Pergerakan pasar SUN sepekan, di tengah BoE dan ECB yang melanjutkan tren kenaikan suku bunga, masing-masing naik 50Bps ke level 3,50% dan 2,50%. Investor juga merespon katalis positif, surplus Neraca Dagang Indonesia Nov. yang terjaga ke level +USD5,16Miliar; dan juga data ekonomi AS, seperti Inflasi Headline yang melandai dan kenaikan FFR Des. yang sesuai dengan ekspektasi pasar.

Corporate Bonds
PGAS Bubyback Obligasi USD 400 Juta. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) telah menyelesaikan early tender offer sebesar USD 400 Juta atau IDR 6,24 Triliun (kurs IDR 15.600) pada 12 Desember. PGAS ini menerima pengajuan tender dari pemegang obligasi melebihi batas maksimum permintaan (oversubscribe). Lebih lanjut, Tujuan dari tender offer ini adalah untuk membeli kembali obligasi PGAS USD 400 Juta dari USD 1,35 miliar (5,125%), sebagai bagian dari inisiatif PGAS dalam kegiatan Liability Management perseroan. (DetikFinance)

Domestic Issue
Fitch Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Fitch Rating memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan, dari sebelumnya 5,8% YoY menjadi 4,8% YoY. Proyeksi tersebut berdasarkan pada pelemahan sejumlah indikator ekonomi. Antara lain melemahnya permintaan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Faktor lainnya adalah lonjakan inflasi yang membuat Bank Indonesia mengerek suku bunga acuan. Berikutnya adalah, lonjakan harga komoditas yang diprediksi tak akan berlanjut di tahun depan. (Kontan)

Recommendation
Deadline Window Dressing mendekati January Effect. NHKSI Research melihat potensi kebijakan moneter longgar BI, atau BI 7DRR Des. yang diproyeksikan hanya naik +25Bps, akan menjadi katalis positif penggerak IHSG dua pekan kedepan, atau disisa perdagangan 2022 ini. Kenaikan moderat BI 7DRR menguntungkan Sektor Teknologi, yang memiliki sensitifitas tinggi pada kenaikan suku bunga. Disisi lain, BI 7DRR Des. yang diproyeksikan naik ke level 5,50% atau telah naik 200Bps YtD, akan menjaga margin Perbankan tetap tinggi. Lebih lanjut, potensi apresiasi signifikan saham Sektor Teknologi, maupun Perbankan khususnya KBMI IV, akan mendorong penguatan IHSG secara keseluruhan (Window Dressing). Adapun, tidak adanya FOMC Meeting Jan. 2023, membuat IHSG periode ini, berpeluang membentuk pola pergerakannya sendiri (January Effect). Investor tetap mengantisipasi potensi Hawkish agresif lanjutan BI, seiring survei Inflasi Headline Indonesia pekan ketiga Des. yang telah mencapai 0,4% MoM, dan ini belum termasuk potensi lonjakan inflasi akibat libur tahun baru.

Download full report HERE.