Summary:
Last Week Review
• STAR WARS & TRADE WARS : CHINA AI & US TARIFF. Pada pekan perdagangan yang terbilang pendek yang masih dalam suasana libur Chinese New Year, diwarnai munculnya beberapa kejadian penting yang mengguncang tatanan dunia, mulai dari gebrakan model AI China DeepSeek hingga penetapan tariff Trump atas Kanada, Mexico, dan China yang mulai berlaku Sabtu kemarin. Di tengah laju perlambatan ekonomi yang masih terasa di China, peluncuran DeepSeek yang berbiaya jauh lebih rendah didukung penggunaan chipset yang juga lebih murah namun performanya tidak kalah dengan ChatGPT, berhasil melongsorkan Nasdaq 2.9% di hari Senin minggu lalu. Nvidia sempat turun sedalam 17% dalam sehari dipicu pemikiran bahwa mungkin penggunaan chipset mahalnya tidak begitu signifikan lagi ke depannya. China diam-diam tengah mengembangkan AI mereka sendiri hingga Alibaba juga tidak ketinggalan mengumumkan model AI mereka yang diklaim mampu ungguli performa ChatGPT & DeepSeek. Alibaba Cloud telah meluncurkan model “Qwen2.5-VL” sebuah model AI yang dapat mengendalikan PC & smartphone. Tak hanya sampai di situ saja, China juga telah menyiapkan peluncuran puluhan ribu satelitnya di orbit rendah untuk menyaingi SpaceX pada proyek internet Starlink mereka.
• Di tengah “perang bintang” global yang tengah terjadi terkait super technology, Indonesia masih berkutat dengan pemangkasan pos-pos APBN yang ditengarai berbiaya boros. Langkah penghematan ini sebenarnya juga tengah dilaksanakan pemerintahan Trump di mana sang presiden sendiri menawarkan pensiun dini pada pekerja federal mereka (di luar militer, layanan pos, dan keamanan nasional) dengan insentif 7 bulan pesangon. Jika setidaknya 5%-10% pekerja federal di sana menerima tawaran ini, maka US dapat menghemat sekitar USD 100 milyar. Di Indonesia sendiri, Presiden Prabowo disinyalir membongkar anggaran APBN sampai ke 9 tingkat dan menargetkan untuk memangkas hingga sebesar Rp 306 triliun.
• Trump menuntut agar suku bunga di AS dan di belahan dunia lainnya segera turun. Tampaknya seruannya itu sejalan dengan perolehan GDP AS kuartal 4 yang anjlok ke level 2.3% qoq, di bawah ekspektasi 2.7% dan juga dari kuartal 3 pada 3.1%. Namun sepertinya Fed Chairman Jerome Powell masih akan sulit mengubah sikap kehati-hatiannya dikarenakan tanda-tanda Inflasi AS kembali memanas masih ada di situ, ketika PCE Price index (Dec) menunjukkan kenaikan 0.2% yoy ke angka 2.6%. Pada FOMC Meeting 30 January lalu mereka tidak punya ruang untuk menurunkan suku bunga (sesuai ekspektasi) dan survey market menyatakan potensi terbaik untuk adanya sebuah rate cut paling cepat hanya akan terjadi sekitar bulan June-July. Harap diingat bahwa mungkin dunia kembali hadapi fase naiknya kembali Inflasi, salah satu yang nyata adalah di Jepang, sehingga Bank of Japan pun tak punya pilihan selain naikkan suku bunga 25bps ke level 0.5% , level tertinggi dalam 17 tahun.
• Yang paling anyar, pemerintahan Trump mengonfirmasi bahwa mereka tengah mempersiapkan penerapan tarif baru untuk impor dari Meksiko, Kanada, dan China ; mulai berlaku pada hari Sabtu kemarin. Mereka mengklaim bahwa tarif tersebut sebagian merupakan balasan atas fentanil ilegal yang masuk ke AS. Trump telah memberlakukan tarif sebesar 25% untuk impor dari Meksiko dan Kanada serta bea masuk sebesar 10% untuk China. Presiden Trump juga mengatakan bahwa pada akhirnya, AS juga akan mengenakan tarif untuk chipset, serta minyak dan gas ; dengan perkiraan waktu sekitar 18 Februari. Dengan semangatnya menomorsatukan AS di kancah global kembali, Trump juga mengatakan bahwa AS akan mengenakan tarif tambahan untuk baja, aluminium, dan akhirnya tembaga ; yang dipercayanya akan menyelamatkan industri baja AS. Beliau menekankan bahwa eksekusi tarif ini adalah krusial dan tidak terbantahkan , serta akan menghasilkan income yang besar bagi negaranya ; bahkan Eropa pun bukannya tak mungkin akan segera dapat bagiannya.
This Week’s Outlook
• Pasar finansial global menyiapkan reaksi atas pengenaan tarif Presiden AS Donald Trump atas impor dari Kanada, Meksiko, dan China, yang diramal akan memperburuk kekhawatiran atas dampak ketidakpastian dari meningkatnya ketegangan perdagangan global. Sementara itu, awal bulan February akan menghadirkan data payroll AS yang baru dapat memberikan pandangan baru tentang keadaan permintaan tenaga kerja di ekonomi terbesar di dunia — dan berpotensi menjadi faktor penentu dalam jalur suku bunga Federal Reserve di masa mendatang.
