Today’s Outlook:
Aksi jual besar-besaran terjadi di beberapa pasar obligasi pemerintah terbesar dunia dan kenaikan US Dollar yang terus berlanjut mengirimkan gelombang kejutan ke pasar keuangan, didukung tema utama bertumbuhnya terus faktor ketidakpastian akibat kebijakan Presiden terpilih AS Donald Trump. Pada hari Rabu (08/01/25) , YIELD US TREASURY benchmark tenor 10 tahun, yang menopang triliunan Dollar dalam transaksi global harian, melonjak hingga di atas 4,7%, tertinggi sejak April, dan yield obligasi dari rekan INGGRIS naik 11bps menjadi 4,82% , tertinggi sejak 2008. Imbal hasil lelang GERMAN BUND tenor 10 tahun juga terkerek ke level tertinggi dalam 6 bulan pada 2.510%, dibanding 2.07% pada sebulan lalu; di tengah German Factory Orders & Retail Sales mereka yang terkontraksi kian dalam di bulan Nov. Trend percepaan Inflasi EUROZONE serta meningkatnya pasokan obligasi menyebabkan imbal hasil obligasi acuan EUROZONE , terakhir sedikit berubah ke level 2,521%, setelah sempat mencapai High 2,534%, tertinggi sejak Juli tahun lalu. Hal ini memicu gelombang sell-off dalam mata uang Eropa terhadap greenback, termasuk Poundsterling, yang turun lebih dari 1% sebelum akhirnya sedikit pulih ; serta Euro yang mendekati angka USD 1.
Trump, dalam konferensi pers di Mar-a-Lago pada hari Selasa, mengecam tingginya suku bunga AS meskipun Federal Reserve sedang berada di tengah siklus pelonggaran dan Inflasi ditengarai bisa mengamuk terus. Diketahui sosok Trump menyimpan potensi untuk menerapkan tarif perdagangan yang lebih tinggi, pemotongan pajak, dan deregulasi , yang mana semuanya itu mengancam naiknya Inflasi dan membebani keuangan pemerintah, sehingga juga membatasi ruang lingkup Federal Reserve untuk memangkas suku bunga. Para pelaku pasar melihat bahwa tercermin ketidakpastian kebijakan fiskal yang terus meningkat menjelang pelantikan pemerintahan baru, secara 85% dari kenaikan yield yang ada sejak pertengahan September disebabkan oleh term premium. Term premium mengacu pada ekspektasi return lebih yang diperoleh investor dengan memegang Obligasi Pemerintah AS yang bertenor lebih panjang dibandingkan dengan memperpanjang T-bills. Adapun term premium saat ini untuk obligasi 10 tahun adalah 54 basis poin (bps), naik dari minus 29 bps pada pertengahan September. Ini berarti bahwa imbal hasil obligasi 10 tahun lebih tinggi 54bps daripada yang ekspektasi kebijakan The Fed.
GELOMBANG SUPPLY : Pemerintah negara lain sibuk memperbaiki keuangan mereka sendiri dan menopang ekonomi mereka, seraya meningkatkan penjualan obligasi. Imbal hasil jangka panjang, yang cenderung tidak terlalu rentan terhadap perubahan jangka pendek dalam ekspektasi kebijakan moneter, telah mencapai titik tertinggi dalam beberapa tahun secara global, sebagian karena gelombang besar supply obligasi baru di tahun ini. Pasar obligasi EROPA harus menyerap penerbitan besar-besaran untuk memulai tahun ini, dengan JERMAN menjual Bund 10 tahun senilai 5 milyar Euro, dan ITALIA menjual obligasi hijau (green bond) tenor 10 tahun dan 20 tahun baru melalui sindikasi. Imbal hasil obligasi INGGRIS tenor 30 tahun telah mencapai level tertinggi sejak 1998 menjadi sekitar 5,4%, menambah kekhawatiran tentang dampak biaya pinjaman yang lebih tinggi pada keuangan pemerintah Inggris yang sudah goyah.
Disinyalir ada sekitar USD 14,6 triliun utang US TREASURY yang jatuh tempo selama 2 tahun ke depan, yang berarti ada banyak utang yang harus diperpanjang lebih dari setahun. Para pedagang mengatakan pemerintahan Trump yang akan datang perlu mengubah fokus saat ini dengan lebih mengandalkan utang jangka pendek. Yield US Treasury tenor 30 tahun telah naik 60 basis poin dalam sebulan – kenaikan terbesar sejak Oktober 2023. Imbal hasil tersebut kini mendekati 5%, level yang jarang terlihat dalam dua dekade terakhir. Hal ini telah mendorong premi imbal hasil 30 tahun atas yield 2 tahun ke level tertinggi dalam hampir 3 tahun – dinamika yang dikenal sebagai “curve steepening”. Seiring dengan banyaknya obligasi yang perlu dijual, kurva menjadi lebih curam serta premi jangka waktu menjadi lebih tinggi pada obligasi yang bertenor lebih panjang.
