Today’s Outlook:
• Kebanyakan pasar saham global bergerak di zona hijau, bersamaan dengan Dollar AS pada perdagangan hari Selasa (16.07.24) setelah data PENJUALAN RITEL AS yang lebih kuat dari ekspektasi dianggap sebagai dukungan atas prospek penurunan suku bunga Federal Reserve dalam rangka mencapai soft landing (= inflasi terkendali tanpa mengorbankan ekonomi terlalu dalam). Data menunjukkan secara bulanan penjualan ritel tidak berubah di bulan Juni dari angka bulan Mei 0.3% yang direvisi naik. Angka ini lebih baik dari perkiraan kontraksi 0.3%, menunjukkan bahwa konsumen masih punya daya belanja yang cukup sehat, walaupun nantinya mungkin akan membatasi berapa kali The Fed akan turunkan suku bunga. Dow Jones Industrial Average membukukan kenaikan harian terbaik selama setahun, melejit 742points / +1.9% ditutup pada titik rekor 40,954. S&P500 pun mendaki 0.6% ke titik rekor terbaru 5667, sementara NASDAQ menguat 0.2%. Menyambung komentar dovish Jerome Powell hari Senin lalu, Gubernur Fed Adriana Kugler mengatakan bahwa data terbaru menunjukkan Inflasi kembali ke target bank sentral sebesar 2%. Para investor memperhitungkan 89% peluang adanya rate cut setidaknya 25 basis poin (bps) pada pertemuan bank sentral AS bulan September, menurut CME FedWatch Tool. Nanti malam market akan perhatikan data ekonomi penting lainnya dari AS: seputar sektor property (Building Permits & Housing Starts untuk bulan June), serta Industrial & Manufacturing Production (June).
• MUSIM LAPORAN KEUANGAN: Kinerja bank besar Wall Street kembali mendominasi pendapatan, di mana Bank of America melonjak 5% dan Morgan Stanley menguat 1% setelah melaporkan angka2 yang lebih baik dari perkiraan.
• PETA POLITIK AS: Elektabilitas calon presiden AS DONALD TRUMP meningkat tajam setelah peristiwa penembakan pada akhir pekan lalu. Kandidat dari partai Republik ini telah mengisyaratkan dukungan atas kebijakan tradisional yang dianggap lebih bersahabat dengan entitas usaha dalam negeri, seperti menerapkan kebijakan yang lebih longgar, mengenakan tarif pada barang impor, dan memotong pajak. Pasangan calon wakil presiden Trump, Senator dari Ohio J.D. Vance juga dikenal sebagai sosok yang cukup “galak” terhadap China.
• CURRENCY: DOLLAR INDEX masih flat; terhadap Yen Jepang, Dollar menguat 0,22% menjadi 158,37. Para investor masih mencermati Yen setelah dugaan Bank of Japan kemungkinan telah melakukan intervensi untuk kedua kalinya pada 12 Juli sebesar 2,14 triliun Yen (USD 13,50 miliar) untuk mendukung mata uang tersebut, menyusul sekitar USD 22,43 miliar yang tampaknya dihabiskan untuk intervensi pada hari sebelumnya.
• MARKET ASIA & EROPA: Hasil yang berbeda pada ZEW Economic Sentiment ditunjukkan oleh JERMAN & EUROZONE, di mana sentimen ekonomi tampak lebih optimis di Jerman daripada Eurozone; cocok dengan data surplus Trade Balance Eurozone yang melemah di bulan May most likely tidak didukung oleh pertumbuhan Ekspor – Impor yang memadai. Lebih lanjut hari ini para pelaku pasar akan fokus pada data Inflasi INGGRIS (June) yang mungkin bisa lebih rendah lagi dari 2.0% (yang sebenarnya sudah mencapai Target bank sentral); sementara Eurozone juga berharap CPI bulan June akan mampu sedikit melandai setidaknya ke angka 2.5% yoy, dibanding 2.6% pada bulan May.
• INDONESIA: semua mata pelaku pasar akan memandang Bank Indonesia terkait keputusan suku bunga yang diperkirakan masih akan ditahan pada 6.25%, demi usaha stabilisasi Rupiah sambil menunggu langkah konkrit dari rate cut The Fed. Adapun NHKSI RESEARCH perlu memberi peringatan yang lebih serius terkait IHSG yang telah tembus Support pertamanya, yaitu MA10 ( ke bawah level 7260 yang saat ini berubah peran jadi Resistance terdekat). More consolidation punya peluang berlanjut ke arah 7100 sebelum menemukan base untuk lanjutkan swing naik lagi.
• KOMODITAS: Harga MINYAK turun lebih dari 1% pada hari Selasa, penurunan hari ketiga berturut-turut, di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi CHINA yang menghambat demand, meskipun penurunan ini dibendung oleh prospek rate cut The Fed di bulan September, serta lenyapnya 4.4 juta barrel dari persediaan minyak mentah AS pada pekan lalu (jauh lebih besar dari perkiraan polling Reuters yang hanya 33ribu barrel) . Futurs BRENT ditutup turun 1,3%, pada USD 83,73 / barel, sementara US WTI turun atau 1,4%, menjadi USD 80,76. Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi China terakhir dirilis 4,7% pada kuartal 2 tahun ini, merupakan laju paling lambat sejak Q1 tahun 2023, dan meleset dari perkiraan 5,1% menurut polling Reuters. GDP China dalam trend melemah dibanding ekspansi pada kuartal sebelumnya sebesar 5,3%, akibat lesunya sektor properti yang berkepanjangan serta adanya rasa ketidakamanan pada lapangan kerja. Sementara itu, ekonomi global diperkirakan akan mengalami pertumbuhan moderat dalam 2 tahun ke depan di tengah menurunnya aktivitas di AS, penurunan ekonomi di Eropa, dan menguatnya konsumsi dan ekspor di China; walau terdapat banyak risiko pada jalur tersebut, demikian menurut laporan IMF edisi bulan Juli yang dirilis Selasa kemarin.
Company News
• EXCL: XL Axiata Perluas Jangkauan FMC di Sulawesi
• AGRO: Buyback, Bank Raya Siapkan Belanja IDR 20Miliar
• MEDC: Medco Energi (MEDC) Lepas 71,4 Juta Saham Treasuri
Domestic & Global News
Dirjen Bea Cukai Pelototi Fenomena Rokok Murah, Tarif CHT Bakal Naik?
Manufaktur China Menguat Tiga Kuartal Berturut-Turut saat Ekonomi Melambat
Download full report HERE.