Pasar saham AS kompak kontraksi 1 persenan, dimulai oleh Dow Jones tergelincir 1% atau 339 points, diikuti oleh Nasdaq minus 1.5% dan S&P500 jatuh 1.2%. Duo data ketenagakerjaan AS keluar lebih baik dari perkiraan, yaitu ADP Nonfarm Employment Change (Dec.) sebesar 235 ribu, lebih tinggi dari forecast 150 ribu dan periode sebelumnya 182 ribu; sementara Initial Jobless Claims berada di angka 204 ribu, lebih rendah dari perkiraan 225 ribu dan forecast 223 ribu. Data ini semakin menguatkan pemikiran bahwa The Fed harus berupaya lebih keras untuk menyeimbangkan supply and demand di pasar tenaga kerja yang ketat dan beresiko mendorong peningkatan upah pekerja. Dua laporan ini akan mengawali US Nonfarm Payrolls yang memprediksi bahwa ekonomi menciptakan sekitar 200 ribu lowongan pekerjaan bulan Des lalu dan Unemployment Rate masih tetap di 3.7%. Pertumbuhan upah (Des.) juga diperkirakan akan melemah 0.4% MoM atau 5% YoY, dari bulan sebelumnya masing-masing 0.6% MoM dan 5.1% YoY.

IHSG terhantam gelombang sell-off di tengah menghijaunya mayoritas indeks saham Asia, dengan anjlok 2.34% ke level 6653, kembali ke Support dari titik rendah sebelumnya di bulan Desember dan Juli lalu sekitar 6680-6640. Pelemahan terjadi di seluruh papan, tak terkecuali juga saham-saham berkapitalisasi besar terbenam di zona merah dan menyeret turun IHSG. Asing terdata net sell IDR 808milyar, menjadikan total jual bersih mereka berada di angka IDR 1.65triliun selama seminggu terakhir. Para investor/trader pasar modal Indonesia disarankan untuk Wait and See terlebih dahulu, menunggu konfirmasi bahwa level Support saat ini benar berfungsi baik, walau ada sedikit optimisme dari RSI positive divergence.

Download full report HERE.