Summary:
Last Week Review
• ULASAN PEKAN LALU:
KEKUATAN EKONOMI AS MENYANGGAH KEKUATIRAN PELAKU PASAR JELANG PILPRES AS & ESKALASI KONFLIK TIMUR TENGAH. Rally saham AS mulai terasa sedikit goyah dalam menghadapi serangkaian peristiwa yang lumayan mengguncang pasar, dimulai dari keluarnya laporan kinerja perusahaan kuartal 3, PEMILU AS yang semakin dekat, potensi eskalasi Konflik Timur Tengah ; sambil harap-harap cemas menunggu data US PAYROLL bulan Oct yang akan dirilis pekan depan. Hanya NASDAQ yang ditutup dengan kenaikan pada minggu lalu. Indeks yang didominasi saham Teknologi ini naik 0.16%, sementara S&P500 turun 0.96% dan DJIA anjlok 2.68%. Indeks Dow Jones merosot akibat jatuhnya saham Banking, dengan Goldman Sachs drop 2.27%, plus ditambah pelemahan saham jaringan makanan cepat saji McDonald’s tergerus 2.97% saat menghadapi wabah E. coli yang terkait dengan hamburgernya. Adapun saham bank telah naik terlebih dahulu mengantisipasi probability kemenangan Trump yang meningkat pada PILPRES AS.
• Seperti diketahui, indeks acuan S&P 500 naik sekitar 22% pada tahun ini, tetapi telah turun dari level tertinggi dalam beberapa hari terakhir. Wajar jika equity berada pada valuasi yang tinggi saat ini, membuat posisinya rentan koreksi jika muncul salah satu peristiwa pasar jangka pendek yang tidak memenuhi ekspektasi. P/E ratio indeks S&P 500 saat ini berada pada angka 21,8 (dibanding IHSG 18.4 kali), mendekati level tertingginya dalam lebih dari 3 tahun, demikian menurut LSEG Datastream. CBOE VOLATILITY INDEX, indikator “kekuatiran” terhadap pasar, terakhir mencuat ke level sekitar 19, setelah turun di bawah 15 akhir bulan lalu.
• Bagusnya, sejumlah INDIKATOR EKONOMI AS semakin meyakinkan AS jauh dari resesi , seperti Penjualan Rumah Baru (New Home Sales) maupun yang sudah ada (Existing Home Sales) untuk bulan Sept terdata stabil, menunjukkan kesehatan sektor property aman terkendali. INITIAL JOBLESS CLAIMS pun menunjukkan orang Amerika yang mengajukan klaim pengangguran pada pekan terakhir, turun di bawah perkiraan. Hal ini ditimpali oleh meningkatnya ekspansi pada baik sektor Manufaktur maupun Jasa AS, menurut angka2 yang dikumpulkan oleh S&P GLOBAL PMI (Oct). Last but not least, pesanan barang2 tahan lama alias Durable Goods Orders (Sept) penurunannya tidak sedalam yang diperkirakan.
• Dari sisi LAPORAN KEUANGAN, Tesla adalah perusahaan pertama dari MAGNIFICENT SEVEN yang melaporkan hasil, sahamnya melonjak pada hari Kamis setelah CEO Elon Musk mengatakan bahwa ia memperkirakan penjualan kendaraan akan tumbuh 20% hingga 30% tahun depan.
• YIELD US TREASURY acuan tenor 10 tahun naik ke level tertinggi dalam 3 bulan minggu lalu, mencerminkan ekspektasi The Fed yang berpotensi kurang dovish serta kemungkinan peningkatan spending di bawah presiden berikutnya. Taruhan pada kemenangan DONALD TRUMP telah meningkat di pasar polling dalam beberapa minggu terakhir, dengan Partai Republik terlihat mendukung kebijakan tarif yang dapat menyebabkan inflasi kembali memanas.
• KOMODITAS :
Kedua kontrak harga MINYAK telah naik 4% minggu lalu dalam perdagangan yang bergejolak karena pasar memperhitungkan ketidakpastian seputar sejauh mana respons ISRAEL terhadap serangan rudal IRAN pada 1 Oktober lalu, dan hasil PEMILU AS bulan depan. Terkait KONFLIK TIMUR TENGAH, Puluhan jet Israel menyelesaikan tiga gelombang serangan sebelum fajar pada hari Sabtu terhadap pabrik rudal dan lokasi lain di dekat Teheran dan di Iran barat, namun ternyata semuanya luput dari infrastruktur energi Iran. Dengan demikian, premi risiko geopolitik yang telah terbentuk dalam harga minyak untuk mengantisipasi serangan balasan Israel telah hilang, kata para analis.
This Week’s Outlook
Seperti biasa pada akhir bulan, ini akan menjadi minggu yang penuh pergerakan di pasar dengan data pekerjaan dan PDB AS serta sejumlah laporan keuangan emiten Teknologi raksasa. Dengan pasar yang berada dalam rentang akhir sebelum PILPRES AS ditambah volatilitas pertemuan FEDERAL RESERVE pada bulan November, volatilitas tampaknya akan terus berlanjut.