• TARIF AS , yang telah konsisten menjadi sumber ketidakpastian bagi pasar dalam beberapa bulan terakhir, akan menjadi perhatian utama minggu ini. Trump sebelumnya mengancam negara-negara ini dengan batas waktu tarif 1 Februari untuk mendorong mereka melakukan tindakan guna membendung arus imigran ilegal dan fentanil opiat ke AS. Namun, sebelum akhir pekan, Trump menyatakan bahwa tidak banyak yang dapat dilakukan negara-negara ini untuk menghindari pungutan, yang dapat mengganggu perdagangan tahunan senilai triliunan dolar. Pasar saham berakhir lebih rendah pada hari Jumat, terbebani oleh kecemasan atas kebijakan perdagangan Trump. Analis memperkirakan terbuka kemungkinan aksi sell-off di pasar yang luas pada hari Senin.
• Tarif AS mengecualikan PRODUK ENERGI DARI KANADA, yang mana produk ini menghadapi pungutan sebesar 10% (bukannya 25% seperti yang umum). Minyak mentah mencakup sekitar seperempat dari semua impor yang diterima AS dari Kanada, senilai sekitar $100 miliar pada tahun 2023, menurut data dari Biro Sensus AS yang dikutip oleh Reuters. Namun Trump menambahkan bahwa ke depannya pemerintahannya juga akan mengumumkan tarif yang lebih luas terkait dengan minyak dan gas alam (sekitar tanggal 18 Februari) ; menimbulkan sebuah komentar yang memicu lonjakan harga minyak dalam perdagangan dengan jam tambahan di hari Jumat. Pada pekan sebelumnya, harga patokan minyak mentah Brent dan West Texas Intermediate malah ditutup lebih rendah, karena para pedagang khawatir bahwa kenaikan tajam dalam biaya bahan bakar akan merusak aktivitas ekonomi global dan permintaan energi yang lebih luas.
• Pekan ini investor akan memiliki kesempatan untuk menganalisis DATA KETENAGAKERJAAN AS, termasuk laporan utama US Nonfarm Payroll hari Jumat. Para ekonom memperkirakan bahwa AS menambah 154.000 pekerjaan bulan lalu, turun dari 256.000 pada bulan Desember. Sementara itu, tingkat pengangguran diperkirakan mencapai 4,1%, sama dengan laju bulan sebelumnya. Pertumbuhan pendapatan per jam rata-rata diperkirakan sebesar 0,3%, juga sama dengan tingkat Desember. Angka-angka tersebut akan membantu menentukan keadaan permintaan tenaga kerja di awal tahun baru dan dapat menjadi faktor penentu dalam bagaimana bank sentral AS membentuk kebijakan moneter di bulan-bulan mendatang. Seiring dengan inflasi yang tetap di atas level target Fed sebesar 2%, pasar kerja yang kuat membantu mendukung keputusan bank sentral minggu lalu untuk tidak mengubah suku bunga dan mengisyaratkan bahwa bank sentral tidak terburu-buru untuk menurunkan biaya pinjaman lebih lanjut.
• MUSIM LAPORAN KEUANGAN Q4 / 2024 masih akan hadirkan beberapa nama perusahaan besar seperti Alphabet & Amazon, menyusul Microsoft & Meta yang telah rilis pekan lalu. Para pelaku pasar pasti akan menunggu-nunggu komentar / company guidance tentang bagaimana antisipasi perusahaan teknologi raksasa ini menghadapi munculnya AI model dari DeepSeek , yang menggunakan chipset yang tidak begitu canggih hingga mampu memakan biaya pembuatan hanya sekitar USD 6 juta saja. Grup semikonduktor Qualcomm dan perancang chip Arm Holdings juga akan mengumumkan laporan laba terbaru mereka minggu ini, begitu pula perusahaan angkutan daring Uber.
• BANK OF ENGLAND akan mengadakan pertemuan penetapan kebijakan terbarunya minggu ini, dan secara luas diharapkan untuk memangkas suku bunga dan mengisyaratkan lebih banyak pengurangan yang akan datang seiring mandegnya ekonomi Inggris. Para ekonom mengantisipasi BoE akan memangkas suku bunga acuannya menjadi 4,5%, dari 4,75%, pada hari Kamis, ketika juga akan memperbarui perkiraan pertumbuhan ekonomi dan inflasi.
• PASAR ASIA PASIFIK bersiap hadapi market yang volatile di awal pekan ini, di mana futures Australia, Jepang, dan Korea Selatan semuanya mengarah ke pembukaan yang lebih rendah pada hari Senin ; dan BITCOIN terakhir turun 3%. Dolar AS menguat secara keseluruhan, melonjak ke level tertinggi dalam 22 tahun terhadap Dolar Kanada dan menyeret Euro mendekati paritas. EMAS siap untuk mencapai rekor tertinggi baru, tetapi US TREASURY mungkin terjebak di antara permintaan safe haven dan kekhawatiran tentang dampak inflasi dari tarif. INDONESIA akan umumkan tingkat Inflasi untuk bulan January.
Download full report HERE.