Today’s Outlook:

• Wall Street melemah lebih dari 1%, DJIA melanjutkan pelemahan 4 hari berturut-turut bahkan S&P500 membukukan persentase penurunan harian terbesar sejak 13 Februari pada perdagangan Kamis (04/04/24), dipicu oleh pendekatan yang berhati-hati oleh Federal Reserve terkait kebijakan moneter AS, serta menjelang laporan tenaga kerja penting hari Jumat ini. Para pelaku pasar juga mencerna pernyataan dari Presiden AS Joe Biden, yang terus menyuarakan ide gencatan senjata Perang  Gaza kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu; yang mana mengangkat harga Minyak oleh karena meningkatnya tensi geopolitik ini. Para pejabat The Fed beramai-ramai memilih nada yang lebih hawkish dalam menentukan keputusan pemotongan suku bunga tahun ini, bahkan yang paling ekstrim terdengar adalah jika tingkat Inflasi AS tidak kunjung turun dari tingkat saat ini maka mungkin pivot tidak perlu terwujud. Sentimen tersebut memadamkan kenaikan market yang sebelumnya sempat terjadi didukung oleh data US Initial Jobless Claims yang meningkat di atas ekspektasi. Jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim pengangguran naik 9 ribu menjadi 221 ribu untuk pekan yang berakhir 30 Maret; berarti di atas estimasi 214 ribu dan menunjukkan pasar tenaga kerja mulai melonggar. Walau ini adalah satu data yang mendukung view pemotongan suku bunga tahun ini, namun para investor diperkirakan masih agak nervous menunggu laporan sebelum Nonfarm Payroll hari Jumat ini sekitar jam 19.30 WIB yang diprediksi akan menelurkan angka 212 ribu untuk bulan Maret, lebih rendah dari 275 ribu di bulan Februari. Tingkat Pengangguran AS juga diramal belum akan bergeming dari 3.9%, sementara peningkatan Upah rata-rata per jam diperkirakan malah naik sebesar 0.3% mom di bulan Maret, jadi lebih tinggi dari 0.1% di bulan sebelumnya. Menyikapi semua itu, masih ada 60% peluang pemotongan suku bunga pertama terjadi di bulan Juni, menurut survey CME Group FedWatch Tool. TENSI GEOPOLITIK DI WILAYAH TIMUR TENGAH juga tampaknya semakin tereskalasi. Baik Israel dan Iran bersumpah untuk melawan satu sama lain dan melancarkan aksi balas dendam atas serangan yang diterima masing-masing.
• KOMODITAS: Berdasarkan kedua sentimen di atas: ketika prospek pemotongan suku bunga kembali jadi tidak jelas dan Perang Gaza semakin tereskalasi, ditambah lagi adanya gempa bumi terparah dalam 25 tahun di Taiwan, tak pelak mengirim harga spot EMAS selaku aset safe-haven merangkak naik ke titik rekor terbaru, sempat menyentuh USD 2302.58/ounce sebelum ditutup pada posisi USD 2292.19/ounce. Bahkan harga kontrak Juni berakhir lebih tinggi pada USD 2312.15, setelah menyentuh titik tertinggi baru USD 2322.25/ounce di awal pekan ini. Bahkan setelah harga tertinggi all-time-high ini para analis perkirakan Emas masih punya potensi naik lebih lanjut menuju USD 2400 – 2500/ounce di tahun ini. Harga MINYAK juga ikut membara, di mana BRENT futures untuk Juni ditutup naik 1.5% ke atas USD 90/ barrel untuk pertama kalinya sejak Oktober, sementara US WTI futures untuk bulan Mei ditutup menguat 1.4% di harga USD 86.59/barrel. Kedua harga acuan berada pada titik tertinggi mereka sejak Oktober dan terus melaju naik after market, terdorong oleh sentimen meningkatnya konflik Timur Tengah dan potensi terhambatnya supply global; setelah pekan lalu OPEC+ termasuk Russia telah sepakat untuk mempertahankan level produksi mereka di kuartal 2 yang memang sebelumnya sudah dikurangi.
• MARKET EROPA & ASIA: JERMAN dan EUROZONE laporkan Composite PMI & Services PMI mereka yang semakin bergerak ke arah ekspansif, INGGRIS pun berhasil pertahankan PMI mereka di wilayah yang sama. Eurozone laporkan PPI (Feb.) yang masih terlanda deflasi -8.3% yoy, semakin memburuk dari -8.0% di bulan Januari. Hari ini akan dipantau kesehatan sektor properti berhubungan dengan Construction PMI di Inggris, beserta Factory Orders dan juga Construction PMI dari Jerman; tak lupa Retail Sales dari Eurozone. Untuk wilayah ASIA, JEPANG pagi ini telah mengumumkan belanja rumah tangga mereka yang berhasil meningkat signifikan untuk bulan Februari, naik jadi positif 1.4% mom melebihi ekspektasi, dan beranjak dari level negatif -2.1% di bulan sebelumnya. Secara tahunan, Household Spending yang tadinya -6.3% di bulan Januari, laju penurunannya sangat berkurang jadi – 0.5% yoy saja di bulan Februari.
• Para investor di INDONESIA akan memantau angka Cadangan Devisa (Mar.) di hari perdagangan terakhir sebelum libur panjang Idul Fitri, dibandingkan dengan posisi sebelumnya sebesar USD 144 miliar di bulan Februari. IHSG terangkat sentimennya dengan stabil di teritori positif sepanjang perdagangan Kamis dan ditutup naik 1.22% ke level 7254.4 walau penguatan ini belum didukung oleh angka beli bersih asing yang terdata masih jual bersih IDR 469.6 miliar di all market. NHKSI RESEARCH memperkirakan laju perdagangan hari ini akan lebih slow dari biasanya dan bukannya tak mungkin akan kembali dilanda aksi mengamankan keuntungan, walaupun mungkin terdapat trading opportunity pada sektor komoditas seperti minyak & emas yang harganya tengah terapresiasi.

Company News

• IMAS: Raup Laba Bersih IDR632 Miliar
• BNGA: Jadwal Dividen Bank CIMB Niaga
• BWPT: Laba Melangit 913 Persen

Domestic & Global News
• Blak-blakan Moeldoko soal Proyek Kereta Cepat Brunei-IKN
• Defisit Neraca Perdagangan AS Melebar Jadi US$68,9 Miliar Februari 2024

Download full report HERE.