Today’s Outlook:
MARKET SENTIMENT : Presiden AS terpilih DONALD TRUMP mengakhiri spekulasi selama berminggu-minggu ketika ia mengumumkan nama Menteri Keuangannya, dengan beberapa ahli strategi investasi mengatakan Bessent dapat mengambil langkah-langkah untuk menahan pinjaman pemerintah lebih lanjut. Pengangkatan Bessent telah meredakan beberapa kekhawatiran fiskal tentang kemungkinan tarif baru, yang telah mendorong imbal hasil obligasi lebih tinggi menjelang pemilihan. Bessent dikenal sebagai sosok yang menyerukan reformasi pajak & deregulasi bagi perusahaan AS. Ia juga menentang pengenaan tarif perdagangan yang terlalu ketat, sehingga diharapkan bisa mengurangi prospek perang dagang di bawah pemerintahan Trump . Imbal hasil US Treasury turun tajam, di mana obligasi tenor 30 tahun memimpin penurunan imbal hasil secara keseluruhan.
Harapan bahwa Trump, bersama dengan Kongres Republik, dapat menepati janjinya tentang kebijakan yang ramah bisnis telah menjadi pendorong terbaru bagi perusahaan berkapitalisasi kecil. Mereka telah menjadi sorotan sejak Federal Reserve AS memulai siklus pelonggaran kebijakan moneternya pada bulan September. Kebijakan suku bunga rendah bisa membantu sektor Real Estate yang sensitif terhadap interest rate beranjak naik, sementara indeks Perumahan juga melonjak 4,5%. Namun, kekhawatiran tetap ada bahwa tekanan inflasi dapat melonjak dan memperlambat laju pelonggaran kebijakan moneter The Fed. Investor baru-baru ini hadapi dilemma antara harapan jeda versus pemotongan suku bunga lebih lanjut pada pertemuan FOMC MEETING bulan Desember. CME FedWatch survey menunjukkan kemungkinan sebesar 56,2% bahwa bank sentral akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin lagi. PCE PRICE INDEX, pengukur inflasi favorit bank sentral, akan menjadi perhatian investor AS akhir minggu ini, yang akan nikmati hari libur Thanksgiving. Lebih banyak data sektor Property hari ini juga akan dipantau, seperti : Building Permits dan New Home Sales keduanya utk bulan Oct. Pelaku pasar juga akan nantikan angka Conference Board Consumer Confidence (Nov) yang sepertinya menguat ketimbang bulan Oct.
MARKET EROPA & ASIA : GERMAN Ifo Business Climate Index (Nov) perkirakan iklim usaha masih akan cenderung sulit 6bulan ke depan. Siang ini BANK OF JAPAN akan merilis Core CPI dengan forecast 1,8% yoy versus previous 1.7%.
KOMODITAS : Harga MINYAK drop lebih dari USD 2 per barel pada hari Senin setelah ISRAEL dan LEBANON ditengarai telah menyetujui persyaratan kesepakatan untuk mengakhiri KONFLIK ISRAEL-HIZBULLAH, mengutip pejabat senior AS yang tidak disebutkan namanya. Minyak mentah BRENT ditutup pada USD 73,01 / barel, turun USD 2,16, atau 2,87%. Minyak mentah US WTI berakhir pada USD 68,94 per barel, anjlok USD 2,30 atau 3,23%. Israel mengatakan pada hari Senin bahwa mereka sedang bergerak menuju gencatan senjata dalam perang dengan Hizbullah tetapi masih ada masalah yang harus diatasi, sementara pejabat Lebanon menyuarakan optimisme yang hati-hati tetapi mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak dapat dipercaya. Baik kontrak Brent maupun US WTI minggu lalu mencatat kenaikan mingguan terbesar sejak akhir September hingga mencapai level settlement tertinggi sejak 7 November setelah Rusia menembakkan rudal hipersonik ke Ukraina sebagai peringatan kepada Amerika Serikat dan Inggris menyusul serangan Ukraina terhadap Rusia menggunakan senjata AS dan Inggris.
