Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan neraca perdagangan September surplus senilai USD 4,3 miliar, atau secara tahun kalender surplus senilai total USD 23,5 miliar. Adapun, surplus kali ini masih didukung oleh kenaikan harga komoditas ekspor, yang kemudian mendukung apresiasi rupiah. Pasca pengumuman surplus neraca dagang, rupiah bergerak menguat mendekati level psikologis IDR 14.000/USD, atau lebih baik dari sehari sebelumnya IDR 14.208/ USD. Lebih lanjut, apresiasi rupiah seiring dengan yield UST10Y yang terus turun pasca menyentuh level tinggi 1,6%. Yield UST10Y turun setelah data inflasi produsen AS sebesar 0,5% MoM dan 8,6% YoY. Angka ini, lebih rendah dari konsensus pasar 0,6% MoM dan 8,7% YoY.

Download laporan lengkapnya di SINI.