Target Pendapatan pada 2018, Tercapaikah?
Beberapa waktu yang lalu kami melakukan site visit ke IPCM. Pada awal 2018, IPCM menargetkan pendapatan sebesar Rp1,1 triliun (+30,6% y-y) dan laba bersih sebesar Rp150 milliar (+26,5% y-y). IPCM pun masih mengandalkan jasa pemanduan dan penundaan kapal sebagai main driver pendapatan pada 2018. Pertumbuhan arus lalu lintas pelabuhan sangat berkorelasi dengan pendapatan IPCM sehingga kami mengamati bahwa perbaikan harga komoditas, khususnya batu bara dan minyak yang meningkatkan kegiatan ekspor, akan berpotensi meningkatkan pendapatan IPCM.

IPCM Sedikit Terlalu Optimis
Untuk 2018E, kami mengestimasi pendapatan IPCM sebesar Rp878 miliar (+17,6% y-y) dan laba bersih sebesar Rp147 miliar (+16,8% y-y). Terdapat beberapa faktor yang membuat estimasi kami lebih konservatif, yaitu : 1) Perang dagang dan pelemahan rupiah yang berimbas terhadap kebijakan pemerintah untuk menekan impor guna kendalikan defisit transaksi berjalan, 2) Hingga 6M18 pendapatan IPCM tercatat sebesar Rp361 miliar, hanya 32,8% dari target, 3) Menurut data Kementrian Perhubungan rata-rata pertumbuhan arus peti kemas di pelabuhan hanya sebesar 2,39% per tahun, 4) Jumlah kapal terbatas sehingga sulit untuk menggenjot volume pelayanan. Arus lalu lintas pelabuhan memiliki jam kepadatan tertentu dan supaya kapal bisa lebih awet, idealnya 1 unit kapal hanya beroperasi 60% dari total jam operasi. Oleh karena itu IPCM perlu menyewa kapal untuk memenuhi target, menyebabkan cost of partnership meningkat dan memperkecil gross margin.

Download laporan lengkapnya di SINI.