-GOVERNMENT BONDS-
Sektor Perbankan Dorong Penawaran Lelang SUN. Berdasarkan data DJPPR, total penawaran masuk lelang SUN Selasa (28/07) mencapai IDR 72,8 triliun. Adapun, nominal yang dimenangkan senilai IDR 22 triliun. Angka penawaran ini, meningkat dari lelang sebelumnya yang senilai IDR 61,2 triliun. NHKSI Research melihat, selain potensi kembalinya investor asing, sektor perbankan masih menjadi harapan dalam pasar obligasi domestik. Sebagai catatan, kepemilikan perbankan di SBN relatif meningkat sejak akhir tahun lalu. Tingkat rasio LDR perbankan yang menurun, dan likuiditas dana pihak ketiga perbankan yang meningkat, membuat perbankan membutuhkan alternatif instrumen investasi. Selain itu, likuiditas investor asing juga kian meningkat, sejalan dengan bank sentral utama di dunia tengah menyalurkan stimulus dalam bentuk quantitative easing. Sentimen positif lelang SUN juga ditengah kepastian dari Bank Indonesia yang menjadi stand by buyer.

-CORPORATE BONDS-
Garuda Negosiasi dengan Pemegang EBA. Garuda Indonesia Tbk (GIAA) bernegosiasi dengan para pemegang Efek Beragun Aset (EBA) Mandiri GIAA01 perihal sisa pembayaran EBA periode Juli 2020. Perseroan tetap berkomitmen memenuhi kewajiban pembayaran di tengah tekanan likuiditas akibat pandemi Covid-19. Seperti diketahui, Kontrak Investasi Kolektif (KIK) EBA Mandiri GIAA01 merupakan surat berharga hak atas pendapatan penjualan tiket penerbangan rute Jeddah dan Madinah senilai Rp 2 triliun bertenor lima tahun. Perseroan menerbitkan EBA pada 22 Juni 2018. Secara terperinci, surat berharga itu terdiri atas EBA kelas A senilai Rp 1,8 triliun dan EBA kelas B sebanyak Rp 200 miliar. Dalam perjanjian EBA disebutkan bahwa pembayaran pokok EBA kelas A mencapai Rp 360 miliar per tahun dengan imbal hasil investasi tetap 9,75% per tahun.

-MACROECONOMY-
Pemerintah Perlebar Defisit APBN 2021 Jadi 5,2%. Pemerintah akan melebarkan defisit dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2021 menjadi 5,2% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Sebelumnya dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal 2021 (KEM PPKF 2021) pemerintah menargetkan defisit anggaran di kisaran 3,21% hingga 4,17%. Dengan defisit sebesar 5,2% dari PDB tahun 2021, maka pemerintah Indonesia akan memiliki cadangan belanja sebesar IDR 179 triliun yang digunakan untuk belanja prioritas dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi nasional. Ketidakpastian terjadi karena sejumlah faktor, pertama kecepatan dan kemungkinan penanganan Covid di seluruh dunia. Kedua, yaitu sejauh mana pemulihan ekonomi global yang juga masih menghadapi ketidakpastian karena Covid. Ketiga, yaitu pemulihan ekonomi dalam negeri yang juga tergantung terhadap upaya penanganan Covid-19. Bila penangan Covid efektif dan sejalan dengan upaya pemulihan ekonomi maka perekonomian domestik bisa pulih di kuartal ketiga. Dengan harapan pertumbuhan ekonomi kuartal III bisa mencapai 0,4% dan pada kuartal IV akan terakselerasi ke 3%.

-RECOMMENDATION-
Investor Cermati Tenor Panjang. Investor asing yang mulai berani kembali berinvestasi di surat utang Indonesia, dan komitmen pemerintah jaga momentum, menjadi sentimen positif pasar obligasi Indonesia. Pelaku pasar dapat kembali mencermati tenor panjang, melanjutkan minat investor pada lelang SUN Selasa kemarin. Peserta lelang SUN banyak minati tenor panjang karena ekspektasi pasar terhadap harga obligasi. Sebagai catatan, FR0082 mencatatkan penawaran masuk mencapai IDR 21,4 triliun, dengan jumlah dimenangkan senilai IDR 4,8 triliun. Investor juga minati tenor pendek FR0081 yang catatkan penawaran masuk IDR 17,5 triliun, dengan nominal dimenangkan IDR 7,2 triliun. NHKSI Research melihat tren suku bunga rendah akan membuat SUN tenor panjang semakin diminati. Investor dapat mencermati FR0082, FR0080, dan FR0083 dalam perdagangan hari ini.

Reference
https://investor.id/macroeconomics/pulihkan-perekonomian-pemerintah-perlebar-defisit-apbn-2021-jadi-52
http://idnbonds.com/pandemic-effects-in-asset-backed-security/