Government Bonds
Pasar Surat Utang Negara (SUN) ditutup mixed, setelah investor mencermati pernyataan ketua the Fed. Bahwa kenaikan inflasi AS itu bakal bersifat temporer atau sesaat. Pernyataan ini, sekaligus menekankan bahwa ekonomi AS menguat, walaupun masih terdampak pandemi Covid-19. Pergerakan SUN kemarin, di tengah kenaikan yield UST, setelah dua pejabat the Fed memperingatkan bahwa inflasi tinggi mungkin lebih lama dari antisipasi pasar.

Corporate Bonds
Peringkat idAAA Obligasi Bank CIMB Niaga. Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat idAAA untuk Obligasi Berkelanjutan II Bank CIMB Niaga Tahap IV tahun 2018 Seri B sebesar IDR 137 miliar yang akan jatuh tempo pada 20 September 2021. Kesiapan CIMB Niaga untuk membayar obligasi yang akan jatuh tempo tersebut didukung oleh penempatan pada Bank Indonesia sebesar IDR 13,5 triliun per 30 April 2021. (Kontan)

Macroeconomy
World Bank Sarankan Tarif Cukai Hasil Tembakau Naik. World Bank dalam laporannya yang berjudul Indonesia Economic Prospects menyarankan agar pemerintah Indonesia meningkatkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) atau rokok pada 2022. Cara itu diyakini bisa meningkatkan penerimaan negara di tahun depan. World Bank juga menilai pemerintah Indonesia dapat melakukan penyederhanaan struktur CHT saat ini yang terdapat sepuluh layer. Dengan demikian, semakin banyak industri rokok yang menyetor cukai dengan tarif lebih tinggi dari saat ini. (Kontan)

Recommendations
Kasus Harian Baru Covid-19. Kenaikan kasus harian baru Covid-19 di Indonesia, menjadi fokus utama pasar SUN akhir pekan. Dari sisi global, investor juga mencermati rilis salah satu data inflasi. Selain SUN tenor pendek, pelaku pasar dapat mulai mencermati PBS027 (1,9-tahun); PBS017 (4,3-tahun); PBS030 (7,1-tahun); PBS029 (12,7-tahun); dan PBS028 (25,3-tahun). Kelima seri Sukuk tersebut akan ditawarkan pada lelang pekan depan.