Summary:
Last Week Review
• Pekan lalu, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengumumkan pemberlakuan “darurat militer” dalam sebuah konferensi pers yang disiarkan di televisi pada hari Selasa. Presiden Yoon menuduh partai-partai oposisi melumpuhkan pemerintah melalui apa yang ia gambarkan sebagai kegiatan anti-state dan bersimpati pada Korea Utara. Dia menyatakan bahwa tindakan ini penting untuk melindungi tatanan konstitusional negara. • Adapun di pekan lalu, premi risiko pada obligasi Prancis turun dan saham bank menguat pada hari Kamis setelah mosi tidak percaya yang diperkirakan secara luas menggulingkan pemerintahan Perdana Menteri Michel Barnier, dengan fokus beralih ke seperti apa pemerintahan baru nantinya. Barnier mengundurkan diri dan Presiden Emmanuel Macron sedang mencari perdana menteri baru, sehari setelah oposisi terhadap upaya pengetatan anggaran Barnier senilai 60 miliar euro (USD 63 miliar) membuat anggota parlemen dari sayap kanan dan sayap kiri memilih untuk menolak pemerintahannya.
• Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan bahwa the Fed dapat mengambil pendekatan “sedikit lebih berhati-hati” dalam menurunkan suku bunga menuju netral karena ekonomi tetap dalam kondisi baik. Ketua the Fed menunjuk pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat dari yang diperkirakan, pasar tenaga kerja yang kuat, dan inflasi yang sedikit lebih tinggi sebagai alasan bagi the Fed untuk mengambil pendekatan yang berhati-hati dalam menemukan titik netral – yang tidak memberikan stimulus atau membebani pertumbuhan ekonomi.
• INDONESIA: Di minggu pertama bulan Desember, terdapat sejumlah data ekonomi yang biasa dirilis pada hari Senin termasuk S&P Global Manufacturing PMI, Inflation Rate, Core Inflation Rate, dan Annual Tourist Arrivals. Pada hari Jumat, Bank Indonesia menerbitkan Cadangan Devisa untuk November-2024.
This Week’s Outlook
•AS akan merilis data inflasi harga konsumen bulan November pada hari Rabu yang akan memberikan gambaran terakhir kepada para pejabat Federal Reserve mengenai tekanan harga jelang pertemuan kebijakan terakhir tahun ini. The Fed telah memangkas suku bunga sebesar 75 bps sejak bulan September dan pasar saat ini memperkirakan pemangkasan sebesar 25 bps lagi pada pertemuan tanggal 17-18 Desember.
• Indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite naik ke rekor penutupan tertinggi pada hari Jumat karena ekspektasi untuk penurunan suku bunga The Fed lanjutan selama periode pertumbuhan ekonomi yang kuat terus menopang sentimen investor. Skenario tersebut secara historis telah menghasilkan kenaikan ekuitas yang kuat, dan didukung oleh data pekerjaan hari Jumat.
• ECB mengadakan pertemuan kebijakan terakhir tahun ini pada hari Kamis dengan ekonom mengharapkan pemangkasan suku bunga sebesar 25 bps – yang akan menjadi pemangkasan keempat di tahun ini. Inflasi zona euro meningkat di bulan November, namun tampaknya masih mengarah ke target ECB sebesar 2%.
• Harga minyak turun lebih dari 1% pada hari Jumat, memperkuat penurunan mingguan di tengah ekspektasi surplus pasokan tahun depan karena lemahnya permintaan meskipun ada keputusan OPEC+ untuk menunda kenaikan produksi dan memperpanjang pengurangan produksi hingga akhir tahun 2026. Minyak mentah Brent turun lebih dari 2,5% untuk minggu ini, sementara minyak mentah berjangka WTI turun 1,2%. OPEC+ pada hari Kamis sepakat untuk menunda dimulainya kenaikan produksi yang direncanakan selama tiga bulan hingga April 2024 dan memperpanjang pemangkasan produksi yang sudah ada hingga akhir 2026. Tetapi para pedagang sumber energi mengatakan bahwa langkah tersebut gagal untuk mengimbangi kekhawatiran tentang lemahnya permintaan, terutama di China, konsumen minyak terbesar kedua di dunia.
• INDONESIA: Di minggu kedua bulan Desember, perhatian tertuju pada selera belanja konsumen Indonesia. Data pertama yang menjadi fokus adalah Motorcycle Sales bulan November (-10,3% YoY) yang dirilis pada hari Minggu, kemudian Consumer Confidence bulan November dan Retail Sales bulan Oktober.
Download full report HERE.