IHSG Bergerak Menguat Pekan Lalu

Awal pekan lalu, IHSG melemah karena banyaknya dana asing keluar mencapai Rp280 miliar dan merupakan reli net sell selama 9 hari berturut-turut. Masinya dana asing yang keluar dipicu oleh aksi wait – and – see oleh pelaku pasar tekait dengan kebijakan moneter yang akan diumumkan oleh Bank Sentral pada keesokan harinya. Dari sisi domestik, Badan Koordinasi Penanaman modal mencatatkan pertumbuhan realisasi penanaman modal asing (PMA) yang mencapai 9,61% y-y pada 2Q19. Hal ini membuktikan bahwa adanya pemulihan pada tren investasi di Indonesia. Pada pertengahan pekan lalu, Bank of Japan memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuannya pada -0,1%, namun akan tetap mengambil langkah agresif dalam pelonggaran kebijakan moneter apabila keadaan global mempengaruhi pertumbuhan ekonomi negara sakura. Lalu, disusul oleh the Fed yang akhirnya memutuskan untuk memangkas suku bunga acuannya FFR sebesar 25 basis point ke kisaran 2% – 2,25%. Hal yang mendasari keputusan the Fed untuk pemangkasan suku bunga acuan yaitu untuk meningkatkan inflasi ke target 2% dan menopang perekonomian. Namun, the Fed saat ini belum memberikan sinyal lanjutan pemangkasan suku bunga acuan dalam jangka panjang. IHSG berhasil rebound setelah 2 hari berturut-turut mengalami pelemahan. Pada akhir pekan lalu, BPS mengumumkan data inflasi inti dibulan Juli berada di level 3,18% YoY yang mengalami penurunan dibandingkan data inflasi inti di bulan Juni yang berada di level 3,25%. Kemudian Presiden US, Donald Trump kembali berulah dengan pernyataan tentang penetapan pajak impor tambahan yang kembali mendidihkah ketegangan trade war yang berdampak melemah bursa se-Asia. Pada pekan lalu, IHSG ditutup menguat ke level 6.340.

Download laporan lengkapnya di SINI