Today’s Outlook:
MARKET SENTIMENT: Masih banyak laporan kinerja yang harus dicerna para investor ; seraya mereka menerima laporan PCE PRICE INDEX, acuan Inflasi yang dipantau ketat oleh Federal Reserve melambat secara tahunan ke level 2.1% selama bulan Sept, mendingin dari angka bulan Agustus yang direvisi naik menjadi 2.3%. Di sisi lain, CORE PCE yang mengecualikan barang-barang dengan harga fluktuatif seperti makanan dan bahan bakar, mencapai 2.7% yoy — lebih cepat dari ekspektasi sebesar 2.6% dan menyamai kecepatan bulan Agustus. Secara terpisah, INITIAL JOBLESS CLAIMS menjelaskan tunjangan pengangguran pertama kali turun menjadi 216,000 dari 228,000 pada minggu terakhir didata. Dan untuk melengkapi semuanya itu , PERSONAL SPENDING (Sept) juga meningkat ke level 0.5% , lebih tinggi dari forecast & bulan sebelumnya . Angka-angka yang mengindikasikan kekuatan ekonomi AS dan masih adanya tekanan Inflasi tersebut muncul saat Federal Reserve mempertimbangkan keputusan kebijakan berikutnya setelah mereka memangkas biaya pinjaman sebesar 50 basis poin pada bulan September. Ramai spekulasi bermunculan bahwa walau FOMC MEETING 17-18 Nov pekan depan masih akan tetap hasilkan keputusan rate cut 25bps, namun saat ini terbuka kemungkinan The Fed akan menahan suku bunga tetap di tempat pada rapat Desember. Hari Jumat ini akan dirilis data puncak NONFARM PAYROLL, beserta UNEMPLOYMENT RATE bulan Oct sekaligus data MANUFACTURING PMI (Oct) & CONSTRUCTION SPENDING (Sept) yang dapat memberikan panduan lebih lanjut bagi pejabat bank sentral AS saat mereka bertemu minggu depan.
– KONFLIK TIMUR TENGAH : Intelijen ISRAEL mendeteksi IRAN tengah mempersiapkan diri untuk menyerang Israel dari wilayah IRAK (demi menghindari serangan balasan ke infrastruktur vital Iran) dalam beberapa hari mendatang, mungkin sebelum PILPRES AS pada tanggal 5 November. Serangan itu diperkirakan akan dilakukan dari Irak dengan menggunakan sejumlah besar drone dan rudal balistik.
– Harga minyak juga didukung oleh ekspektasi bahwa OPEC+ dapat menunda rencana peningkatan produksi minyak pada bulan Desember selama satu bulan atau lebih, dengan alasan demand global masih lesu dan meningkatnya supply.
MARKET ASIA & EROPA : Ada beberapa peristiwa yang berpotensi menggerakkan pasar di Asia pada hari ini , yaitu laporan PMI dari beberapa negara termasuk CHINA, kemudian rilis inflasi INDONESIA , dan laporan keuangan perusahaan besar JEPANG seperti Mitsui, Nomura, Mitsubishi, dan lainnya.
FIXED INCOME & CURRENCY : “Bond Vigilante” kembali menunjukkan kekuatan mereka, menaikkan imbal hasil di seluruh dunia maju – kecuali Kanada – dalam upaya untuk mendisiplinkan pemerintahan yang lemah secara fiskal. Narasi bearish di sekitar tiga aspek utama : kemerosotan fiskal, minimnya supply kreditur, dan inflasi yang kuat akibat spending yang lebih tinggi – mendominasi sentimen pasar obligasi saat ini. Imbal hasil sedang meningkat, dengan obligasi INGGRIS merasakan tekanan paling besar dalam 24 jam terakhir setelah rencana anggaran perdana Menteri Keuangan Rachel Reeves pada hari Rabu. Dan pada hari Kamis, BANK OF JAPAN mempertahankan suku bunga di level 0.25% tetapi membiarkan pintu terbuka untuk kenaikan jangka pendek. Untuk pasar di ASIA, obligasi AS menjadi fokus utama ; volatilitas tersirat dan ‘premium jangka panjang’ adalah yang tertinggi dalam setahun, dan imbal hasil obligasi tenor 10 tahun telah naik lebih tinggi setelah rate cut pertama The Fed ini daripada yang pernah terjadi sejak 1989.
