Today’s Outlook:
MARKET AS: Obligasi AS mengakhiri tahun ini di posisi yang sama dengan tahun sebelumnya (di bawah 4%) setelah terjadi perubahan besar pada acuan suku bunga pada tahun lalu. Imbal hasil Treasury 10 tahun berada di 3,866%, naik 1,6 bps pada hari itu dan tepat di kisaran levelnya pada awal tahun. Kinerja tahunan tersebut menutupi beberapa perubahan besar, karena imbal hasil obligasi sempat mencapai puncaknya 5,021% di bulan Oktober, tertinggi sejak 2007, sebelum mundur dan mendorong reli saham. Di balik penurunan yield obligasi ini adalah penurunan inflasi yang berkelanjutan di seluruh dunia yang mendorong ekspektasi bahwa bank bank sentral akan memangkas suku bunga pada awal tahun depan. Perekonomian AS tetap kuat, memberikan harapan untuk “Soft landing”.
Pasar keuangan saat ini memperkirakan Federal Reserve AS akan memulai penurunan suku bunga pada bulan Maret, menurut CME FedWatch. Para investor juga memperkirakan pelonggaran lebih dari 150 bps tahun depan oleh The Fed, Bank Sentral Eropa, dan Bank of England.
Market CHINA berkinerja buruk pada tahun 2023, meskipun ada optimisme di awal tahun ketika Beijing mengakhiri kebijakan zeroCOVID policy.
CURRENCY: DOLLAR naik pada hari Jumat tetapi mengalami penurunan sekitar 2% pada tahun 2023 setelah dua tahun kenaikan yang kuat, dengan penurunan yang mencerminkan penurunan imbal hasil AS.
KOMODITAS: Gandum dan jagung berjangka Chicago mengalami penurunan tahunan terbesar dalam satu dekade karena menghilangnya hambatan pasokan di wilayah Laut Hitam dan produksi yang lebih tinggi cenderung melemahkan harga. Harga MINYAK turun 10% sepanjang tahun 2023 setelah satu tahun pergerakan liar yang didorong oleh kekhawatiran geopolitik, pengurangan produksi OPEC+, serta langkah-langkah global untuk mengendalikan inflasi. Pada hari Jumat, minyak mentah AS turun 0,57% menjadi USD71,36 per barel dan Brent berada di USD77,08, turun 0,09% pada hari itu. Harga EMAS turun pada hari Jumat menjadi USD2.062 per ounce pada tahun terbaiknya sejak 2020, didukung oleh harapan Federal Reserve AS dapat memangkas suku bunga paling cepat pada bulan Maret.
INDONESIA: Memulai tahun 2024, para investor / trader akan disajikan sejumlah data mulai pagi ini yaitu : Nikkei Manufacturing PMI (Dec) dan yang menjadi highlight adalah Inflasi (Dec) yang diperkirakan berada pada level 2.72% yoy, mengempis dari 2.86% di bulan Nov. Core Inflation (Dec) pun diprediksi mampu sedikit melandai ke 1.85% yoy. Dari luar negeri, pun sudah ada beberapa data PMI dari Germany, Eurozone, dan AS yang sedianya akan terpaparkan hari ini.
Corporate News
Obligasi Adira Finance (ADMF) IDR 328 Miliar Jatuh Tempo Januari 2024, Perusahaan Siapkan Kas Internal PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (ADMF) atau Adira Finance menyiapkan dana pelunasan obligasi dan sukuk pada tahun depan. Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Jumat kemarin (29/12/2023), terdapat satu obligasi dan satu sukuk yang jatuh tempo pada 23 Januari 2024. Keduanya adalah Obligasi Berkelanjutan IV Adira Finance dengan Tingkat Bunga Tetap Tahap VI Tahun 2019 Seri C yang memiliki nilai nominal IDR 328 miliar. Obligasi tersebut memiliki tingkat bunga sebesar 7.79%. Kemudian Sukuk Mudharabah Berkelanjutan III Adira Finance Tahap III Tahun 2019 Seri C dengan nominal IDR 32 miliar. Diberitakan sebelumnya, Adira Finance akan melunasi obligasi yang jatuh tempo pada 2024 dengan menggunakan kas internal. (Bisnis)
Domestic Issue
Sri Mulyani Beberkan Fakta, APBN 2023 Defisit IDR 241,4 Triliun Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan kondisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 tercatat mengalami defisit IDR 241.4 triliun per 28 Desember 2023. Angka defisit tersebut didapatkan dari realisasi pendapatan negara yang mencapai IDR 2,725.4 triliun. Sementara belanja negara terealisasi senilai IDR 2,966.8 triliun. Adapun, realisasi pendapatan negara tersebut telah mencakup 110% target APBN awal senilai IDR 2,463 triliun, atau tembus 103.3% dari target revisi yang tercantum dalam Perpres No. 75/2023 dengan angka IDR 2,637.2 triliun. Sementara belanja negara yang pada awalnya ditargetkan sejumlah IDR 3,061.2 triliun, dikerek naik menjadi IDR 3,117.2 triliun dalam Perpres No. 75/2023. Artinya, realisasi belanja hingga 28 Desember 2023 mencapai 96.9% dari target awal dan 95.17% dari target revisi. Sebelumnya, per 12 Desember 2023, Sri Mulyani mengumumkan posisi defisit di angka IDR 35 triliun. Dengan demikian, dalam waktu kurang lebih dua minggu defisit naik sekitar IDR 206.4 triliun. Defisit yang terjadi ini pun juga seiring dengan naiknya realisasi belanja pemerintah yang terus didorong. Meski demikian, defisit ini belum secara keseluruhan sepanjang 2023, karena Kementerian Keuangan melakukan tutup buku per 29 Desember 2023. (Bisnis)
Recommendation
US10YT : Masih terkunci di dalam pattern bearish PARALLEL CHANNEL walau terdeteksi sudah ada usaha break Resistance pertama / MA10 ( ke atas yield 3.875%). Resistance krusial adalah upper channel dan MA20 pada yield 3.971%, yang mana apabila bisa ditembus maka akan mematahkan pola downtrend ini. ADVISE : HOLD ; BUY ON BREAK.
ID10YT : Masih belum menemukan alasan untuk rebound walau terdeteksi limited downside potential ke area target bottom : yield 6.465% ; terdeteksi dari RSI yang sudah menunjukkan gejala positive divergence. Resistance terdekat : MA10 / yield 6.515%. ADVISE : HOLD ; WAIT & SEE.
Download full report HERE.