Today’s Outlook:
MARKET AS: Yield US Treasury naik tipis setelah rilis data S&P Global US Manufacturing & Services PMI yang semakin bertumbuh di wilayah ekspansif pada bulan Januari, menunjukkan kekuatan mendasar dalam perekonomian AS, mendukung pemikiran tidak diperlukannya penurunan suku bunga dalam waktu dekat oleh Federal Reserve. Selanjutnya, indikator ekonomi penting seperti: US GDP kuartal keempat pada hari Kamis dan data Personal Consumption Expenditures bulan Desember yang sedianya keluar pada hari Jumat; plus ditambah Durable Goods Orders dan Initial Jobless Claims mingguan seperti biasa, serta indikator New Home Sales (Des.) dapat turut mempengaruhi pengambilan keputusan The Fed.

MARKET EROPA : HCOB Germany Manufacturing PMI (Jan) semakin giat berusaha keluar dari wilayah kontraksi, namun tidak diimbangi oleh sektor Jasa yang melemah ; menghasilkan Composite PMI Jerman di bulan Januari secara keseluruhan diperkirakan masih lesu, setali tiga uang dengan wilayah Eurozone. Namun tidak demikian dengan Inggris yang berhasil catatkan performa PMI yang lebih baik, walau sektor Manufacture mereka masih berkutat di wilayah kontraksi namun terbantu oleh kenaikan di sektor Jasa, maka UK Composite PMI berhasil pertahankan posisi di wilayah ekspansif.

Sore menjelang malam, akan ada sejumlah indicator ekonomi penting dari Benua Eropa seperti German Ifo Business Climate Index (Jan) yang diprediksi akan menunjukkan sedikit ke-optimis an pada iklim usaha di Jerman dalam 6 bulan ke depan. Yang menjadi highlight hari ini adalah keputusan Bank Sentral Eropa (ECB) akan suku bunga yang diperkirakan tak berubah di posisi 4.5%

MARKET ASIA : Jepang laporkan au Jibun Bank Japan Manufacturing PMI yang belum bisa keluar dari wilayah kontraksi namun diimbangi oleh sektor Jasa yang semakin ekspansif di angka 52.7. Pagi ini Korea Selatan telah merilis data GDP 4Q23 yang bertumbuh ke angka 2.2% YoY lebih tinggi dari ekspektasi dan kuartal sebelumnya.

INDONESIA mencatatkan realisasi investasi pada 2023 mencapai IDR 1.418,9 triliun. Capaian ini sebanyak 101,3% dari target yang ditetapkan Presiden (Joko Widodo) IDR 1.400 triliun pada 2023. Investasi ini terdiri atas Penanaman Modal Asing (PMA) Rp 744,0 triliun (52,4%) ; sisanya, Penanaman Modal Dalam Negeri atau PMDN senilai Rp 674,9 triliun (47,6%). Sementara itu, realisasi investasi pada 2023 tercatat juga lebih tinggi dari tahun 2022. Kementerian Investasi/BKPM mencatat realisasi investasi Indonesia pada 2022 mencapai IDR 1.207,2 triliun yang mana 48,5% terdapat di Pulau Jawa dan 51,5% sisanya berada di luar Jawa.  

Corporate News
Sinar Mas Agro (SMAR) Akan Lunasi Obligasi dari Pinjaman Bank PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR) menyampaikan bahwa pihaknya siap melakukan pelunasan obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat. Corporate Secretary SMAR, Jimmy Pramono, mengungkapkan, Perseroan telah mempersiapkan dana pembayaran pokok Obligasi Berkelanjutan II SMART Tahap III Tahun 2021 Seri B (Obligasi) yang akan jatuh tempo pada tanggal 19 Februari 2024 sebesar IDR 380.000.000.000,00 (tiga ratus delapan puluh miliar Rupiah). Menurut Jimmy, ketersediaan dana atas pembayaran pokok ini didukung oleh posisi likuiditas yang baik sebagaimana tercermin dalam Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan per 30 September 2023. SMART juga memiliki fasilitas kredit dari beberapa bank yang belum dipergunakan. (Emiten News)

Domestic Issue
Rupiah Melemah Saat Pasar Obligasi Aksi Jual Mata uang rupiah pada akhir perdagangan Rabu (24/1) ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah aksi jual di pasar obligasi. Rupiah turun sebesar 76 poin atau 0,49% menjadi IDR 15.713 per dolar AS dari sebelumnya mencapai IDR 15.637 per dolar AS. “Aksi jual di pasar obligasi global mendukung apresiasi dolar AS,” ujar Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede seperti dilansir Antara, Rabu. Menurutnya, aksi jual di pasar obligasi disebabkan oleh aksi jual yang didorong oleh supply di pasar obligasi Eropa dan aksi jual yang didorong oleh permintaan di pasar obligasi Jepang. = Adapun aksi jual di pasar obligasi Jepang dipicu oleh pernyataan bank sentral Jepang (BoJ) yang memberi sinyal tidak akan lagi mempertahankan suku bunga negatif. Namun, pihaknya belum memberi isyarat mengenai waktunya. (Investor Daily)

Recommendation
US10YT cukup nyaman dalam swing uptrend jangka pendek yang ditopang oleh tiga Moving Average, menjalani kenaikan ber-pattern PARALLEL CHANNEL, menuju TARGET: yield 4.258% / 4.357%. ADVISE : AVERAGE UP accordingly.

ID10YT ada usaha penembusan tiga layer Resistance Moving Average, namun belum bisa ditutup di atas yield 6.643%. ADVISE: AVERAGE UP / BUY ON BREAK. TARGET terdekat: yield 6.75%, afterwards: yield 6.948% – 6.962%.

Download full report HERE.