Today’s Outlook:
Indeks harga PCE, yang merupakan ukuran Inflasi favorit The Fed, secara bulanan melambat ke laju 0% bulan Oktober, dibandingkan dengan perkiraan 0,1% dan dari 0,4% bulan lalu; secara tahunan turun menjadi 3,4% dari 3,7% pada periode sebelumnya. Sementara itu, Inflasi PCE inti yang diyakini Fed sebagai pengukur yang lebih akurat untuk Inflasi, melambat menjadi 3,5% yoy dari 3,7% di bulan sebelumnya. Laju Inflasi yang melambat terjadi bahkan ketika pasar tenaga kerja terlihat lebih kuat dari yang diharapkan karena klaim pengangguran mingguan ternyata berada di bawah ekspektasi. Pada minggu terakhir yang di-update, Initial Jobless Claims dirilis pada angka 218 ribu, lebih kecil dari estimasi 220 ribu walaupun berhasil membesar dari pekan sebelumnya 211 ribu.
Imbal hasil obligasi tidak terpengaruh oleh tanda-tanda perlambatan Inflasi, dengan yield US Treasury bertenor 10 tahun naik 7,1 basis poin menjadi 4,339%. Dari sudut data ekonomi, malam nanti AS akan umumkan data PMI mengikuti beberapa negara besar Asia & Eropa yang terjadwal sama pada hari ini.
Presiden Fed New York Williams mengatakan pada hari Kamis bahwa siklus kenaikan suku bunga Fed kemungkinan besar telah berakhir, meskipun memperingatkan bahwa jika disinflasi tidak berlanjut, maka bank sentral dapat melanjutkan kenaikan. Pernyataan tersebut muncul menjelang pidato ketua Fed Jerome Powell pada hari Jumat. Fed Chairman diperkirakan akan menyampaikan sebuah pidato lagi pada acara diskusi dengan Presiden Spelman College, Helene Gayle.
Harga Minyak turun dalam perdagangan yang volatile di hari Kamis (31/11/23) setelah anggota OPEC+ setuju untuk menambah pengurangan produksi sukarela, yang mana jumlahnya tidak sesuai dengan ekspektasi. Anggota OPEC+ di luar Saudi Arabia dan Russia berencana untuk melakukan pemangkasan produksi sukarela tambahan, dengan total sekitar 684.000 barel per hari, yang tidak sesuai dengan ekspektasi sekitar 1 juta barel. Langkah yang tidak biasa ini menunjukkan tanda-tanda potensi perpecahan di dalam grup, di mana rencana pemangkasan sukarela ini diumumkan oleh masing-masing anggota OPEC+, bukan oleh sekretariat. Arab Saudi berjanji untuk memperpanjang pemangkasan sukarela sebesar 1 juta barel per hari hingga akhir kuartal pertama, sementara Rusia mengatakan akan memperdalam pembatasan ekspor minyak mentahnya menjadi 500.000 barel per hari dari 300.000 barel per hari sebelumnya.
MARKET ASIA & EROPA: Korea Selatan menetapkan suku bunga acuan tak berubah di level 3.5% pada kebijakan moneter mereka yang telah di pertahankan selama 8 bulan. Manufacturing PMI China melemah di bawah ekspektasi, belum mampu keluar dari wilayah kontraksi: walau untungnya secara Composite PMI mampu bertahan di level 50.4 dalam area ekspansi. Jerman melaporkan Retail Sales yang membaik di bulan Oktober, walau Unemployment Rate di bulan November malah bertambah menjadi 5.9%. Eurozone keluarkan perkiraan awal Inflasi November yang melandai ke level 2.4% yoy, dan Core CPI diperkirakan mampu mendingin ke angka 3.6% yoy. Dari Benua Asia, hari ini Jepang, Korea Selatan, China, dan Indonesia akan serentak merilis angka PMI. Tak lupa para pelaku pasar Indonesia akan fokus pada data Inflasi November yang sedianya dirilis sekitar jam 11.00 WIB di mana konsensus perkirakan Inflasi memanas ke level 2,71% YoY dibanding 2,56% pada bulan sebelumnya. Inflasi inti yang kecualikan harga barang volatile seperti bahan makanan dan energi, juga disangka akan menguat ke level 1,97% YoY dari 1,91% pada bulan Oktober.
Corporate News
Laris Manis Obligasi Tower Bersama (TBIG) Oversubscribed 150% Emiten menara telekomunikasi portofolio Saratoga, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) sukses menerbitkan obligasi berkelanjutan VI tahap II tahun 2023 senilai IDR 1.5 triliun, yang mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) dari investor hingga 150%. Direktur Keuangan Tower Bersama Infrastructure Helmy Yusman Santoso mengatakan penawaran obligasi yang oversubscribed didorong oleh peringkat TBIG di level AA+ dari Fitch Ratings dan prospek industri menara yang masih menjanjikan. Obligasi TBIG terbaru ini telah melewati penawaran umum selama 28- 29 November 2023. Surat utang akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada 6 Desember 2023. Berdasarkan prospektus 16 November 2023, Obligasi VI tahap II TBIG memiliki tingkat bunga tetap 6.75% per tahun, dengan jangka waktu 370 hari kalender sejak tanggal emisi. Bunga obligasi akan dibayarkan setiap triwulan, dengan bunga obligasi pertama akan dibayarkan pada tanggal 5 Maret 2024, dengan bunga terakhir akan dibayarkan pada 15 Desember 2024. (Bisnis)
Domestic Issue
Pemerintah Lakukan Pembelian Kembali SUN IDR 15.42 Triliun dengan LPS Pemerintah melakukan pembelian kembali (buyback) Surat Utang Negara (SUN) senilai IDR 15.42 triliun dengan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melalui cara bilateral buyback. Adapun pembelian kembali telah dilakukan pada 23 November 2023, namun settlemen dilakukan pada 30 November 2023, seperti pernyataan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu), di Jakarta, Kamis. Pelaksanaan bilateral buyback dilakukan berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 114 Tahun 2023 tentang Pembelian Kembali Surat Utang Negara di Pasar Sekunder. Secara perinci, terdapat dua seri SUN yang dibeli kembali (source bonds), yakni FR0070 dan FR0077. SUN seri FR0070 jatuh tempo pada 15 Maret 2024, sedangkan FR077 pada 15 Mei 2024. FR0070 memiliki nominal IDR 7.85 triliun dengan harga 100.82 persen, sementara FR0077 memiliki nominal IDR 7.57 triliun dengan harga 100.83 persen. (Antara News)
Recommendation
US10YT berhasil naik kembali ke atas yield 4.30%. Tampaknya depresiasi yield memang telah mencapai area bottom. Dari pola Bullish reversal Double Bottom intraday, technical rebound berpotensi terjadi sampai area yield 4,34% sebagai target terdekat. ADVISE: SPECULATIVE BUY.
ID10YT kembali turun menguji level Support yield dari previous Low sekitar 6,615%. Jika ini pun ternyata masih jebol juga maka akan meluncurkan ID10YT back on track menuju target bottom 6.465%. ADVISE : HOLD; BUY ON WEAKNESS.
Download full report HERE.