Today’s Outlook:
MARKET SENTIMENT: US ISM Manufacturing PMI (Des.), US ISM Manufacturing Prices (Des.)
MARKET ASIA: Para investor di Asia akan terus menilai ketidakpastian politik di KOREA SELATAN seiring dengan upaya pengawas korupsi negara tersebut untuk mengeksekusi surat perintah penangkapan terhadap Presiden Yoon Suk Yeol yang dimakzulkan, menurut media lokal Yonhap News. Upaya darurat militer yang dilakukan Yoon pada tanggal 3 Desember lalu telah menyebabkan kekacauan politik di negara tersebut. Kementerian Perdagangan CHINA berencana untuk memberlakukan pembatasan ekspor pada teknologi tertentu yang digunakan untuk membuat komponen baterai dan untuk memproses mineral penting seperti lithium dan galium, menurut pemberitahuan yang dikeluarkan pada hari Kamis. Publik dapat mengirimkan umpan balik mengenai proposal ini sampai 1 Februari.
FIXED INCOME & CURRENCY : YIELD US TREASURY bergerak volatile pada hari perdagangan pertama yang bergejolak di tahun baru. Imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun turun lebih dari 1 basis poin pada 4,561%. Imbal hasil US Treasury tenor 2 tahun terakhir berada pada 4,246% setelah turun kurang dari 1 basis poin. Imbal hasil dan harga obligasi memiliki hubungan terbalik. Satu basis poin sama dengan 0,01%. Imbal hasil US Treasury berakhir lebih rendah pada hari Kamis, walau sempat melayang lebih tinggi pada perdagangan pagi, namun turun lagi pada sore hari. Imbal hasil US Treasury acuan tenor 10 tahun diperdagangkan serendah 4,517%, dan setinggi 4,599%. DOLLAR AS diperdagangkan lebih tinggi pada hari Kamis, hari pertama perdagangan 2025, di tengah harapan bahwa pertumbuhan AS akan mengalahkan rekan-rekannya, sikap The Fed yang lebih hawkish dan ekspektasi untuk pemerintahan Donald Trump yang akan datang. DOLLAR INDEX naik 7% pada tahun 2024 karena para trader secara drastis memangkas ekspektasi penurunan suku bunga The Fed setelah mendengar proyeksi pejabat bank sentral pada FOMC Meeting bulan Desember lalu . Bank sentral AS memproyeksikan hanya 2 penurunan suku bunga 25 bp pada tahun 2025 pada pertemuan kebijakan terakhirnya tahun ini, penurunan tajam dari 4 penurunan yang telah diisyaratkan pada bulan September. Faktanya, pasar saat ini hanya memperkirakan penurunan 42 bps dari bank sentral AS pada tahun 2025, dengan kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih menambah tingkat ketidakpastian mengingat kebijakannya tentang regulasi yang lebih longgar, pemotongan pajak, kenaikan tarif, dan imigrasi yang lebih ketat dipandang sebagai pro-pertumbuhan dan inflasi. Fokus beralih ke rilis angka klaim pengangguran di akhir sesi serta angka US PMI manufaktur dari S&P Global untuk bulan Desember, merupakan petunjuk tentang kekuatan ekonomi AS.
EURO diperdagangkan 0,9% lebih rendah ke 1,0258, menyusul penurunan lebih dari 6% pada tahun 2024. Data yang dirilis Kamis pagi menunjukkan bahwa aktivitas manufaktur di EUROZONE menurun pada tingkat yang lebih cepat pada akhir tahun, menawarkan sedikit sinyal pemulihan yang akan segera terjadi. Data Manufacturing PMI Eurozone dari S&P Global , turun ke 45,1 pada bulan Desember, akibat tiga ekonomi terbesar blok tersebut – Jerman, Prancis, dan Italia – terjebak dalam resesi industri. Para trader mengharapkan lebih banyak pemotongan suku bunga dari Bank Sentral Eropa pada tahun 2025, dengan pasar memperkirakan pelonggaran sebesar 113 basis poin, jauh lebih banyak daripada Federal Reserve.
KOMODITAS: Harga MINYAK naik sekitar 2% pada hari Kamis karena investor kembali pada hari perdagangan pertama tahun baru dengan pandangan optimis terhadap ekonomi China dan permintaan bahan bakar setelah Presiden Xi Jinping berjanji untuk mendorong pertumbuhan. Minyak mentah berjangka Brent naik USD1,47, atau 2%, menjadi USD76,11 per barel, setelah naik 65 sen pada hari Selasa, hari perdagangan terakhir tahun 2024. Minyak mentah West Texas Intermediate AS naik USD1,62, atau 2,3%, menjadi USD73,34.
