Today’s Outlook:

MARKET AS: Para investor mengambil sikap Wait & See menjelang debat presiden dan laporan inflasi yang dipantau ketat oleh Federal Reserve. Selain debat capres pertama hari Kamis ini, pelaku pasar menantikan beberapa rilis data ekonomi penting yang dijadwalkan minggu ini, dengan titik kulminasi PCE (Personal  Consumption Expenditures) price index pada hari Jumat, indikator inflasi favorit Federal Reserve dalam rangka tentukan arah kebijakan moneter. Pasar saat ini terbagi dalam dua kubu, antara memperkirakan bahwa The Fed akan melakukan satu kali saja pemotongan suku bunga pada tahun ini di bulan Desember ; atau ada pula kubu yang melihat 2 kali pemotongan hingga akhir tahun, di mana 25 bps rate cut pertama punya peluang 56,3% terjadi bulan September, menurut aplikasi probabilitas suku bunga LSEG.

INDIKATOR EKONOMI : US New Home Sales alias penjualan rumah baru AS terdata turun 11.3% mom di bulan May di mana jumlahnya menciut jadi 619 ribu (lebih rendah dari ekspektasi 636 ribu), dibandingkan bulan sebelumnya yang hampir 700 ribu. Demikian pula Building Permits terkontraksi 2.8% mom walau angka ini mencatat laju penurunan yang mulai melambat. Nanti malam akan dinantikan sejumlah indikator ekonomi penting seperti : Durable Goods Orders (May), perkiraan ketiga (atau angka final) US GDP Q1 yang sepertinya memang masih akan menyatakan lesunya pertumbuhan ekonomi AS di level 1.3% qoq ; serta tak lupa Initial Jobless Claims mingguan yang diprediksi berkisar 236 ribu.

MARKET ASIA & EROPA : JEPANG pagi ini laporkan sejumlah data terkait Penjualan Retail (May) yang menguat 3.0% yoy, suatu kabar baik di tengah membuncahnya angka jual asing pada pasar obligasi dan saham mereka. Menyusul pagi, CHINA akan publikasikan Industrial Profit YTD (May) untuk bandingkan apakah ada peningkatan laba dari sektor industri di bulan sebelumnya 4.3%. Siangnya baru giliran wilayah EUROZONE akan laporkan sejumlah data seputar iklim dunia usaha & ekspektasi konsumen seperti : Business Climate & Consumer Survey (Jun), Consumer Confidence & Inflation Expectation (Jun), Services & Industrial Sentiment (Jun).

KOMODITAS : Harga MINYAK akhirnya ditutup menguat setelah sempat melemah sebelumnya dipicu oleh data US Crude Oil Inventories yang menunjukkan stok minyak mentah AS ternyata membengkak 3.6 juta barrel, jauh meleset dari perkiraan analis Reuters akan adanya withdrawal 2.6juta barrel ; kembali memunculkan kekuatiran lesunya demand di musim panas ini. Awalnya hal ini mengusung sentimen yang kurang kondusif bagi harga saham-saham Energy, namun ternyata perkembangan tensi geopolitik Israel vs Lebanon (yang ditakutkan akan pula melebar ke negeri penghasil minyak, Iran) dinilai lebih mendominasi sentimen pembentuk harga. Futures BRENT naik 0.3% ke harga USD 85.25 / barrel, sementara futures US WTI terapresiasi 7 cents saja ke harga USD 80.9 / barrel. Para analis UBS memperkirakan harga minyak akan naik dalam beberapa minggu mendatang, walaupun para trader mengkhawatirkan lemahnya konsumsi bensin AS selama puncak musim berkendara (road trip) di musim panas di negara tersebut. Penggunaan bensin di AS mewakili sekitar 10% dari total konsumsi minyak dunia, dan permintaan bensin di negara tsb pada minggu lalu turun 3.6% dibanding tahun lalu , menjadi sekitar 8.9 juta barel / hari. Stok bahan bakar juga meningkat secara tak terduga bahkan ketika pabrik penyulingan mengurangi produksinya.

Corporate News
LTLS Tawarkan Obligasi Berkelanjutan IV Tahap I Tahun 2024 Senilai IDR 276 Miliar
PT Lautan Luas Tbk (IDX: LTLS) menawarkan Obligasi Berkelanjutan IV tahap I tahun 2024 senilai IDR 276,415 miliar kepada investor pada 26-28 Juni 2024. Obligasi tersebut merupakan bagian dari Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan IV LTLS senilai total IDR 1 triliun. “Bunga obligasi LTLS ini ditetapkan sebesar 8.75% per tahun dengan jangka waktu tiga tahun. Sisa pokok obligasi sebesar IDR 23,585 miliar dijamin dengan kesanggupan penuh,” sebut Direksi LTLS dalam informasi tambahan prospektus penawaran umum obligasi yang diumumkan di Jakarta, Selasa (25/6). Obligasi emiten distributor bahan kimia dasar dan khusus ini akan dicatatkan di BEI pada 05 Juli 2024. “Dana dari penerbitan obligasi ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, seluruhnya untuk modal kerja LTLS. Modal kerja LTLS yang akan dibiayai dari hasil penerbitan obligasi ini adalah yang terkait dengan beban pokok penjualan dan jasa, serta beban usaha,” tandas Direksi LTLS. (Pasardana)

Domestic Issue
Penuhi Target APBN 2024, Pemerintah Pekan Depan Kembali Lelang SBSN
Pemerintah Selasa, tanggal 2 Juli 2024 mendatang akan kembali menggelar lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) triliun dalam rangka memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2024. Siaran pers Direktorat Pembiayaan Syariah Kementerian Keuangan menyebutkan ada 7 seri yang akan dilelang dengan  target indikatif IDR 11 triliun dan tanggal setelment pada 4 Juli 2024. Adapun berikut seri yang akan dilelang: SPNS 20012025 (reopening) tanggal jatuh tempo pada 20 Januari 2025 ; SPNS 01042025 (new issuance) tanggal jatuh tempo 1 April 2025 ; PBS032 (reopening) tanggal jatuh tempo 15 Juli 2026 ; PBS030 (reopening) tanggal jatuh tempo 15 Juli 2028 ; PBSG001 (reopening) tanggal jatuh tempo 15 September 2029 ; PBS004 (reopening) tanggal jatuh tempo 15 Februari 2037 dan PBS038 (reopening) tanggal jatuh tempo 15 Desember 2049. Alokasi Pembelian Non-kompetitif untuk seri SPNS adalah 75% dari jumlah yang dimenangkan. Sedangkan seri PBS 30% dari jumlah yang dimenangkan. Pada lelang ini kembali ditawarkan seri PBSG001 yang merupakan seri green sukuk yang ditawarkan melalui lelang di pasar perdana domestik. Penerbitan seri Green Sukuk melalui lelang ini melengkapi program penerbitan Green sukuk yang sudah dilakukan sebanyak 6 kali di pasar global sejak tahun 2018 dan 6 kali di pasar domestik melalui green sukuk ritel sejak tahun 2019. (Emiten News)

Recommendation

US10YT Finally rebound dari Support lower channel, bahkan langsung menembus Resistance dua Moving Average sekaligus ke atas yield 4.31%. POTENTIAL : next TARGET adalah MA50 / yield 4.44%, disusul upper channel sekitar 4.52%.

ID10YT : Uptrend masih on track dalam rangka menuju TARGET yield 7.325%. POTENTIAL : ketika break out Resistance yield 7.23% – 7.28% maka harga akan lanjutkan penurunan.

Download full report HERE.