Today’s Outlook:
MARKET AS: Harapan melandainya Inflasi yang menumbuhkan harapan adanya penurunan suku bunga di awal tahun depan, menjelang keputusan kebijakan moneter yang tengah digodok oleh Federal Reserve dijadwalkan rilis pada Kamis dini hari pukul 02.00 WIB.

Departemen Tenaga Kerja AS laporkan Indeks CPI mengalami kenaikan tipis secara bulanan pada November, namun turun tipis secara tahunan, agak memicu kekhawatiran bahwa inflasi memerlukan waktu lebih lama untuk kembali ke target 2% dari yang diperkirakan banyak pihak dan meningkatkan kemungkinan bahwa bank sentral akan mempertahankan suku bunga acuan lebih lama lagi. Pertumbuhan harga konsumen tahunan turun tipis sesuai ekspektasi menjadi 3,1% bulan lalu, melambat dari 3,2% di bulan Oktober, menurut data dari Biro Statistik Tenaga Kerja pada hari Selasa. Bulan ke bulan, angka tersebut naik tipis 0,1% dan sedikit di atas perkiraan awal para ekonom pada level 0,0%. Angka Inflasi Inti yang mengecualikan harga barang-barang yang mudah berubah (volatile) seperti makanan dan energi, naik 4,0% yoy, sejalan dengan bulan sebelumnya. Secara bulanan, kenaikan US Core CPI mencapai 0,3% mom, sedikit lebih cepat dari 0,2% di bulan Oktober. Adapun keduanya sesuai dengan perkiraan.

FOMC tengah mengadakan pertemuan kebijakan moneter pada tanggal 12-13Des ini, yang diperkirakan akan berujung pada keputusan untuk mempertahankan suku bunga acuan tetap di kisaran 5,25%-5,50%. The Fed juga diperkirakan akan merilis Ringkasan Proyeksi Ekonomi yang akan menjelaskan arah kebijakan bank sentral ke depannya. Tak heran, imbal hasil obligasi turun tipis setelah angka Inflasi Inti dirilis sesuai ekspektasi. Harga Benchmark Obligasi tenor 10 tahun terakhir naik 8/32 menjadikan yield berada pada level 4,2082%, dari 4,239% pada hari Senin. Harga Obligasi bertenor 30 tahun terakhir naik 9/32 menempatkan yield pads tingkat 4,3151%, dari 4,33% pada hari Senin. Dollar AS melemah terhadap sejumlah mata uang dunia untuk mengantisipasi proyeksi ekonomi dan suku bunga The Fed yang akan diumumkan sebentar lagi. Dollar Index turun 0,26%, dengan Euro naik 0,33% menjadi USD1,0796 / EUR.

KOMODITAS : Persediaan MINYAK mentah AS turun lebih banyak dari yang diperkirakan pada minggu lalu, demikian laporan American Petroleum Institute hari Selasa, di saat banyak pihak mengkhawatirkan peningkatan produksi dari negara produsen non-OPEC di mana hal ini mendorong suplai minyak mentah global menjadi surplus. Minyak Mentah WTI Berjangka, patokan AS, diperdagangkan pada USD68,83 per barel setelah laporan API tersebut dirilis dan berakhir turun 3,8% pada USD68,61 per barel, yang mana tetap berada di jalur penurunan mingguan terpanjang sejak 2018. Persediaan minyak mentah AS turun 2,3 juta barel untuk pekan yang berakhir 8 Desember, dibandingkan dengan kenaikan 549.000 barel yang didata oleh API untuk minggu sebelumnya. Penurunan ini lebih besar dari perkiraan para ekonomi sekitar 1,5 juta barel. Data API juga menunjukkan bahwa persediaan bensin melonjak 5,8 juta barel minggu lalu.

Sementara itu, EMAS membalikkan keuntungannya menyusul rilis data Inflasi, dan akhirnya ditutup sedikit lebih rendah. Emas spot turun 0,1% menjadi USD1.978,91/ ounce.

Corporate News
Adira Finance (ADMF) Memiliki Utang Jatuh Tempo IDR 937 Miliar di Awal 2024 PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk memiliki obligasi jatuh tempo pada awal tahun depan. Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), nilai obligasi Adira Finance yang akan jatuh tempo dalam empat bulan pertama di 2024 mencapai IDR 935,75 miliar. Obligasi pertama akan jatuh tempo pada Januari 2024 senilai IDR 328 miliar. Obligasi bertajuk obligasi berkelanjutan IV Adira Finance tahap IV tahun 2019 seri C tersebut berjangka waktu lima tahun, di mana tanggal pencatatan obligasi ini pada 24 Januari 2019. Saat penerbitan obligasi tersebut, emiten berkode saham ADMF ini memberi bunga tetap sebesar 9,5% per tahun. Waktu pembayaran bunga dilakukan per tiga bulanan. Selain obligasi ini, seri lain yang akan jatuh tempo di awal tahun depan adalah obligasi dengan tajuk obligasi berkelanjutan IV tahap V tahun 2019 seri C. Obligasi ini dirilis pada 18 April 2019 dengan nilai nominal IDR 607,75 miliar. Obligasi ini akan jatuh tempo pada 16 April 2024. (Kontan)

Domestic Issue
Kemenkeu: Minat lelang SUN relatif baik jelang keputusan The Fed Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu menyatakan minat lelang Surat Utang Negara (SUN) relatif baik jelang keputusan tingkat suku bunga acuan The Fed, BoE, dan ECB yang dijadwalkan pada 14 Desember 2023 waktu Indonesia. “Hal ini tercermin masih tingginya jumlah incoming bids sebesar IDR 41,18 triliun atau 2,17 kali dari target indikatif yang telah diumumkan,” kata Direktur Surat Utang Negara DJPPR Deni Ridwan di Jakarta, Selasa. Di samping itu, lanjut Deni, kinerja APBN yang baik juga menjadi faktor pendukung positif lelang kemarin. Dia menuturkan minat investor pada seri SUN tenor menengah sampai panjang masih kuat. Hal itu tercermin dari jumlah penawaran pada seri SUN tenor 6 dan 11 tahun yang masih dominan, dengan jumlah penawaran masuk sebesar IDR 20,52 triliun atau 49,82 persen dari total incoming bids, dan dimenangkan sebesar IDR 11, 6 triliun atau 61,1 persen dari total awarded bids. Demikian juga dengan minat investor asing pada lelang SUN kemarin yang masih solid dengan jumlah incoming bids mencapai IDR 9,08 triliun. Lelang penerbitan SUN hari ini merupakan lelang SUN terakhir untuk tahun 2023 sesuai dengan kalender penerbitan SBN tahun 2023. (Antara News)

Recommendation
US10YT memang masih berada dalam trend turun berpola PARALLEL CHANNEL, terbukti yield Kembali turun setelah menyentuh Resistance upper channel persis di titik High 4.253%. Jika Support MA10 / yield 4.214% tak mampu dipertahankan, maka US10YT akan Kembali meluncur turun menuju Support dari level previous Low pada yield : 4.10% – 4.06%. ADVISE : SELL ON STRENGTH ; kurangi posisi.

ID10YT ternyata mampu tembus ke atas Resistance MA10 & MA20, merupakan suatu prestasi yang tak pernah terjadi sejak akhir Oct lalu. Next Resistance : yield 6.750% / 6.834% / 6.9485 / 7.00%. ADVISE : SPECULATIVE BUY ; AVERAGE UP accordingly.

Download full report HERE.