-GOVERNMENT BONDS-
Peluang Resesi Tekan Minat Lelang SUN. Menteri Keuangan memproyeksikan GDP Indonesia periode 3Q20 tumbuh negatif atau terkontraksi -1% hingga -2,9%. Sementara untuk sepanjang tahun 2020, proyeksinya berada di -0,6% sampai -1,7%. Proyeksi ini secara sah dan meyakinkan, bahwa Indonesia akan masuk jurang resesi. Sesuatu yang kali pertama dialami sejak 1999. Dalam lelang SUN kali ini, pemerintah mencatatkan total penawaran masuk senilai IDR 46,12 triliun. Seri FR0087 mencatatkan penawaran tertinggi, yaitu senilai IDR 12,79 triliun, dengan bid to cover ratio sebesar 2,15x. Pemerintah akhirnya memenangkan seri ini senilai IDR 5,95 triliun. Sementara itu, penawaran yang terkecil terjadi pada seri SPN03201223 senilai IDR 2,27 triliun dengan bid to cover ratio 2,27x dan dimenangkan senilai IDR 1 triliun. Sejumlah investor juga masih merespon negatif jumlah SUN yang ditawarkan akan terus melimpah, dan isu perubahan independensi Bank Indonesia (BI).

-CORPORATE BONDS-
Pefindo Tetapkan Peringkat Gagal Bayar Modernland. Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menetapkan peringkat selective default kepada Modernland Realty Tbk (MDLN). Peringkat ini berlaku untuk periode 17 September 2020 sampai 1 April 2021, dan tidak berlaku untuk efek utang yang dikeluarkan perusahaan, karena tidak memperhitungkan struktur serta berbagai ketentuan (provision) dari efek utang tersebut, tingkat perlindungan, dan posisi klaim dari pemegang efek utang. Selain peringkat selective default, Pefindo menetapkan peringkat CCC untuk obligasi Berkelanjutan I Tahap I Seri B Tahun 2015 milik Modernland Realty. Penetapan peringkat untuk obligasi senilai IDR 150 miliar tersebut didasarkan laporan keuangan perseroan per 31 Maret 2020 dan 31 Desember 2019. Efek utang dengan peringkat CCC saat ini rentan untuk gagal bayar dan tergantung pada kondisi bisnis dan keuangan emiten. Sementara itu, Modernland Realty melalui Rapat Umum Pemegang Saham Obligasi (RUPO) pada 14 Juli 2020 telah meraih persetujuan untuk melakukan restrukturisasi obligasi. Perseroan akan memperpanjang jatuh tempo obligasi Berkelanjutan I Modernland Realty Tahap I Tahun 2015 Seri B dari 7 Juli 2020 menjadi 7 Juli 2021. (Investor Daily)

-MACROECONOMY-
Kemenkeu Kaji Usulan Pembebasan Pajak Mobil Baru. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengkaji usulan dari Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengenai rencana pembebasan pajak mobil baru atau Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) nol persen. Adapun Insentif fiskal yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku industri salah satunya otomotif adalah pajak penghasilan (PPh) Pasal 22 impor. Sebelumnya, Kementerian Keuangan menerima berbagai masukan dan usulan dari berbagai pihak termasuk usulan dari Kementerian dan Lembaga pembina sektor di tengah pandemi Covid-19. Isi usulan secara garis besar adalah pembebasan pajak-pajak terkait secara sementara pada saat pandemi untuk melindungi industri kendaraan bermotor dari potensi kerugian yang dalam. (Investor Daily)

-RECOMMENDATION-
Investor Mencermati Proyeksi GDP Terbaru. Rencana amandemen undang-undang Bank Indonesia (BI), dan proyeksi resesi Indonesia oleh Menteri Kuangan, masih menjadi sentimen negatif pasar obligasi hari ini. Kemarin, rupiah melemah 0,41% ke level IDR 14.750/USD. Sebelumnya, Sri Mulyani memproyeksikan ekonomi 3Q20 akan terkontraksi -1,1% hingga positif +0,2%. Namun, proyeksi terbaru per September 2020 menjadi terkontraksi -2,9% hingga -1,0%. Negatif teritori pada 3Q20 ini akan berlangsung di 4Q20. Pernyataan Sri Mulyani ini menunjukkan Indonesia akan sah mengalami resesi di 3Q20, setelah pertumbuhan ekonomi mengalami kontraksi 5,32% di kuartal sebelumnya. Adapun, sentimen negatif eksternal berasal dari Eropa yang menyebutkan Inggris kemungkinan akan kembali menerapkan kebijakan lockdown akibat peningkatan kasus penyakit virus corona (Covid-19). Tidak hanya Inggris, banyak negara Eropa mengalami hal yang sama, sehingga dikhawatirkan membuat pemulihan ekonomi Eropa kembali stagnan.