Lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) alias sukuk yang digelar hari ini mendapatkan animo cukup hangat dari pelaku pasar di tengah sentimen pasar global yang masih cenderung tertekan menanti keputusan bunga The Fed esok hari. Nilai permintaan yang masuk (incoming bids) dalam lelang sukuk hari ini mencapai IDR 21.06 triliun, naik 23.51% dibandingkan animo dalam lelang sukuk sebelumnya yang sebesar IDR 17.05 triliun. Kenaikan permintaan itu juga lebih tinggi dibandingkan lelang SUN pekan lalu yang hanya meningkat 3.6%. Kenaikan permintaan dalam lelang sukuk yang lebih tinggi hari ini juga berlangsung ketika tekanan di pasar surat utang domestik relatif lebih ringan bahkan ketika rupiah melemah akibat terseret sentimen keputusan bank sentral Jepang (BoJ) yang mengakhiri rezim bunga negatif. Investor terlihat memburu sukuk seri pendek dan tenor lebih panjang. Sementara seri menengah panjang tidak terlalu diminati. Seri PBS032 yang jatuh tempo tahun 2026 menjadi seri favorit peserta lelang dengan membukukan permintaan masuk hingga IDR 6.92 triliun, naik dibanding lelang sebelumnya di mana seri ini juga menjadi favorit. Selain itu, seri PBS038 yang memberikan imbalan 6.875% dan jatuh tempo pada tahun 2038 nanti juga membukukan permintaan terbesar ketiga dalam lelang, mencapai IDR 4.31 triliun. Sedang seri SPNS yang jatuh tempo Desember 2024 juga banyak diincar dengan nilai incoming bids mencapai IDR 4.4 triliun hari ini. (Bloomberg Technoz)

Recommendation

US10YT perlu motivasi lebih untuk menembus Resistance yield 4.351%, menunggu kepastian penetapan suku bunga Federal Reserve, dan yang terutama adalah view dari Chairman Jerome Powell mengenai arah jalur suku bunga ke depannya serta kapan pivot pertama bisa terlaksana di tahun ini. ADVISE : WAIT & SEE. Support ketiga Moving Average terletak di jajaran yield : 4.224% – 4.17% .

Setali tiga uang, ID10YT pun mengambil sikap yang sama di hadapan Resistance yield 6.652%, menjelang keputusan RDG BI hari ini dan view Federal Reserve ke depannya. ADVISE : WAIT & SEE. Support : 6.63% – 6.62%.

Download full report HERE.