Indeks saham AS ramai-ramai bergerak di teritori positif, dengan Dow Jones memimpin penguatan dengan lonjakan 317 points/+0.9%, didukung oleh optimisme menjelang rilis data Inflasi (CPI) di hari Rabu malam nanti sekitar jam 19.30 WIB dan PPI menyusul pada hari Kamisnya; plus naiknya harga saham-saham perbankan besar seperti JPMorgan menyambut pengumuman kinerja 2Q23. Para investor penuh dengan harapan bahwa Inflasi bisa semakin melandai ke tingkat 3.1% YoY dan 0.3% MoM. Sedangkan untuk Inflasi Inti (yang mengecualikan harga bahan makanan serta bahan bakar), para analis memperkirakan pertumbuhan 5% YoY dan 0.3% MoM. Dengan demikian, para pelaku pasar berharap bahwa setelah FOMC Meeting tanggal 25-26 Juli ini, The Fed tidak perlu lagi menaikkan suku bunga. Sektor perbankan AS diprediksi mampu laporkan tingkat laba yang lebih tinggi pada 2Q23, berkat naiknya suku bunga kredit yang mampu meng-offset turunnya volume kredit. Sektor energi juga lompat seiring menguatnya harga minyak mentah dunia didukung oleh outlook permintaan yang lebih baik. Ada ekspektasi market bahwa pasar minyak mentah global akan lebih bergairah pada paruh kedua tahun ini, terutama karena adanya rencana pemotongan produksi dari OPEC+. Adapun sentimen positif tambahan datang dari China selaku importir energi terbesar dunia, yang pemerintahnya dilaporkan telah mulai memikirkan langkahlangkah stimulus untuk lebih menyemangati roda perekonomiannya, terutama di sektor properti di mana pihak regulator China melanjutkan kembali paket penyelamatan likuiditas yang telah dimulai November lalu. Market juga menunggu lebih banyak petunjuk dari bank sentral AS seperti rilis Federal Reserve Beige Book yang berisikan laporan kondisi ekonomi serta gambaran trend dan tantangan ekonomi AS terkini dari 12 distrik federal di AS. Data ini dirilis 8x setahun, biasanya 2 minggu sebelum Federal Open Market Committee (FOMC) Meeting. Hasil laporan akan digunakan The Fed untuk menentukan tingkat suku bunga jangka pendek. Para investor juga akan menyoroti sejumlah komentar dari para pejabat Federal Reserve yang dijadwalkan berbicara hari ini.
IHSG juga turut membukukan penguatan signifikan dengan naik 65.89 points/+0.98% ke level 6796.92, menembus level Resistance kritikal 6765 yang telah menghalangi usaha bullish IHSG selama 2 bulan lamanya. Kabar baiknya adalah, secara teknikal lonjakan kemarin mengkonfirmasi jadinya pattern bullish reversal Inverted Head & Shoulders, di mana terbuka potensi penguatan (jangka pendek) menuju TARGET 6950-6970 yang sama dengan Resistance dari level tertinggi jangka menengah (Desember 2022 – April 2023 lalu); up to angka bulat 7000 selaku resistance psikologis. NHKSI RESEARCH menyarankan para investor/trader pasar modal Indonesia untuk terus melakukan Average Up pada saham-saham yang jelas telah break Resistance-nya, di tengah harapan bull market bulan Juli akan berjaya. Sektor Kesehatan merupakan salah satu top gainer kemarin setelah disahkannya UU Kesehatan oleh DPR (yang diwarnai demo oleh sejumlah lembaga profesi kesehatan); di mana UU terbaru tersebut akan membuat dokter luar asing akan lebih mudah berpraktik di Indonesia, memungkinkan pasien untuk membuat tuntutan atas tindakan malpraktik, serta berpotensi mengikis 5% dari anggaran negara bagi sektor kesehatan. Sentimen positif juga datang dari komentar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai kisaran 5,0 – 5,3% pada akhir 2023. Untuk semester pertama 2023, ekonomi Indonesia diperkirakan mencapai kisaran 5,0 – 5,2%, sementara untuk semester II/2023 diperkirakan mencapai 5,0 – 5,3%. Sri Mulyani menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi tersebut akan ditopang oleh konsumsi dan ekspor yang tetap terjaga hingga akhir tahun.
Download full report HERE.