OPEC+, pada pertemuan berikutnya hari Minggu 1Dec , mungkin mempertimbangkan untuk menghentikan pemangkasan produksi minyak saat ini mulai 1 Januari, Menteri Energi Azerbaijan Parviz Shahbazov mengatakan kepada Reuters. Kelompok tersebut telah menunda kenaikan produksi tahun ini di tengah kekhawatiran lesunya permintaan global.
INDONESIA: Nilai tukar RUPIAH masih terancam steady di kisaran 15800-an sampai 16000 di bulan terakhir 2024 ini, walau turunnya yield US Treasury & Dollar Index sedikit mengumpulkan harapan akan adanya sedikit pelemahan USD. Jika Rupiah mampu “menguat” ke bawah 15790 maka baru berpeluang untuk menuju 15580- 15400.
Domestic Issue
Lelang SUN 26 November 2024: Ini 8 Rincian Seri yang Ditawarkan
Pemerintah menggelar lelang Surat Utang Negara (SUN) dalam mata uang rupiah pada Selasa (26/11). Berdasarkan pengumuman Ditjen Pengelolaan Utang Kemenkeu, pemerintah mematok target indikatif senilai IDR 22 triliun dengan target maksimal IDR 33 triliun Akan ada delapan seri SUN yang dilelang pada 29 November 2024, yang terdiri dari seri SPN (Surat Perbendaharaan Negara) dan ON (Obligasi Negara). Adapun perolehan dana tersebut akan digunakan untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2024. Lelang akan dibuka pada Selasa (26/11) pukul 09.00 WIB dan ditutup pukul 11.00 WIB. Tanggal setelmen lelang yakni pada Kamis 28 November 2024. Berikut perincian SUN yang akan dilelang pada 26 November 2024: SPN03250226 (New Issuance), SPN12251127 (New Issuance), FR0104 (Reopening), FR0103 (Reopening), FR0098 (Reopening), FR0097 (Reopening), FR0102 (Reopening) dan FR0105 (Reopening). (Data Indonesia Id)
Corporate News
HRTA: PEFINDO Tegaskan Peringkat idA untuk Surat Utang HRTA yang Akan Jatuh Tempo
PEFINDO menegaskan peringkat idA untuk Obligasi Berkelanjutan I Tahap I senilai IDR 600 miliar yang diterbitkan PT Hartadinata Abadi Tbk (IDX: HRTA). “Periode Rating berlaku sejak 20 November 2024 – 19 December 2024,” sebut pernyataan PEFINDO dalam rilis Jumat (22/11). Adapun surat utang ini akan jatuh tempo pada tanggal 19 Desember 2024. Perusahaan berencana melunasi surat utang tersebut menggunakan kombinasi kas dan logam mulia sekitar IDR 600 miliar, fasilitas kredit perbankan yang belum digunakan sebesar IDR 2,4 triliun serta penerbitan surat utang baru. HRTA didirikan pada tahun 2004 dan bergerak di bidang produksi dan penjualan perhiasan emas dan emas batangan. Produk Perusahaan meliputi kalung, cincin, gelang, anting, liontin, dan produk emas lainnya sesuai pesanan dengan kadar emas 30,0% sampai 99,99%. Selain itu, Perusahaan juga mengoperasikan usaha gadai dan secara aktif melakukan ekspansi ke pasar ekspor untuk perhiasan emas. (Pasardana)
Recommendation
YIELD US TREASURY tenor 10 tahun finally memulai dive pertama ke bawah Support MA20 (yield 4.365% jadi Resistance terdekat now), sesuatu yang tak pernah terjadi dalam uptrend-nya sejak awal Oct. Dengan demikian mengawali laju penurunannya ke Target Support yield berikutnya : sekitar 4.155% – 4.115%. POTENTIAL : Penguatan harga obligasi diperkirakan bisa mulai melaju lebih cepat.
ID10YT mencoba mencari ground di Support pertama : MA10 / yield 6.892% (dengan Target 6.942% – 7.0%) walau sepertinya bound to drop further ke Support kedua : MA20 / 6.834% ; atau bahkan kembali menyusuri lower channel sekitar 6.80%. POTENTIAL : bersiap akan laju penguatan harga obligasi yang lebih cepat begitu yield tembus Support pertama.
Download full report HERE.