Domestic News
Wamenaker Buka Data 60 Pabrik Tekstil Kolaps-Jumlah PHK 250 Ribu Orang
Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer Gerungan membuka data terkait dengan jumlah pabrik tekstil yang kolaps mencapai 60 pabrik dengan jumlah PHK sekitar 250 ribu orang. Ini terjadi dalam kurun waktu 2022 hingga 2024. Pria yang akrab disapa Noel tersebut mengungkapkan data tersebut dia dapatkan dari Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament (APSyFI), Redma Gita Wirawasta. Penyebab kolapsnya 60 pabrik tekstil tersebut karena impor ilegal (penyelundupan) yang memperparah kondisi industri tekstil dan produk tekstil (TPT). “Menurut APSyFI, dalam dua tahun terakhir 60 pabrik terancam oleh impor illegal, sehingga terjadi 250 ribu Pemutusan Hubungan Tenaga Kerja (PHK). Saya bertanya, apakah data APSyFI benar? Kalau benar, maka instansi terkait hendaknya mengambil langkah konkret,” katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (2/1/2025). Noel mengutip keluhan APSyFI: impor illegal bukan hanya melemahkan TPT, tetapi juga industri petrokimia bahan baku utama tekstil, yaitu Purified Terephtalic Acid (PTA). Menurut (APSyFI), kondisi ini memicu memasuki de-industrialisasi. Dia mengingatkan dampak PHK tidak sesederhana yang tampak di permukaan. Satu buruh kena PHK, dampak langsung bisa menimpa 4 orang (ditambah istri dan 2 anak), kemudian dampak terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). UMKM sebagai penyedia jasa mulai dari pedagang di pasar, warung, penjual bensin eceran hingga rumah kontrakan, akan kena dampak. “Para ekonom lebih tahulah soal dampak PHK. Kemnaker selalu berharap ekonomi yang lebih baik, jauh-jauhlah PHK,” katanya. Noel berharap, Desk Pencegahan dan Pemberantasan Penyelundupan, yang dibentuk Menko Polkam Budi Gunawan dan Menteri Keuangan Sri Mulyani, hendaknya berhasil mencegah penyelundupan supaya PHK industri TPT bisa dikurangi. (CNBC Indonesia)
Corporate News
RAJA: Sematkan Peringkat RAJA idA+, Ini Dalih Pefindo
Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menyematkan peringkat idA+ Rukun Raharja (RAJA) dengan prospek stabil. Peringkat tersebut mencerminkan posisi pasar kuat, skema kontrak terjamin, dan profil keuangan kuat. Peringkat itu, dibatasi paparan risiko fluktuasi harga komoditas, dan risiko profil pelanggan terkonsentrasi. Peringkat dapat dinaikkan kalau emiten minyak dan gas asuhan Happy Hapsoro itu, sukses meningkatkan bisnis antar-stream secara keseluruhan. Terutama bisnis midstream dan hilir, disertai dengan profil keuangan kuat. Peringkat dapat diturunkan kalau emiten besutan menantu Megawati itu, mempunyai utang jauh lebih besar dari proyeksi, secara signifikan melemahkan struktur modal, dan perlindungan arus kas, tanpa dikompensasi kinerja bisnis lebih kuat. Peringkat juga akan tertekan jika perseroan gagal mempertahankan kontrak end-to-end relatif terjamin terutama bisnis hilir, menghadapi risiko penipisan pasokan gas, atau jika terjadi fluktuasi harga komoditas atau ekonomi makro, akan berdampak buruk pada kinerja bisnis, dan keuangan. (Emiten News)
Recommendation
Mengawali tahun 2025, US10YT membentuk long-legged doji pada level tertinggi tahun lalu di kisaran yield 4,638% – 4,74%. Saat ini, harga mungkin rentan terhadap konsolidasi seperti yang diperingatkan oleh indikator utama divergensi negatif RSI. Advise: gunakan MA10 sebagai trailing stop, jika imbal hasil pada akhirnya ditutup di bawah 4.568% (hingga 4.507%) maka antisipasi penguatan harga obligasi menuju Support berikut ini: 4.421% / 4.36% / 4.33%.
ID10YT sejatinya masih mengalami tren kenaikan dalam pola PARALLEL CHANNEL (merah muda) dimana posisi saat ini memang sedang menguji level Support psikologis di kisaran 7.0% hingga 6.96%. Antisipasi terjadinya rebound yield yang terjadi di sekitar area tersebut dalam tren naik ini diasumsikan masih utuh, oleh karena itu harga obligasi akan segera melanjutkan tren pelemahan jangka menengahnya kembali.
Download full report HERE.