• DATA NONFARM PAYROLL pada hari Jumat diperkirakan akan menunjukkan bahwa pertumbuhan pekerjaan melambat menjadi 111.000 di bulan Oktober, yang mencerminkan dampak pemogokan di Boeing, Textron, dan Hotel Hilton ; serta gangguan terkait cuaca dari Badai Helene dan Milton. UNEMPLOYMENT RATE diperkirakan tidak akan berubah pada 4.1%. THE FED telah mengisyaratkan niatnya untuk memangkas FED FUND RATE sebesar 25 basis poin pada FOMC MEETING bulan November setelah melakukan pemangkasan sebesar 50 basis poin di bulan September, namun data ekonomi minggu ini masih dapat mempengaruhi keputusan tersebut. Data tenaga kerja akan diawali oleh JOLTS JOB OPENINGS pada hari Selasa untuk bulan Sept, diikuti oleh INITIAL JOBLESS CLAIMS seperti biasa hari Kamis yang akan diawasi secara ketat untuk mendeteksi tanda pelemahan di pasar tenaga kerja.
• Rilis data utama lainnya yang akan diperhatikan oleh bank sentral AS di minggu ini adalah estimasi pertama US GDP kuartal ketiga pada hari Rabu dan data Personal Spending pada hari Kamis, serta yang menjadi highlight adalah PCE PRICE index yang menjadi ukuran Inflasi favorit The Fed. Para ekonom memperkirakan bahwa ekonomi AS telah berkembang pada tingkat tahunan 3% di kuartal 3 tahun ini, sama dengan tingkat pertumbuhan pada kuartal 2. Kalender ekonomi juga menampilkan data bulan Oktober mengenai kepercayaan konsumen dan sentimen bisnis, sebuah laporan mengenai penjualan rumah yang tertunda dan Institute for Supply Management akan merilis indeks manufaktur bulan Oktober. Para pejabat Federal Reserve akan melakukan komunikasi menjelang FOMC MEETING 7 November.
• MUSIM LAPORAN KEUANGAN : 5 dari saham-saham teknologi “Magnificent Seven” yang telah memainkan peran penting dalam mendorong kenaikan pasar selama beberapa tahun terakhir akan melaporkan laporan keuangannya pada minggu ini. Induk Google, Alphabet akan melaporkan pada hari Selasa, diikuti oleh Microsoft dan induk Facebook, Meta Platforms pada hari Rabu, serta Apple serta Amazon pada hari Kamis. Perusahaan-perusahaan ini memiliki pengaruh besar di pasar karena nilai pasar mereka yang sangat besar. Mereka bersama-sama menyumbang 23% dari bobot S&P 500, yang berarti reaksi pasar terhadap hasil laporan keuangan mereka dapat mempengaruhi indeks secara keseluruhan di hari-hari mendatang.
• KOMODITAS : Selain para trader memantau perkembangan KONFLIK TIMUR TENGAH, mereka juga sedang menunggu kejelasan lebih lanjut mengenai kebijakan STIMULUS CHINA, meskipun para analis tidak memperkirakan bahwa langkah-langkah tersebut akan memberikan dorongan besar pada permintaan minyak.
• MARKET ASIA : JEPANG : Pemilu dan keputusan Bank of Japan hari Rabu. Perdana Menteri Shigeru Ishiba kehilangan mayoritas parlemennya dalam pemilihan umum di negara tersebut. Partai Demokratik Liberal tempat Ishiba bernaung telah memerintah Jepang selama hampir seluruh sejarah pasca-perang, sehingga reaksi awal pasar terhadap gempa politik sebesar ini dapat memicu aksi jual Yen dan saham-saham Jepang, serta kenaikan harga obligasi pemerintah Jepang. Secara lebih luas, guncangan ini dapat merusak stabilitas dan kontinuitas politik sehingga banyak analis mengatakan bahwa Bank of Japan perlu melakukan kebijakan moneter. BOJ akan menetapkan suku bunga pada hari Rabu.
• PMI DATA bulan Oktober di benua Asia, terutama CHINA yang menjadi sorotan setelah sentimen stimulus yang sempat heboh, walau dampaknya terhadap pasar juga mulai memudar. Saham-saham China naik tipis 0,8% minggu lalu, menguat setelah beberapa minggu yang penuh gejolak. Sementara itu, angka-angka pada hari Minggu menunjukkan laba industri di China anjlok 27,1% di bulan September dari tahun sebelumnya, penurunan paling tajam tahun ini. Saham-saham Asia secara lebih luas melemah minggu lalu, dengan indeks MSCI Asia di luar Jepang turun hampir 2%, penurunan mingguan ketiga berturut-turut. Indeks acuan Nikkei 225 Jepang turun 2,7% untuk penurunan mingguan kedua berturut-turut karena para investor mengurangi eksposur risiko menjelang pemilihan umum hari Minggu.
• INDONESIA seperti biasa akan nantikan data Inflasi pada hari pertama bulan November.
• CURRENCY & FIXED INCOME : Analis BARCLAYS perkirakan, US DOLLAR kemungkinan akan tetap menguat, dan suku bunga AS kemungkinan akan tetap tinggi, menciptakan latar belakang yang kurang favorable untuk aset-aset negara berkembang. Namun dengan begitu banyak risiko peristiwa yang membayangi, tidak terkecuali pemilihan Presiden AS pada 5 November, mungkin ada batasan seberapa tinggi imbal hasil Treasury dapat naik minggu ini.
Download full report HERE.