Today’s Outlook:

• Wall Street ditutup lebih tinggi pada perdagangan hari Senin (10/02/25) , didukung reli yang dipimpin Nvidia di sektor Teknologi dan indeks Material S&P 500 naik 0,5%, didukung oleh perusahaan baja seperti Nucor naik 5,6%, dan Steel Dynamics yang naik 4,9%. Terangkatnya sektor tsb sebagai reaksi pasar atas rencana tarif dari Presiden Donald Trump menjelang rilis data ekonomi utama dan berbagai peristiwa akhir minggu ini termasuk statement dari Federal Reserve Chairman Jerome Powell. Dow Jones Industrial Average naik 166 poin, atau 0,4%, indeks S&P 500 menguat 0,7%, dan NASDAQ Composite melonjak 1%. Indeks saham MSCI global naik 4,16 poin, atau 0,48%, menjadi 873,60, menuju kenaikan keempatnya dalam lima sesi terakhir. US DOLLAR menguat untuk sesi ketiga berturut-turut pada hari Senin setelah Presiden AS Donald Trump memperingatkan akan lebih banyak tarif, termasuk baja dan aluminium, sementara indeks saham global menguat, mengabaikan kekhawatiran tentang putaran bea lainnya. Trump diperkirakan akan mengumumkan tarif 25% pada hari Senin atau Selasa untuk semua impor baja dan aluminium AS, dan segera mengungkap tarif timbal balik lainnya. Adapun tarif balasan China pada beberapa ekspor AS mulai berlaku pada hari Senin, tanpa ada tanda-tanda kemajuan menuju pengaturan perdagangan baru antara Beijing dan Washington.

• MARKET SENTIMENT : Beberapa analis khawatir tarif dapat memicu kembali tekanan inflasi AS, menghilangkan fleksibilitas dari Federal Reserve untuk memangkas suku bunga, faktor yang juga telah membantu mendukung Dollar AS sejak terpilihnya kembali Trump. Pasar sebagian besar mengharapkan Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunga tetap pada pertemuannya di bulan Maret, dengan probability untuk pemotongan 25 basis poin masih rendah di bawah 50% setidaknya hingga Juni, demikian menurut survey CME FedWatch Tool. FED CHAIRMAN JEROME POWELL akan berbicara pada hari Selasa untuk mengelaborasi kebijakan moneter setengah tahunan di hadapan Komite Perbankan, Perumahan, dan Urusan Perkotaan Senat. Komentarnya tentang tarif dan inflasi kemungkinan akan dipantau secara ketat.

• CURRENCY & FIXED INCOME : DOLLAR INDEX (DXY) , yang mengukur kekuatan greenback terhadap sekeranjang mata uang, menguat 0,2% menjadi 108,30, dengan EURO turun 0,18% pada $1,0308. Terhadap YEN Jepang, Dollar menguat 0,34% menjadi 151,91 sementara POUNDSTERLING merosot 0,37% menjadi $1,2363. Dolar Kanada turun 0,1% menjadi C$1,43 / USD dan Peso Meksiko melemah 0,2% terhadap USD pada 20,607 karena Dollar AS mundur dari level tertinggi sebelumnya.

– YIELD US TREASURY acuan tenor 10 tahun naik 1,4 basis poin menjadi 4,501% karena investor menunggu gelombang pasokan baru dan data ekonomi utama seperti pembacaan terbaru US CPI. MARKET ASIA & EROPA : Perdana Menteri JEPANG Shigeru Ishiba menyatakan optimisme pada hari Minggu bahwa negaranya dapat menghindari tarif AS yang lebih tinggi dan perang tarif balasan. Indeks STOXX 600 di seluruh benua Eropa naik 0,58% hingga ditutup pada rekor tertinggi 545,92, dipimpin oleh kenaikan 1,5% di sektor Minyak dan Gas. Saham beberapa produsen baja Eropa kembali menyusuri trend turun, termasuk ArcelorMittal yang berbasis di Luxembourg, ditutup turun 0,6% ; serta Salzgitter dari Jerman, yang ditutup flat.

• KOMODITAS : Harga MINYAK bangkit kembali meskipun masih ada kekhawatiran atas potensi perang dagang global. Minyak mentah US WTI ditutup naik 1,86% menjadi $72,32 per barel dan BRENT terapresiasi menjadi $75,87 per barel, naik 1,62%.

• INDONESIA : hari ini akan menantikan data Consumer Confidence (Jan) dengan perbandingan bulan sebelumnya pada angka 127.7. IHSG terperosok 94.43 pts / -1.4% ke level 6648.14, setelah sebelumnya sempat terkoreksi 2% ke bawah level 6600. Trend turun yang masih tajam mulai masuki level terendah dalam 1,5 tahun terakhir di range 6600-6550. Walau RSI terkesan positive divergence dan seyogyanya mengisyaratkan limited downside potential (jika bukan technical rebound mengintai), kalah oleh sentimen market domestik yang tidak kondusif untuk masuknya investasi asing ke Indonesia. Terlebih karena maraknya berita dan isu terkait belakangan ini yang tidak menekankan pelaksanaan GCG (good corporate governance) pada sistem hukum serta iklim investasi di Indonesia. Tak heran jika asing konsisten kabur dari pasar ekuitas, secara YTD posisi Foreign Net Sell telah mencapai hampir IDR 8 triliun ; sementara posisi nilai tukar Rupiah mandeg di kisaran 16300-an / USD. Musim laporan keuangan FY24 pun menjadi sorotan para pelaku pasar saat ini, sambil mengharapkan angka-angka bagus muncul yang bisa mendongkrak sentimen pasar. NHKSI RESEARCH menilai memang tak ada pilihan lain selain lebih lama lagi pertahankan sikap WAIT & SEE sambil menunggu katalis yang lebih positif, sebelum memutuskan untuk Buy On Weakness harga saham-saham yang memang telah cukup terdepresiasi.

Company News

• WIKA: Lorot Peringkat WIKA Jadi idCCC, Ini Alasan Pefindo
• BREN: Emiten Prajogo Ungkap Tambah Kapasitas Panas Bumi Salak 15,5 MW
• ISAT: Indosat Catat Laba dan Pendapatan Naik Tipis Sepanjang 2024

Domestic & Global News
Komdigi Prioritaskan Lelang Frekuensi 1,4 GHz untuk Perluas Akses Internet Murah
Perang Dagang Memanas, Uni Eropa Siap Balas Tarif Impor Baja dan Alumunium Trump

Download full report HERE.