– PMI CHINA : laporan PMI Biro Statistik pada hari Kamis yang menunjukkan aktivitas manufaktur merangkak kembali ke wilayah ekspansi pada bulan Oktober untuk pertama kalinya sejak April.
– EUROZONE : catatkan perkiraan awal Inflasi (Oct) memanas ke angka 2.0% yoy . Unemployment Rate (Sept) juga flat di level 6.3%. Tak heran Inflasi memanas secara GERMAN Retail Sales (Sept) kuat di angka 1.2% mom, tidak jadi kontraksi seperti yang disangka.
Corporate News
BBTN: Peringkat Bank Tabungan Negara Diafirmasi AA+ Outlook Stabil
Fitch Ratings Indonesia telah mengafirmasi Peringkat Nasional Jangka Panjang PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) di ‘AA+(idn)’. Outlook Peringkat Nasional Jangka Panjang adalah stabil. Peringkat Nasional Jangka Pendek juga diafirmasi di ‘F1+(idn)’. Peringkat Nasional BTN didasari oleh dukungan, mencerminkan pandangan Fitch tentang probabilitas tinggi bahwa dukungan luar biasa dari pemerintah akan datang jika diperlukan. Penilaian Fitch didasarkan pada kepemilikan mayoritas negara atas BTN, peran kuasi-kebijakan, dan kepentingan sistemik yang moderat sebagai bank komersial terbesar kelima di Indonesia. (Media Asuransi)
Domestic Issue
BI: Underlying Terbatas Jadi Penyebab Penerbitan Sukuk Masih Minim
Bank Indonesia (BI) mengungkapkan berbagai tantangan yang dihadapi BI dalam menerbitkan instrumen moneter berbasis syariah. Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan, alasan penerbitan instrumen sukuk masih terbatas karena penerbitan sukuk di Indonesia belum bervariatif. Dari pemerintah hanya ada surat berharga negara syariah (SBSN), sementara BI hanya menerbitkan sukuk valuta asing Bank Indonesia (SUVBI). Nah karena keterbatasan penerbitan jenis sukuk tersebut, maka BI kesulitan memilih underlying yang ada. Saat ini underlying SUVBI adalah sukuk global milik BI. Perry menyebut, saat ini BI hanya menciptakan lebih banyak sukuk untuk retailer, dengan memperkenalkan digitalisasi layanan keuangan. Sementara itu, ketersediaan penerbitan sukuk masih belum cukup untuk memenuhi permintaan pasar. (Kontan)
Recommendation
US10YT tampak masih berputar-putar sekitar area Target 4.305% . Walau telah berada di wilayah Resistance, namun yield tidak lantas segera turun mungkin karena adanya spekulasi bahwa The Fed tidak bisa menurunkan suku bunga lagi di pertemuan bulan Desember, akibat angka indikator ekonomi yang muncul terakhir masih indikasikan kekuatan ekonomi AS dan rentannya Inflasi kembali memanas. Ketidakpastian seputar PEMILU AS juga masih menjaga yield tetap tinggi secara para investor terkesan enggan untuk membeli surat utang AS sebelum terpilih Presiden baru AS secara resmi. ADVISE : Para investor bisa gunakan Support MA10 sebagai Trailing Stop, yang mana saat ini berada di level 4.247% ; apabila yield closing di bawah MA10 untuk pertama kalinya maka itu tandanya harga obligasi akan mulai menguat.
Sebaliknya ID10YT sudah mulai bergerak lebih dulu ke arah Support terdekat yaitu MA10 pada yield 6.767% setelah stuck sekitar Resistance 6.87% tidak membuahkan arah penguatan lebih lanjut. Namun sesungguhnya trend naik ini masih intact, Target ke arah 7.0% masih terbuka, kecuali yield rontok ke bawah Support kedua : MA20 / yield 6.73%. Namun utk jk.pendek para investor bisa antisipasi tanda-tanda penguatan harga obligasi segera muncul.
Download full report HERE.