Today’s Outlook:
MARKET AS: US Dollar bergerak turun namun masih diperdagangkan mendekati level tertinggi dalam setahun seiring para trader mengurangi ekspektasi pemotongan suku bunga di masa mendatang dari US Federal Reserve. Presiden terpilih Donald Trump sudah mulai melantik beberapa posisi kabinet, mengisi sosok menteri kesehatan dan pertahanan minggu lalu, tetapi posisi kunci untuk pasar keuangan, menteri keuangan dan perwakilan perdagangan belum diisi. Pemerintahan yang akan datang diharapkan untuk fokus pada penurunan pajak dan kenaikan tarif, yang mana dapat memicu inflasi dan membatasi kecepatan The Fed untuk memangkas suku bunga. Imbal hasil Treasury AS sontak merosot dalam perdagangan yang cukup volatile , kemudian mereda dengan yield US TREASURY tenor 10 tahun akhirnya hanya turun 1 basis poin menjadi 4,416%. Hal ini mengindikasikan pasar obligasi mengatakan bahwa masih ada risiko terhadap anggaran & defisit, serta tekanan inflasi mungkin mengintai dalam sistem jika pengenaan tarif akan diberlakukan.
– Para pelaku pasar bersiap menyikapi minggu ini yang seharusnya lebih tenang karena gelombang berita makro & politik AS mereda, walau tetap fokus memperhatikan penunjukkan posisi politik pada pemerintahan President Trump yang baru. Meningkatnya ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memperlambat laju pelonggaran kebijakan dan ketidakpastian atas dampak penunjukan kabinet Trump menyebabkan S&P 500 dan Nasdaq mencatat kerugian mingguan terburuk dalam lebih dari 2 bulan pada pekan lalu.
– INDIKATOR EKONOMI : Data US PMI dijadwalkan keluar hari Jumat, sesudah laporan indeks pasar perumahan yang beberapa di antaranya mulai dipublikasi nanti malam, seperti : Building Permits & Housing Starts (Oct). Pelaku pasar juga akan mendengar beberapa komentar dari pejabat Federal Reserve di pekan ini.
– EUROZONE : angka Inflasi bulan Oct dijadwalkan rilis nanti sore sekitar jam 1700WIB, di mana konsensus perkirakan CPI tahunan bisa saja flat di angka 2.0% yoy, namun ancaman Inflasi memanas secara bulanan terdeteksi sekitar 0.3% mom, dibanding deflasi – 0.1% di bulan sebelumnya.
– JEPANG : mencatat Core Machinery Orders (Sept) secara tahunan jatuh tak terduga lebih besar dari perkiraan, ke titik performa terendah dalam 8 bulan.
CURRENCY & FIXED INCOME : US DOLLAR menguat 0,29% terhadap YEN JEPANG menjadi 154,605. DOLLAR INDEX (DXY) , yang mengukur mata uang terhadap sekeranjang enam mata uang lainnya, turun 0,51% menjadi 106,19, diperdagangkan tepat di bawah puncak satu tahunnya di 107,07. Gubernur BANK OF JAPAN, Kazuo Ueda, menyatakan kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut, walau belum ada indikasi jelas mengenai waktu pasti pelaksanaannya.
KOMODITAS : Harga MINYAK naik menyusul laporan bahwa produksi di ladang minyak Johan Sverdrup Norwegia telah terhenti, menambah keuntungan sebelumnya yang berasal dari eskalasi PERANG RUSSIA – UKRAINE. Harga minyak mentah BRENT ditutup pada USD 73,30 / barel, menguat 3,2%. Harga minyak mentah US WTI ditutup pada USD 69,16 per barel, terapresiasi 3,2%.
– Harga EMAS naik setelah 6 hari merugi, seiring terhentinya lonjakan Dollar AS. Harga spot emas naik 1,93% ke level USD 2.610,73 / ons.
Domestic Issue
RUU Pengampunan Pajak Mendadak Masuk Prolegnas 2025, Siap-Siap Tax Amnesty Jilid III
RUU tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11/2016 tentang Pengampunan Pajak alias tax amnesty masuk ke dalam Program Legislasi Nasional atau Prolegnas Prioritas 2025. Sebagai catatan, sebelum Badan Legislasi (Baleg) DPR sudah menggelar dua kali rapat pleno dengan pimpinan komisi-komisi yang ada di DPR yaitu pada Senin (28/10/2024) dan Selasa (12/11/2024). Dalam dua rapat tersebut, tidak muncul usulan RUU Tax Amnesty baik dari Komisi XI yang menangani perihal keuangan negara maupun komisi lain. Usulan tersebut baru muncul dalam rapat kerja antara Baleg DPR dengan pemerintah dan DPD pada hari ini, Senin (18/11/2024) siang. Saat itu, RUU Tax Amnesty ditulis sebagai usulan dari Baleg DPR. Kendati demikian, dalam rapat lanjutan pada sore hari, sejumlah anggota Baleg DPR sempat memprotes usulan RUU Tax Amnesty tersebut karena tidak jelas usulan siapa. Wakil Ketua Baleg Sturman Panjaitan pun menunda untuk menyepakati RUU Tax Amnesty tersebut. Ternyata, dalam rapat lanjutan pada malam kemarin, RUU Tax Amnesty kembali muncul. Sturman menjelaskan, Komisi XI secara resmi bersurat kepada Baleg DPR untuk mengusulkan RUU Tax Amnesty masuk Prolegnas Prioritas 2025. (Bisnis)
Corporate News
TBIG: Ungkap Ada Obligasi Jatuh Tempo IDR 1,5T Desember 2024
PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) menyampaikan bahwa telah menyediakan dana untuk melunasi obligasi berkelanjutan VI TBIG tahap II tahun 2023. Menurut keterangan perseroan pada Senin (18/11) menjelaskan obligasi tetsebut akan jatuh tempo pada 15 Desember 2024 mendatang dengan jumlah pokok obligasi IDR 1,513 triliun. Selain itu perseroan juga sudah menyiapkan dana untuk pembayaran bunga ke-4 obligasi tersebut. Seperti diketahui obligasi ini diterbitkan pada 6 Desember 2023 lalu dengan tingkat bunga 6,75% per tahun. (Emiten News)
Recommendation
US10YT tengah menunggu momen penentuan yang akan menjelaskan apakah trend naik yield ini bisa dipertahankan tetap bergerak di dalam pola Parallel Channel (Support : yield 4.40%) atau harus jebol turun dan menuju next Support / target bottom : 4.33% / 4.13%. Ketika market mulai mengevaluasi kembali kemungkinan seputar pemotongan suku bunga The Fed dan indikator ekonomi pendukung, maka itulah sentimen yang akan menggerakkan yield US10YT di kemudian hari. ADVISE : HOLD ; WAIT & SEE. Resistance yield : 4.465%.
ID10YT masih berkutat di sekitar area Resistance yield 7.0%, di mana besar potensi konsolidasi jk.pendek akan segera berlangsung ke arah Support 6.83% – 6.81%. ADVISE : antisipasi penguatan harga obligasi seiring turunnya yield.
Download full report HERE.