MARKET SENTIMENT : Data ekonomi AS yang kuat telah membebani obligasi pemerintah AS dalam beberapa minggu terakhir, membuat para investor mengurangi ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga Federal Reserve lebih lanjut. Pasar hanya memperkirakan satu pemangkasan suku bunga saja yang akan terjadi pada tahun 2025 dengan besaran 25bps, sementara hanya melihat peluang sekitar 60% untuk adanya pemangkasan kedua di tahun ini. ADP Nonfarm Employment Change menyatakan adanya tambahan 122ribu pekerjaan baru di sektor swasta pada bulan Dec, lebih rendah dari forecast maupun bulan Nov. Walau demikian, Initial Jobless Claims mencatat klaim pengangguran justru muncul 201ribu saja di pekan terakhir, lebih rendah dari konsensus 214ribu dan pekan sebelumnya 211ribu.
MARKET ASIA : Inflasi CHINA (Dec) akan jadi sorotan hari ini , di mana konsensus menyebutkan CPI masih akan bertahan positif 0,1% yoy , walau turun dari bulan sebelumnya 0,2% ; namun PPI terdeteksi masih akan lanjutkan deflasi sebesar 2,4% , ketimbang 2,5% pada bulan Nov.
Domestic News
Pemerintah Siapkan Insentif Baru untuk Eksportir SDA yang Bawa Dolar Pulang
Pemerintah tengah menyiapkan tambahan insentif bagi para eksportir sebagai bagian dari kebijakan terbaru yang mengatur jangka waktu penyimpanan devisa hasil ekspor (DHE) sumber daya alam minimal satu tahun. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, insentif tersebut sedang dirancang bersama Bank Indonesia (BI) dan perbankan. “Kami sedang persiapkan dengan BI dan perbankan. Insentifnya [bakal] menarik,” ujarnya di Kantor Kemenko Perekonomian, Rabu (8/1/2025). Airlangga menyampaikan saat ini dirinya bersama kementerian dan instansi terkait masih mematangkan insentif tersebut. Dirinya berharap melalui insentif yang akan diberikan akan menarik devisa untuk pulang dari negara lain, utamanya Singapura, ke Tanah Air. Sebelumnya, Airlangga telah menindaklanjuti arahan Presiden Prabowo Subianto terakti DHE dengan memperpanjang ketentuan masa simpan dari semula minimal 3 bulan menjadi paling sedikit 1 tahun. (Bisnis)
Corporate News
PPRO: Pemegang Obligasi PPRO Tolak Wacana Konversi ke Saham, Ini Alasannya
Pemegang obligasi emiten konstruksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT PP Properti Tbk (PPRO) menolak wacana konversi utangnya menjadi saham. Pihaknya berharap perseroan dapat tetap mengakom009000odir pembayaran bunga dan pokok utangnya secara tunai. “Kami kan memberikan pinjaman (utang) dalam bentuk uang (tunai), harapan kami pun dibayarkan kembali dalam bentuk tunai, bukan saham. Kami terbuka untuk negosiasi selama hak kami tetap dapat dipenuhi,” ujar salah satu pemegang obligasi PPRO, ketika ditemui CNBC Indonesia, Selasa (7/1/2025). Seperti diketahui, PT PP Properti Tbk (PPRO) menunda pembayaran bunga ke-11 Obligasi Berkelanjutan II PP Properti Tahap IV Tahun 2022 Seri B yang seharusnya jatuh pada 14 Oktober 2024. Obligasi ini sendiri memiliki nilai pokok IDR 163,5 miliar dan bunga 10,60% per tahun, dan sedianya akan jatuh tempo pada 14 Januari 2025. Penundaan ini dilakukan karena Majelis Hakim Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah menetapkan PPRO dalam keadaan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) sementara selama 45 hari sejak 7 Oktober 2024 lalu. Wacana konversi pembayaran kewajiban obligasi dengan saham telah diketahui pihak pemegang obligasi lewat draft awal rencana penyelesaian kewajiban kepada kreditur yang dibagi ke dalam beberapa tranches atau metode pembayaran, berdasarkan jumlah tagihan terverifikasi dalam proses PKPU.
Recommendation
US10YT saat ini masih ngotot bertahan pada area tertinggi bulan Apr-Mei 2024, despite candle Doji di area resistance yang sudah muncul , ditimpali oleh RSI negative divergence yang juga sudah mengintai. Harusnya di tengah gejala-gejala seperti ini YIELD US TREASURY tenor 10 tahun siap-siap pullback, at least ke bantalan support terdekat sekitar 4.615% – 4.537%. Bahkan jika yield harus melandai ke arah 4.40% up to 4.36% US10YT masih aman di jalur uptrend channel-nya.
ID10YT juga masih merangsek naik tembus 7,188% , sedikit lagi mencapai titik-titik tertinggi bulan Apr-Jun 2024 pada 7,243%. RSI juga terdeteksi sama negative divergence ,menyiratkan uptrend ini mungkin akan segera temui akhirnya pada Resistance previous High tsb. Persiapkan kemungkinan yield pullback sejenak (serendah-rendahnya) ke arah: 7.05% – 7.0% sebagai Support dari pola naik channel ini.
Download full report HERE.