Coal Average Selling Price Increase Per periode 1H24, BBRI membukukan laba bersih sebesar IDR 29.90T, dimana Secara kuartalan mengalami perlemahan yang cukup signifikan dan membukukan laba IDR 13.91T di 2Q24 (+1.1% YoY 1H23: IDR 29.56T & -12.9% QoQ 1Q24: IDR 15.98T). Perlemahan kinerja ini juga nampak dari Net Interest Margin (NIM) BBRI yang terkontraksi –28Bps YoY menjadi di 7.64% 1H24 (1H23: 7.92%), dimana kebijakan likuiditas yang ketat yang memicu pada peningkatan Cost of Fund (CoF) yang lebih kuat menggerus asset yield dari BBRI. Terlepas dari hal tersebut, Net Interest Income BBRI masih bertumbuh +6.7% YoY menjadi IDR 69.93T di 1H24, dan PPOP masih bertumbuh +11.7% di 1H24 menjadi IDR 57.04T. Hal yang masih menjadi tantangan dari BBRI adalah kualitas aset dari BBRI, dimana biaya provisi dari BBRI masih mengalami kenaikan +33.8% YoY menjadi IDR 18.5T di 1H24. Namun, Secara basis QoQ, biaya provisi sudah mulai melandai –27.3% QoQ menjadi IDR 7.78T di 2Q24 (1Q24: IDR 10.71T). Kami melihat, peralihan fokus yang dilakukan BBRI yang saat ini lebih memfokuskan kredit korporasi yang sifatnya lebih konservatif dan perbaikan kualitas aset yang nampak dari Cost of Credit (CoC) yang mulai melandai merupakan langkah awal yang baik untuk pemulihan di tengah ketatnya likuiditas. Asset Growth Per periode 1H24, BBRI membukukan laba bersih sebesar IDR 29.90T, dimana Secara kuartalan mengalami perlemahan yang cukup signifikan dan membukukan laba IDR 13.91T di 2Q24 (+1.1% YoY 1H23: IDR 29.56T & -12.9% QoQ 1Q24: IDR 15.98T). |
Download full report HERE.