Kenaikan Indeks saham AS bisa dikatakan membuat January Barometer yang mengisyaratkan tahun yang lebih bersemangat, diawali dengan performa S&P500 naik 6.2% pada bulan Januari (mendekati tingkat tertinggi 5 bulan) dan sudah 7.7% YTD, (vs minus 19.4% tahun lalu yang merupakan penurunan terburuk sejak 2008). Nasdaq pun sudah menjalani Uptrend ini dengan kenaikan 5 minggu berturut-turut, termasuk yang paling sustainable sejak akhir 2021. Dari dalam negeri, Rupiah konsisten berada di level bawah 15 ribu yang membuat sektor Finance bergairah dan mampu membawa IHSG menutup di atas level psikologis 6900; walau belum dibarengi oleh beli bersih asing secara mereka masih Net Sell IDR 460.22 miliar sepekan lalu. Market didukung oleh serangkaian sentimen positif dari data makroekonomi global & AS, dan diakhiri oleh kejutan data pertumbuhan pekerjaan Nonfarm Payrolls hari Jumat lalu yang naik jauh di atas ekspektasi sementara tingkat pengangguran malah jatuh ke level terendah selama 53,5tahun; mempertahankan kekhawatiran bahwa Federal Reserve akan mempertahankan kebijakan moneter ketat yang pada akhirnya membawa ekonomi menuju resesi. Bank sentral AS resmi menaikkan suku bunga AS 25 bps lagi ke range 4.5%-4.75%, ECB & BOE menaikkan suku bunga acuan 50 bps masing-masing menjadi 3% dan 4%, dengan Bank of England menyiratkan bahwa tingkat inflasi tertinggi telah berlalu, dan European Central Bank mengindikasikan setidaknya akan ada satu kenaikan (suku bunga) lagi setelah ini.

Download full report HERE.